Sanitasi Lingkungan Buruk, Waspada Penyakit Pes

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 Februari 2020
Sanitasi Lingkungan Buruk, Waspada Penyakit PesSanitasi Lingkungan Buruk, Waspada Penyakit Pes

Halodoc, Jakarta - Penyakit pes dikenal sebagai penyakit tikus, karena hewan pengerat ini menjadi perantara bakteri Yersinia pestis yang menyebabkan penyakit pes dengan manusia. Gigitan tikus pada manusia bisa membuat bakteri ini rentan mengontaminasi. Tidak boleh diabaikan, karena penyakit pes atau lebih dikenal dengan black death telah menyebabkan hilangnya nyawa di Eropa pada abad pertengahan lalu. 

Tidak hanya tikus, pes dapat menginfeksi tubuh manusia melalui gigitan kutu. Namun, kini dampak penyakit ini telah bisa dikurangi dengan adanya kemajuan dan inovasi baru di bidang pengobatan. Namun, kamu tetap harus waspada, karena gejala dari penyakit pes yang sering disalahartikan sebagai sakit flu karena memang mirip. 

Kebersihan Lingkungan dan Penyakit Pes

Ternyata, penyakit pes mudah berkembang pada lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Artinya, kamu harus memastikan untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggalmu. Bersihkan semua area yang berpotensi menjadi sarang dari perkembangbiakan tikus atau kutu. 

Baca juga: Waspada Gigitan Tikus, Ini 5 Faktor Risiko Terkena Penyakit Pes

Selain itu, kalau kamu memelihara hewan, pastikan hewan peliharaan kamu jauh dari kutu. Kamu bisa rutin memandikannya dengan sampo khusus, atau memberikannya vaksin antikutu. Batasi aktivitas peliharaan di luar rumah jika memang memungkinkan. Pasalnya, kutu yang bersarang pada hewan peliharaan ini juga bisa menggigit dan menularkan bakteri penyebab penyakit pes pada manusia. 

Supaya tetap terjaga kebersihan dan terlindung dari bahaya gigitan kutu atau tikus, sebaiknya pakai sarung tangan ketika kamu membersihkan kotoran hewan peliharaan atau membersihkan rumah. Jangan lupa juga untuk mengenakan masker. Agar lingkungan di dalam rumah aman dari bahaya kutu, gunakan losion atau penyemprot antikutu ketika sedang membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya. 

Baca juga: Ini 3 Penyakit yang Biasa Ditularkan dari Tikus

Bagaimana Pes Didiagnosis? 

Gigitan tikus atau kutu menjadi penyebab utama terjadinya penyakit pes pada manusia. Meski begitu, gigitan anjing, kucing, dan kelinci membawa risiko yang sama. Jadi, kalau kamu merasakan ada perubahan atau gejala pada tubuh kamu setelah tergigit hewan ini yang tidak biasa terjadi, segera periksakan kondisi kesehatanmu ke dokter. Buat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat, sehingga penanganan bisa segera dilakukan. Agar lebih mudah, pastikan kamu menggunakan aplikasi Halodoc

Biasanya, untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan endoskopi. Jika kamu positif mengalami penyakit pes, akan dilakukan pengobatan dengan pemberian antibiotik. Pasalnya, penyakit pes bisa berkembang dengan begitu cepat, sehingga pengobatan lebih dini jelas diperlukan agar perkembangannya tidak semakin buruk dan kamu bisa segera pulih. 

Tidak adanya penanganan atau penanganan penyakit pes yang terlambat dapat memicu komplikasi. Sering kali, komplikasi yang terjadi adalah gangrene atau matinya jaringan pembuluh darah pada bagian tangan dan kaki, meningitis, hingga kematian. Oleh karena itu, kenali dengan baik gejala dari penyakit pes, seperti nyeri otot, sakit kepala, badan demam dan menggigil, serta mudah lemas. 

Baca juga: Inilah Perantara Penyakit Pes di Sekitar Rumah

Pes juga ditandai dengan munculnya pembengkakan pada area selangkangan, paha, ketiak, atau leher berukuran sebesar telur ayam. Ketika kamu menyentuhnya, benjolan ini akan terasa hangat, panas, dan menyakitkan. Pada kondisi serius, penyakit pes dapat membuat pengidapnya mengalami mual, muntah, syok, dan perdarahan pada mulut maupun hidung. 

Referensi: 
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Plague.
Healthline. Diakses pada 2020. The Plague.
WebMD. Diakses pada 2020. Plague Information.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan