Perlukah Vaksin COVID-19 Booster untuk Lansia?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   20 September 2021
Perlukah Vaksin COVID-19 Booster untuk Lansia?Perlukah Vaksin COVID-19 Booster untuk Lansia?

“Munculnya berbagai varian COVID-19 memicu diskusi, apakah vaksin booster diperlukan? WHO merekomendasikan, pemberian vaksin booster untuk masyarakat umum ditunda. Sementara FDA baru-baru ini mengeluarkan surat edaran, untuk merekomendasikan vaksin booster untuk lansia. Adanya kemungkinan efek samping miokarditis dari vaksin booster, perlu diteliti lebih lanjut.”

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini dikabarkan bahwa panel penasihat Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) memberi surat edaran, untuk merekomendasikan vaksin COVID-19 dosis booster untuk lansia. Vaksin COVID-19 yang direkomendasikan sebagai dosis booster pada orang berusia 65 tahun ke atas yaitu vaksin Pfizer.

FDA juga mengutamakan vaksin COVID-19 booster pada lansia, orang yang berisiko terkena penyakit parah, dan tenaga kesehatan. Sebelumnya, panel penasihat FDA memilih untuk menolak lisensi suntikan booster vaksin Pfizer pada anak-anak remaja usia 16 tahun ke atas. 

Lantas, perlukah vaksin COVID-19 booster  diberikan pada lansia?

Baca juga: Ketahui 4 Reaksi Kulit yang Bisa Dipicu Vaksin COVID-19

Kemungkinan Efek Samping Samping Miokarditis

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta semua negara untuk menunda pemberian vaksin booster, hingga sebagian besar masyarakat dunia mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 pertamanya. Namun, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, dan Israel, mengabaikan permintaan tersebut. 

Amerika Serikat memberikan suntikan booster  vaksin COVID-19 untuk warganya yang memiliki sistem kekebalan rendah, termasuk lansia. Pemberian vaksin COVID-19 booster di Amerika Serikat ini juga didorong akibat tingginya jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 varian delta. Sampai akhirnya saat ini panel penasihat FDA memberi surat edaran, untuk merekomendasikan vaksin COVID-19 dosis booster untuk lansia. 

Vaksin Pfizer dan mRNA memang memberikan manfaat yang berkelanjutan pada penyakit serius, atau mencegah kematian akibat infeksi COVID-19 jenis baru. Namun, data tentang manfaat jangka panjang vaksin booster ini lebih beragam dan cakupannya pun terbatas. 

Antibodi yang berkurang merupakan respon imun yang normal terhadap vaksin apa pun. Seperti halnya vaksin campak, gondok, dan rubella yang diberikan lebih dari dua dosis. Namun, yang jadi pertanyaan, seberapa cepat antibodi menurun, dan pada titik mana ia tidak lagi memberikan perlindungan yang cukup?

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Setelah Mengalami COVID-19

Mungkin bisa dipahami, bahwa munculnya berbagai varian virus COVID-19 menimbulkan berbagai diskusi tentang perlunya vaksin booster. Namun, manfaat dan risiko vaksin booster masih jadi pertimbangan. Masih perlu dipastikan, vaksin COVID-19  tidak memiliki efek samping seperti yang terlihat pada dosis pertama dan kedua. 

Selain itu, masih ada efek samping seperti miokarditis (peradangan jantung) dari jenis vaksin tertentu, yang sudah tercatat. Efek samping miokarditis ini dikhawatirkan juga muncul setelah lansia mendapatkan vaksin booster . Hal ini juga masih jadi perdebatan. Itulah sebabnya manfaat mutlak vaksin COVID-19 booster  masih diperdebatkan. Dikhawatirkan keputusan untuk memberikan vaksin COVID-19 booster masih terlalu dini dan berisiko. 

Utamakan Orang yang Belum Mendapatkan Vaksin

Kesampingkan dulu manfaat vaksin COVID-19 booster  berikut pro-kontranya. Perlu diketahui, pada awal September 2021 masih ada banyak masyarakat yang belum mendapatkan vaksin COVID-19. Menurut perkiraan, baru 18 persen dari total penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan dosis kedua. 

Mungkin akan lebih baik untuk memberikan vaksin dan mendorong kelompok yang belum mendapatkan vaksin sama sekali. Terutama kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19. Terlebih lagi, WHO belum merekomendasikan vaksin booster pada masyarakat umum. 

Baca juga: Ini Alasan WHO Minta Negara Tunda Booster Vaksin COVID-19

Hingga saat ini, penelitian tentang vaksin booster  belum memberikan hasil yang mencerahkan. Meskipun vaksin booster  diklaim dapat melatih kembali sel memori yang menghasilkan antibodi tubuh dari vaksin sebelumnya, tapi untuk saat ini yang perlu ditargetkan adalah herd immunity. Artinya, perlu diutamakan memvaksinasi kelompok yang belum mendapatkan vaksin dan mereka yang rentan. 

Itulah yang perlu diketahui mengenai vaksin COVID-19 booster . Apakah kamu sudah mendapatkan vaksin COVID-19? Jika belum karena ragu dengan kondisi kesehatan, tanyakan terlebih dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
AAP News. Diakses pada 2021. CDC panel OKs COVID-19 vaccines; discusses myocarditis, boosters.
The Conversation. Diakses pada 2021. FDA panel recommends limiting Pfizer booster shots to Americans 65 and older, and those at high risk of severe COVID-19.
Reuters. Diakses pada 2021. FDA advisers recommend COVID boosters for 65 and older, reject broad approval
Suarajogja.id. Diakses pada 2021. Pakar UGM: Capaian Vaksinasi Dosis Kedua Rendah, Masyarakat Belum Perlu Vaksin Booster

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan