Periksa Mata Sejak Dini, Kapan Sebaiknya Mulai Dilakukan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Oktober 2018
Periksa Mata Sejak Dini, Kapan Sebaiknya Mulai Dilakukan?Periksa Mata Sejak Dini, Kapan Sebaiknya Mulai Dilakukan?

Halodoc, Jakarta - Kesehatan mata harus tetap terjaga agar dapat melihat keindahan dunia. Pasalnya, terjadinya kelainan atau penyakit pada mata membuat kamu tidak mampu melihat dengan lebih jelas, bahkan mengalami kebutaan. Inilah alasan kamu harus rutin memeriksakan kondisi kesehatan mata. Lalu, kapan waktu yang tepat memulai rutin periksa mata?

Waktu Terbaik untuk Periksa Mata

Para ahli kesehatan yang tergabung dalam Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus juga American Academy of Ophthalmology berpendapat bahwa manfaat pemeriksaan mata lebih baik dilakukan sejak dini, yaitu sejak awal anak lahir ke dunia.

Saat bayi baru lahir, biasanya dokter memeriksa kesehatan matanya dengan menggunakan tes refleks berwarna merah untuk mengecek mata anak dalam kondisi normal. Selain itu, pengecekan refleks dilakukan untuk mengetahui terdapat gejala kelainan penglihatan atau tidak, terlebih jika genetik dari asal yang memiliki kelainan dan ketika bayi lahir dalam keadaan prematur.

Pemeriksaan selanjutnya bisa dilakukan ketika anak menginjak usia enam bulan hingga satu tahun. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengetahui perkembangan dari indera penglihatan sang buah hati. Memasuki usia 3 hingga 3,5 tahun, lakukan pemeriksaan kembali untuk mengecek kondisi ketajaman penglihatannya. Semakin bertambah usianya, periksa mata harus lebih sering dilakukan.

Menginjak usia lima hingga enam tahun, pemeriksaan mata harus kembali dilakukan karena di usia ini anak amat rentan mengalami rabun jauh. Sebaiknya, periksa mata dilakukan setiap dua kali dalam setahun saat di usia ini. Namun, apabila anak menunjukkan gejala tidak fokus dalam melihat dan tidak mampu melihat dengan jelas, sebaiknya bawa ia ke dokter untuk segera mendapatkan penanganan.

Gangguan Kesehatan yang Sering Menyerang Mata Anak

Sebanyak 5 hingga 10 persen anak usia prasekolah dan 25 persen anak ini berada di usia sekolah mengalami gangguan penglihatan. Ini artinya, penyakit kelainan pada mata tak hanya dialami oleh orang dewasa. Risiko ini meningkat jika anak membawa genetik dari orang tua yang memiliki masalah kesehatan mata.

Adapun gangguan kesehatan mata yang paling sering terjadi pada anak-anak yaitu:

  • Amblyopia

Penyakit ini disebut juga dengan penyakit mata malas, keadaan saat otak hanya memberikan rangsangan pada salah satu mata, bukan keduanya. Akibatnya, salah satu mata menjadi tidak fokus dan lebih malas.

  • Strabismus

Ini kondisi saat bagian hitam mata anak tidak berada pada posisi sejajar alias mata juling. Sebanyak empat persen anak di dunia mengalami kondisi ini dan membuat mata tidak mampu berfokus pada satu titik.

Selain itu, masih ada kelainan mata rabun jauh, rabun dekat, dan mata silinder atau astigmatisme yang umum terjadi, membuat anak harus mengenakan kacamata agar bisa melihat dengan lebih fokus dan jelas. Ajaklah ia periksa mata secara rutin, karena aktivitas anak yang kini cenderung tak bisa lepas dari gawai membuatnya rentan mengalami gangguan mata.

Selain itu, orang tua bisa menjaga kesehatan mata buah hati dengan memberikannya suplemen atau vitamin A. Tidak perlu risau jika tidak sempat membelinya, karena Halodoc memiliki layanan Apotek Antar. Namun, sebelum itu, download dulu aplikasi Halodoc di ponsel.

 

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan