Meremas Payudara Picu Kanker? Ini Faktanya
Meremas atau memberikan tekanan ringan pada payudara tidak terbukti meningkatkan risiko kanker payudara.

DAFTAR ISI
- Fakta atau Mitos: Meremas Payudara dan Kanker Payudara
- Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Diketahui
- Faktor Risiko Kanker Payudara yang Lebih Signifikan
- Deteksi Dini Kanker Payudara: Langkah Penting untuk Kesehatan
- Kapan Harus ke Dokter?
Banyak mitos beredar seputar penyebab kanker payudara, salah satunya adalah anggapan bahwa meremas payudara dapat memicu penyakit ini. Apakah anggapan ini benar?
Simak bahaan mengenai fakta-fakta ilmiah mengenai hubungan antara meremas payudara dan risiko kanker payudara, serta faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh.
Fakta atau Mitos: Meremas Payudara dan Kanker Payudara
Faktanya, meremas atau memberikan tekanan ringan pada payudara tidak terbukti meningkatkan risiko kanker payudara.
Tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa trauma mekanis ringan pada jaringan payudara dapat menyebabkan mutasi sel yang memicu kanker.
Studi epidemiologi juga tidak menemukan hubungan signifikan antara trauma fisik ringan pada payudara dan peningkatan risiko kanker payudara.
Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi seperti kanker payudara? Ini Rekomendasi Dokter Bedah Onkologi di Halodoc yang bisa kamu hubungi.
Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Diketahui
Kanker payudara adalah penyakit kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Pemahaman yang lebih baik tentang penyebab kanker payudara akan membantu dalam upaya pencegahan yang lebih efektif.
Beberapa penyebab utama kanker payudara meliputi:
- Faktor Genetik: Mutasi pada gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
- Faktor Hormonal: Paparan hormon estrogen dan progesteron dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
- Gaya Hidup: Obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan merokok dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Faktor Risiko Kanker Payudara yang Lebih Signifikan
Selain penyebab utama, ada beberapa faktor risiko lain yang perlu diperhatikan:
- Usia: Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
- Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker payudara meningkatkan risiko.
- Riwayat Reproduksi: Menstruasi dini, menopause terlambat, dan tidak memiliki anak dapat meningkatkan risiko.
- Terapi Hormon: Penggunaan terapi hormon pengganti (HRT) dapat meningkatkan risiko.
Simak informasi lain mengenai Benjolan Payudara – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya di sini.
Deteksi Dini Kanker Payudara: Langkah Penting untuk Kesehatan
Deteksi dini merupakan kunci keberhasilan pengobatan kanker payudara.
Beberapa metode deteksi dini yang direkomendasikan meliputi:
- Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI): Lakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin setiap bulan untuk mendeteksi perubahan pada payudara.
- Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS): Lakukan pemeriksaan payudara oleh tenaga medis profesional secara berkala.
- Mammografi: Lakukan mammografi sesuai rekomendasi dokter, terutama bagi wanita berusia di atas 40 tahun.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika menemukan perubahan pada payudara, seperti:
- Benjolan baru atau penebalan di payudara atau ketiak
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara
- Puting mengeluarkan cairan, terutama darah
- Perubahan pada kulit payudara, seperti kemerahan, kerutan, atau lesung pipit
Jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan payudara, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc.
Dapatkan informasi yang akurat dan tepercaya untuk menjaga kesehatan dengan klik banner di bawah ini!



