Penyebab dan Cara Mengobati Pneumonia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Desember 2018
Penyebab dan Cara Mengobati PneumoniaPenyebab dan Cara Mengobati Pneumonia

Halodoc, Jakarta – Pneumonia merupakan salah satu penyakit paru-paru yang cukup sering terjadi di Indonesia. Penyakit ini menyerang salah satu atau kedua paru-paru sehingga menyebabkan kantong udara di paru tersebut meradang dan membengkak. Selain itu, kantong-kantong udara kecil yang berada di ujung saluran pernapasan pengidap juga bisa dipenuhi dengan air atau cairan lendir. Itulah mengapa pneumonia sering disebut juga dengan istilah paru-paru basah. Sebenarnya, faktor apa yang menjadi penyebab pneumonia dan bagaimana cara mengobatinya? Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di sini.

Penyebab Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit paru yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri, jamur, dan virus. Jenis bakteri yang paling umum menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae.  Namun secara umum, berikut adalah faktor-faktor penyebab pneumonia:

  • Pneumonia akibat jamur. Jenis pneumonia ini paling sering dialami oleh orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau mengidap penyakit kronis.

  • Pneumonia akibat virus. Pneumonia juga bisa disebabkan oleh virus yang menjadi pemicu flu  atau pilek. Biasanya yang paling sering mengalami pneumonia ini adalah balita.

  • Pneumonia aspirasi. Pneumonia ini disebabkan karena pengidap tidak sengaja menghirup objek asing, contohnya muntah, ludah, ataupun makanan dan minuman.

Jenis kuman yang menjadi penyebab pneumonia juga dipengaruhi oleh lokasi tempat penularan terjadi. Contohnya, kuman penyebab pneumonia yang ada di lingkungan umum berbeda dengan jenis kuman penyebab pneumonia yang ada di rumah sakit.

Kuman penyebab pneumonia sendiri bisa menyebar ketika pengidap sedang bersin atau batuk. Virus dan bakteri penyebab pneumonia yang terkandung dalam bintik-bintik liur yang dikeluarkan pengidap saat batuk atau bersin bisa menginfeksi orang lain yang tidak sengaja menghirupnya. Risiko kamu terkena penyakit ini pun semakin tinggi bila memiliki faktor-faktor berikut:

  • Bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.

  • Lansia berusia di atas 65 tahun.

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid.

  • Punya kebiasaan merokok.

  • Mengidap penyakit kronis, seperti asma, diabetes, gagal jantung, ataupun penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

  • Lagi menjalani pengobatan kanker,  seperti kemoterapi.

  • Pernah mengidap penyakit stroke sebelumnya.

  • Sedang dirawat di rumah sakit. Pasalnya, virus dan bakteri penyebab pneumonia cukup banyak ditemukan di rumah sakit.

Cara Mengobati Pneumonia

Pada kasus pneumonia yang masih tergolong ringan, pengidap tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pengobatan bisa dilakukan sendiri di rumah dengan mengonsumsi antibiotik yang diresepkan oleh dokter serta banyak beristirahat dan minum. Selain itu, pengidap juga dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut agar gejala pneumonia bisa cepat mereda:

  • Minum obat pereda rasa sakit, seperti parasetamol atau ibuprofen yang bisa membantu menurunkan demam. Namun, bagi pengidap pneumonia yang punya alergi terhadap aspirin atau mengidap asma, tukak lambung dan gangguan hati, konsumsi obat pereda rasa sakit tidak dianjurkan.

  • Jangan mengonsumsi obat batuk. Batuk justru merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan dahak dari paru-paru. Oleh karena itu, hindari meredakan gejala batuk dengan cara mengonsumsi obat batuk. Melainkan, kamu bisa minum air hangat yang dicampur madu dan lemon untuk mengurangi batukmu.

  • Berhenti merokok. Bila kamu sudah terdiagnosis mengidap penyakit pneumonia, sebaiknya segera berhenti merokok karena kebiasaan ini bisa memperparah pneumonia.

Orang yang memiliki kondisi fisik yang sehat biasanya bisa segera pulih setelah 2—3 minggu melakukan pengobatan. Namun, apabila gejala pneumonia tidak kunjung membaik setelah 48 jam, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Oleh karena mungkin saja obat antibiotik yang kamu minum kurang efektif atau pneumonia disebabkan oleh faktor lain.

Pada kasus pneumonia yang sudah parah, pengidap perlu dirawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan medis. Di rumah sakit, pengidap akan diberikan antibiotik dan cairan tubuh lewat infus, serta oksigen untuk membantu pernapasan.

Bila kamu ingin tahu lebih banyak seputar pneumonia, tanyakan saja kepada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Caranya sangat praktis, kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play sekarang juga.

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan