Mitos atau Fakta, Sesak Napas Bisa Sembuh Saat Puasa

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   27 April 2021
Mitos atau Fakta, Sesak Napas Bisa Sembuh Saat PuasaMitos atau Fakta, Sesak Napas Bisa Sembuh Saat Puasa

Halodoc, Jakarta - Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan umat Islam di seluruh dunia selama satu bulan. Ibadah ini mewajibkan setiap umat Islam untuk tidak makan dan minum dalam waktu tertentu. Karena jam makan jadi tidak teratur, masalah kesehatan juga bisa muncul karena kondisi ini. Salah satunya adalah sesak napas. 

Sesak napas adalah kondisi tidak nyaman yang menyulitkan seseorang bernapas karena kurangnya pasokan udara yang masuk ke paru-paru. Proses pernapasan yang normal terjadi ketika udara masuk ke paru-paru dan keluar dari paru-paru. Kondisi ini bisa terjadi ketika bagian-bagian tubuh tersebut harus bekerja ekstra untuk bernapas lantaran kurangnya oksigen atau udara yang masuk.

Proses pernapasan sendiri melibatkan bagian tubuh seperti paru-paru, diafragma, otot di dinding dada, pusat pernapasan di otak, jaringan saraf, molekul pensinyalan impuls saraf, serta sejumlah reseptor kimia dan mekanis di otak dan pembuluh darah.

Baca juga: Sesak Napas Tiba-Tiba? Ini 5 Cara Mengatasinya

Apakah Sesak Napas Bisa Sembuh Saat Puasa?

Saat berpuasa, banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan, di antaranya pola makan dan asupan nutrisi yang seimbang. Jika tidak, sejumlah penyakit akan mengintai. Penyakit yang rentan dialami saat bulan puasa adalah sesak napas, diare, dan penyakit kulit. Penyakit-penyakit ini timbul akibat konsumsi air yang terlalu sedikit dan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh saat beraktivitas.

Jadi, sesak napas justru akan mengintai kamu jika kebutuhan nutrisi tubuhmu tidak terpenuhi. Karena saat kekurangan air, bakteri akan mudah masuk akibat suhu tubuh yang meningkat. Sesak napas bisa terjadi karena banyak debu yang masuk ke dalam tubuh saat kerongkongan dalam kondisi kering. Akibatnya, virus yang berada di udara menempel dan menginfeksi area sekitar pernapasan dan menyebabkan sesak napas.

Untuk menghindari kondisi ini, jangan lupa untuk mengontrol asupan saat berbuka dan sahur. Asupan berupa vitamin dan mineral lebih diutamakan selain protein.

Baca juga: Belum Tentu Asma, Sesak Napas Bisa Juga Gejala Edema Paru

Sesak Napas, Begini Penanganannya

Penanganan pada pengidap sesak napas akan tergantung dari penyebabnya. Namun, ada beberapa penanganan sesak napas berdasarkan penyebabnya yang bisa dilakukan, seperti:

  • Jika kamu adalah perokok aktif, segeralah berhenti. Karena merokok bisa menghambat pernapasan. Dengan berhenti merokok, kamu bisa mengurangi risiko terjadinya berbagai penyakit serius, seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru, dan kanker.
  • Apabila seseorang mengalami sesak napas karena asma atau alergi, maka yang perlu dilakukan adalah menghindari unsur-unsur pemicu, seperti debu, asap rokok, polusi udara, bulu hewan peliharaan, atau serbuk sari.
  • Apabila seseorang mengalami sesak napas akibat dari mengonsumsi obat-obatan, dan alergi yang dialami sudah parah, biasanya dokter akan diberikan obat kortikosteroid hirup.
  • Jika kamu mengalami obesitas, ini bisa saja menjadi penyebab sesak napas. Menjalani diet dengan menurunkan berat badan ke tingkat yang sehat, pernapasan menjadi lebih lega.

Baca juga: Gejala Berupa Sesak Napas, Bronkitis Sering Dikira Asma

Apabila sesak napas terus kambuh, sebaiknya jangan tunda lagi untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Kini melakukan pemeriksaan di rumah sakit juga lebih mudah karena kamu bisa buat janji di Halodoc dulu sebelumnya. Dengan buat janji pemeriksaan di Halodoc, kamu jadi tak perlu lagi repot antre dan buang waktu lama di rumah sakit. Praktis bukan? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang! 


Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Heavy Breathing.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Heavy Breathing.
National Health Services UK. Diakses pada 2021. Shortness of Breath.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan