Mengenal Perilaku Impulsif, Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya
Tindakan impulsif bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak terduga di kemudian hari. Jika kamu salah satu orang yang impulsif, ketahui cara untuk mengatasinya.

DAFTAR ISI
Impulsif adalah sikap atau perilaku yang dilakukan tanpa pemikiran yang matang atau pertimbangan yang memadai. Orang yang impulsif cenderung bertindak secara spontan dan mendadak, tanpa memikirkan konsekuensi atau akibat dari tindakannya di kemudian hari.
Mereka mungkin merespons sesuatu dengan cepat tanpa mempertimbangkan secara mendalam atau melakukan evaluasi yang rasional terhadap situasi tersebut. Yuk, kenali perilaku ini lebih lanjut!
Mengenal Perilaku Impulsif, Ini Ciri-Cirinya
Orang yang impulsif bukan hanya spontan saja. Nah, ciri-ciri perilaku impulsif adalah:
1. Bertindak secara mendadak
Seseorang yang impulsif seringkali melakukan tindakan secara tiba-tiba dan tanpa pertimbangan yang matang. Mereka mungkin membuat keputusan atau bertindak dalam waktu singkat tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.
Awas, Sering Impulsif, Bisa Menjadi Gejala Awal Gangguan Kepribadian Ambang.
2. Tidak mampu atau sulit menunda kepuasan
Mereka cenderung ingin memperoleh kepuasan segera tanpa memikirkan dampaknya kemudian. Contohnya, mereka bisa menghabiskan uang secara impulsif atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
3. Kurang mampu merencanakan tindakan sendiri
Ciri lain impulsif adalah kurang atau tidak pandai merencanakan tindakannya sendiri. Mereka mungkin tidak mempertimbangkan segala aspek atau melakukan evaluasi yang mendalam sebelum bertindak.
Akibatnya, mereka cenderung membuat keputusan yang ceroboh atau tidak bijaksana.
4. Memiliki emosi yang kuat
Orang yang impulsif seringkali didorong oleh emosi yang kuat. Mereka sering merespons sesuatu secara emosional dan mengambil keputusan berdasarkan emosi saat itu.
Dari sini saja sudah tergambar kalau mereka sulit mengendalikan dan mengelola emosi mereka.
5. Butuh sensasi dan stimulasi yang intens
Orang yang impulsif juga butuh sensasi atau stimulasi yang intens. Mereka punya pribadi yang mudah bosan atau tidak puas dengan rutinitas dan selalu ingin mencari pengalaman baru untuk mendapatkan kepuasan instan.
6. Tidak memperhitungkan dampaknya
Orang yang impulsif seringkali kurang dalam mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka mungkin tidak memikirkan dampak jangka panjang atau bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain.
7. Sering terburu-buru
Mereka juga cenderung terburu-buru dalam mengambil keputusan atau bertindak tanpa memberikan diri mereka waktu untuk memikirkan secara matang. Hal ini bisa menghasilkan dampak yang tidak diinginkan atau malah menimbulkan kesalahan.
Pernah mendengar istilah impulse buying atau berbelanja tanpa berpikir panjang? Baca selengkapnya di artikel ini: “Impulse Buying: Pengertian, Penyebab, dan Cara Ampuh Mengatasinya“.
Bagaimana Cara Mengatasi Perilaku Impulsif?
Mengatasi sikap impulsif cukup menjadi tantangan. Selain itu, membiarkannya juga bisa berkembang menjadi masalah kesehatan mental. Kalau kamu termasuk orang yang impulsif, ada beberapa cara yang bisa kamu coba:
1. Tumbuhkan kesadaran diri
Pertama-tama, tumbuhkan kesadaran diri terhadap pola perilaku impulsif yang kamu miliki. Perhatikan situasi-situasi atau emosi tertentu yang sering memicunya. Dengan memahami pemicu-pemicu ini, kamu bisa lebih siap untuk mengatasi perilaku ini di masa depan.
2. Melatih diri untuk berpikir rasional
Latih diri untuk berpikir secara rasional sebelum mengambil keputusan atau bertindak. Tanyakan pada diri sendiri tentang konsekuensi jangka panjang dari tindakan yang akan kamu lakukan. Pertimbangkan alternatif- alternatif dan cari solusi yang lebih bijaksana.
Lantas, apakah Shopaholic, Termasuk Perilaku Impulsif? Ini Ulasannya
3. Coba teknik relaksasi
Ketika kamu merasa ada dorongan untuk bertindak impulsif, cobalah berlatih teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau olahraga ringan.
Teknik-teknik ini bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi emosi yang kuat. Perlu kamu pahami, Ini Tanda Gangguan Kontrol Impulsif yang Jarang Disadari.
4. Buat rencana yang matang
Coba buat rencana dan rutinitas untuk mengurangi tindakan impulsif. Buat jadwal harian atau mingguan yang terstruktur. Usahakan berpegang pada rencana tersebut sebisa mungkin.
Hal ini dapat membantu mengendalikan impulsivitas dan memberikan struktur yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
5. Cari dukungan
Kamu juga bisa berbagi pengalaman dengan orang-orang terdekat atau mencari dukungan dari kelompok atau profesional. Hal ini bisa membantu kamu untuk mengatasi sikap impulsif.
Mereka bisa memberikan saran, mendukung, dan membantu kamu dalam mengembangkan strategi yang lebih baik untuk menghadapi impulsivitas.
6. Pertimbangkan dampak jangka panjang
Saat akan mengambil keputusan, pertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan tersebut. Buat daftar manfaat dan kerugian dari setiap pilihan yang ada.
Pikirkan pula dampak terhadap tujuan jangka panjang yang ingin kamu capai. Cara ini bisa membantu kamu melihat gambaran yang lebih besar dan membuat keputusan yang lebih bijaksana.
7. Latihan kesabaran
Kesabaran adalah keterampilan yang penting untuk mengatasi impulsivitas. Latih diri kamu sendiri untuk menunda kepuasan dan belajar menahan diri. Mulailah dengan situasi kecil dan tingkatkan tantangannya secara bertahap seiring waktu.
Perlu diingat bahwa mengatasi perilaku impulsif membutuhkan waktu dan latihan yang konsisten.
Bantuan profesional psikiater di Halodoc bisa membantumu melihat masalah dengan lebih jernih, sehingga kamu dapat menemukan solusi lebih sehat untuk kondisi impulsif yang sering kamu hadapi.
Klik banner di bawah ini untuk menghubungi psikiater terpercaya:

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2025. Impulsive behavior: What happens in the brain?
Very Well Mind. Diakses pada 2025. What Is Impulsivity?
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Impulsivity?
FAQ
1. Apakah impulsif adalah perilaku yang bisa “menular” dari lingkungan sekitar?
Ya. Penelitian menunjukkan bahwa berada di lingkungan dengan keputusan cepat dan minim pertimbangan (misalnya teman yang suka belanja impulsif) dapat meningkatkan kecenderungan impulsif seseorang melalui proses imitasi sosial.
2. Benarkah impulsif adalah tanda bahwa otak sedang kelelahan?
Bisa jadi. Saat otak kelelahan, misalnya karena kurang tidur, bagian prefrontal cortex yang mengatur kontrol diri menurun fungsinya, sehingga perilaku impulsif meningkat tanpa disadari.
3. Apakah impulsif adalah reaksi biologis tubuh terhadap stres?
Ya. Saat stres, tubuh melepaskan kortisol dan adrenalin yang membuat otak lebih fokus pada respons cepat, bukan pertimbangan panjang, sehingga impulsif mudah terjadi.
4. Mengapa impulsif adalah perilaku yang sering muncul saat seseorang lapar?
Karena kadar glukosa yang turun dapat mengganggu fungsi pengambilan keputusan, sehingga otak lebih mudah memilih tindakan instan dibanding yang rasional.
5. Apakah impulsif adalah tanda bahwa seseorang kesulitan memproses emosi tertentu?
Sering kali demikian. Impulsivitas bisa muncul ketika otak mencoba “melarikan diri” dari emosi berat seperti cemas, marah, atau sedih, sehingga seseorang bertindak cepat tanpa memikirkan dampaknya.


