Pemeriksaan Endoskopi untuk Pengidap Sakit Maag

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 Juni 2020
Pemeriksaan Endoskopi untuk Pengidap Sakit MaagPemeriksaan Endoskopi untuk Pengidap Sakit Maag

Halodoc, Jakarta – Maag adalah penyakit umum yang kerap terjadi ketika seseorang telat makan Meskipun tergolong ringan, maag berkembang menjadi kronis atau disebut GERD. Jika tidak ditangani, GERD bisa menyebabkan konsekuensi serius, yakni esofagitis, Barrett's esophagus bahkan kanker kerongkongan.

Tak sedikit pengidap GERD yang tidak menanggapi pengobatan maag biasa. Mereka juga mungkin mengalami gejala lain yang lebih serius, seperti penurunan berat badan, kesulitan menelan, anemia, atau tinja yang berwarna hitam. Jika gejala-gejala tersebut sudah muncul, dokter perlu melakukan endoskopi untuk memeriksa penyakitnya lebih detail dan mendalam. 

Baca juga: Kenali Perbedaan Antara Dispepsia dan GERD

Pemeriksaan Endoskopi untuk Deteksi Penyakit Maag

Sebelum pemeriksaan dimulai, dokter akan memberikan obat bius ringan agar kamu lebih rileks. Dokter juga dapat menyemprot tenggorokan dengan semprotan analgesik untuk membuat prosedur terasa lebih nyaman. Selama pemeriksaan endoskopi, dokter memasukkan tabung kecil yang dilengkapi kamera di ujungnya. Lalu, tabung ini dimasukkan melalui mulut ke kerongkongan. Endoskopi memungkinkan dokter untuk melihat lapisan kerongkongan dan lambung. 

Endoskopi biasanya berlangsung sekitar 20 menit. Kamu tidak perlu khawatir, endoskopi tidak terasa menyakitkan dan tidak mengganggu kemampuan untuk bernapas. Menurut Mayo Clinic, walaupun tes ini mendeteksi beberapa komplikasi GERD, hanya sekitar setengah dari pengidap asam lambung mengalami perubahan yang terlihat pada lapisan esofagus mereka.

Pengobatan untuk Atasi Maag

Maag yang tergolong ringan biasanya dapat diobati hanya dengan obat-obatan yang dijual bebas dan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat. Berikut ini obat-obatan yang bisa diperoleh atas rekomendasi dokter, yaitu:

  • Antasida untuk menetralkan asam lambung.
  • Obat-obatan untuk mengurangi produksi asam yang disebut penghambat reseptor H-2, seperti simetidin, famotidin dan nizatidin.
  • Obat untuk menghambat produksi asam dan menyembuhkan kerongkongan, yakni inhibitor pompa proton. Obat inhibitor pompa proton yang dijual bebas contohnya lansoprazole dan omeprazole.

Baca juga: Benarkah GERD bisa Memicu Kematian Mendadak? 

Apabila maag yang kamu alami tidak membaik dalam beberapa minggu, dokter akan meresepkan obat dengan dosis yang lebih tinggi atau prosedur pembedahan. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut ini prosedur-prosedur yang dapat dilakukan untuk mengobati maag, yaitu:

  • Transoral fundoplication. Ini merupakan prosedur pembedahan melalui mulut untuk mengencangkan otot dan mencegah refluks. Transoral fundoplication biasanya dilakukan dengan prosedur invasif minimal (laparoskopi). 
  • Perangkat LINX. Perangkat LINX berbentuk cincin magnetik kecil yang bekerja melilit persimpangan perut dan kerongkongan. Daya tarik magnetik dalam perangkat ini cukup kuat untuk menjaga persimpangan tetap tertutup yang dapat mencegah refluks. 
  • Fundoplication transition incisionless (TIF). Prosedur baru ini melibatkan pengencangan sfingter esofagus bagian bawah dengan membungkus sebagian esofagus bagian bawah menggunakan pengencang polipropilen. TIF dilakukan melalui mulut endoskop dan tidak memerlukan sayatan bedah, sehingga pengidap bisa pulih dengan cepat. 

Baca juga: Mengidap Maag? Hindari 10 Makanan yang Bisa Memicunya

Apabila kamu punya pertanyaan lain mengenai GERD dan pengobatannya, kamu dapat bicara dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi :
WebMD. Diakses pada 2020. Diagnosing Acid Reflux Disease.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Gastroesophageal reflux disease (GERD).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan