Mitos dan Fakta Tentang Kleptomania yang Harus Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 April 2019
Mitos dan Fakta Tentang Kleptomania yang Harus DiketahuiMitos dan Fakta Tentang Kleptomania yang Harus Diketahui

Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar istilah kleptomania? Ya, kleptomania adalah salah satu kondisi yang membuat pengidapnya senang mengambil miliki barang orang lain. Biasanya, kondisi kleptomania terjadi bukan karena adanya faktor ekonomi, namun kondisi ini terjadi hanya untuk memuaskan keinginan pengidap kleptomania saja.

Tidak hanya itu, barang yang diambil atau dicuri biasanya merupakan barang yang biasa-biasa saja, tidak memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan bahkan pengidap kleptomania sebenarnya mampu untuk membeli barang tersebut.

Baca juga: Waspada Tanda-Tanda Kleptomania pada Anak

Sebaiknya ketahui mitos dan fakta dari kondisi kleptomania:

1. Kleptomania Tidak Tahan dengan Dorongan untuk Mencuri

Pengidap kleptomania tidak dapat menahan diri untuk tidak mencuri. Berbeda dengan kebanyakan orang, pengidap kleptomania memiliki dorongan untuk mengambil barang orang lain ketika memiliki peluang besar.

Hal ini diakibatkan karena adanya pengaruh hormon serotonin. Pada pengidap kleptomania terjadi penurunan hormon serotonin yang memengaruhi perubahan hati dan mood seseorang. Selain serotonin, pengidap kleptomania mengeluarkan hormon dopamine ketika mengambil barang orang lain. Hal ini menyebabkan rasa senang dan ketagihan setelah mengambil barang orang.

2. Muncul Rasa Cemas Sebelum Mengambil Barang

Pengidap kleptomania dapat merasa cemas ketika akan mengambil barang orang lain. Faktanya, pengidap kleptomania sadar akan akibat yang harus ia alami ketika mengambil barang miliki orang lain, namun dorongan untuk mencuri begitu besar. Biasanya setelah pengidap berhasil mengambil barang yang diinginkan akan muncul rasa lega dan gembira.

Baca juga: Kenali Kleptomania pada Anak dan Cara Mengatasinya

3. Tindakan Dilakukan Secara Spontan

Pengidap kleptomania tidak merencanakan tindakan mereka melainkan melakukannya secara spontan. Selain itu, pengidap kleptomania kerap melakukan aksinya seorang diri. Tindakan yang dilakukan bisa dilakukan di mana saja bahkan di tempat ramai sekalipun.

4. Kleptomania Merupakan Penyakit Kambuhan

Tindakan kleptomania bisa dikatakan sebagai penyakit kambuhan. Meskipun pengidap klepto telah mendapatkan yang ia inginkan, namun dorongan untuk mencuri atau mengambil barang orang lain dapat muncul kembali. Dorongan yang muncul dalam intensitas yang berbeda. Terkadang keinginan mencuri sangat besar, namun terkadang hilang sama sekali.

5. Penggunaan Narkotika Bisa Memicu Kleptomania

Penggunaan narkotika dapat menyebabkan kadar opioid dalam otak tidak dalam jumlah yang normal. Hal ini memicu kondisi klepto pada seseorang yang menggunakan narkotika. Hal ini belum dapat dibuktikan secara klinis namun ada dugaan bisa memicu kleptomania.

6. Cedera Otak Salah Satu Penyebab Kleptomania

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami kondisi kleptomania. Seperti riwayat keluarga memiliki kondisi yang sama. Adanya trauma kepala atau cedera otak dapat menjadi penyebab kleptomania. Adanya gangguan kecemasan dan kejiwaan juga bisa menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami kleptomania.

7. Terapi Kognitif untuk Meringankan Gejala Kleptomania

Terapi yang digunakan untuk pengidap kleptomania adalah teori kognitif. Menjalani teori kognitif akan mengurangi keinginan untuk mencuri atau mengambil barang orang lain. Terapi ini bisa digunakan oleh pengidap kleptomania untuk mengenal hasrat keinginan mencuri. Dengan melakukan terapi ini, pengidap klepto dilatih untuk melakukan hal positif ketika hasrat itu muncul.

Jika kamu memiliki keluhan terhadap kesehatan tubuh, kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter. Yuk download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: Ini Sifat yang Menjadi Indikasi Seseorang Kleptomania

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan