Punya Sahabat, Benarkah Cegah Depresi?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   26 November 2019
Punya Sahabat, Benarkah Cegah Depresi? Punya Sahabat, Benarkah Cegah Depresi?

Halodoc, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, kita semua pasti tersadar bahwa keluarga bukan lagi menjadi orang yang paling dekat dan mengerti kita. Buat para mahasiswa hingga para pekerja, sahabat menjadi orang yang cukup dekat dengan kita dan kita tidak ragu untuk menceritakan masalah yang sedang dirasakan. Inilah menjadi salah satu alasan dalam penelitian yang dilakukan University of Warwick. Mereka menyebutkan bahwa memiliki sahabat membantu remaja pulih dari depresi atau bahkan menghindari depresi. Hebatnya lagi, memiliki teman yang mengidap depresi tidak mempengaruhi kesehatan mental orang lain. 

Profesor Frances Griffiths, selaku kepala ilmu sosial dan sistem kesehatan di Warwick Medical School, mengatakan bahwa kini depresi adalah masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Ia juga menyebutkan, memiliki persahabatan yang sehat, maka dapat memengaruhi suasana hati, yang secara signifikan mampu mengurangi atau membantu atasi depresi.

Baca Juga: Bagaimana Cara Cegah Bunuh Diri yang Terinspirasi dari '13 Reasons Why'?

Lebih Jauh Tentang Manfaat Punya Sahabat bagi Kesehatan Mental 

Penelitian yang dilakukan oleh para akademisi dari Warwick Medical School, menemukan bahwa suasana hati seorang remaja ternyata bisa memengaruhi satu sama lain. Para akademisi menggunakan model matematika untuk menentukan apakah depresi menyebar dari teman ke teman.

Menggunakan data dari The National Longitudinal Study of Adolescent to Adult Health, mereka melihat lebih dari 2.000 remaja dalam jaringan siswa sekolah menengah AS. Mereka memeriksa bagaimana suasana hati mereka saling mempengaruhi dengan memodelkan penyebaran suasana hati menggunakan metode yang mirip dengan yang digunakan untuk melacak penyebaran penyakit menular.

Individu diklasifikasikan sebagai memiliki gejala depresi (suasana hati yang rendah) atau tidak mengalami depresi (suasana hati yang sehat) menurut skor cut-off yang terkait dengan diagnosis klinis depresi.

Tim menemukan bahwa walaupun depresi tidak 'menyebar', memiliki cukup banyak teman dengan suasana hati yang sehat dapat mengurangi kemungkinan berkembang menjadi dua kali lipat, atau menggandakan kemungkinan pulih dari depresi selama periode enam hingga 12 bulan.

Model matematika yang digunakan menunjukkan bahwa remaja yang memiliki lima atau lebih teman yang sehat secara mental memiliki setengah kemungkinan mengalami depresi dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki teman yang sehat. Remaja yang memiliki 10 teman yang sehat memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk pulih dari gejala depresi dibandingkan dengan remaja dengan hanya tiga teman yang sehat.

Baca juga: Terlibat Drama Kantor, Resign atau Abaikan Saja?

Faktor sosial seperti hidup sendiri atau mengalami pelecehan di masa kanak-kanak sudah dikaitkan dengan depresi. Dukungan sosial, seperti memiliki seseorang untuk diajak bicara juga telah diyakini sebagai langkah penting untuk pemulihan dari depresi.

Penulis lain dari penelitian ini, Dr Thomas House meyakini bahwa memiliki jaringan sosial yang lebih kuat adalah cara yang efektif untuk mengobati depresi. Melakukan pekerjaan yang disuka juga bisa menjadi alternatif, tetapi secara signifikan yang bisa mengurangi beban depresi melalui intervensi sosial. Cara ini terbilang murah dan berisiko rendah. Tidak hanya itu, jika kita masuk ke dalam sebuah lingkungan pertemanan, kita cenderung memiliki teman dengan suasana hati yang sehat untuk mencegah terjadinya depresi.

Baca juga: Usia Bertambah tapi Teman Berkurang, Apa yang Salah?

Itulah mengapa kamu membutuhkan teman, setidaknya untuk saling bertukar cerita dan mendukung. Jika kamu merasa dukungan teman kurang membantu, kamu bisa cerita ke Psikolog dengan cara chat melalui aplikasi Halodoc. Psikolog akan berusaha memberikan saran-saran yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan mentalmu. 

Referensi:
Science Daily. Diakses pada 2019. Having Friends: Happiness Spreads but Depression Doesn't.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan