Sebelum Donor Sperma, Pertimbangkan 6 Hal Ini
Halodoc, Jakarta – Donor sperma sudah lama marak di luar negeri, lantaran menawarkan solusi bagi mereka yang ingin memiliki anak. Tidak hanya bagi pasangan yang sulit memiliki momongan, donor sperma juga menjadi solusi yang menarik bagi mereka yang ingin menjadi orangtua tunggal maupun pasangan LGBT yang ingin memiliki keturunan. Kamu juga tertarik melakukan donor sperma? Sebaiknya, pertimbangkan dulu beberapa hal berikut ini sebelum melakukan donor sperma.
Bagaimana Prosedur Donor Sperma?
Dalam prosedur donor sperma, pria yang sudah lolos persyaratan untuk menjadi pendonor akan menyumbangkan cairan mani yang mengandung sperma. Sperma yang disumbangkan ini kemudian akan digunakan untuk membantu seorang wanita untuk hamil melalui proses inseminasi buatan. Caranya adalah dengan memasukkan wadah kecil berisi sperma donor ke dalam miss V saat wanita penerima donor sedang berada dalam masa subur agar pembuahan berhasil dilakukan. Pembuahan juga bisa dilakukan melalui prosedur bayi tabung.
Jaminan Kualitas Sperma
Kamu enggak perlu takut mendapatkan donor sperma dari orang yang tidak dikenal, karena pria yang ingin mendonorkan spermanya harus melewati sejumlah tes tertentu, sehingga sperma yang digunakan sudah pasti berkualitas dan tidak memiliki masalah. Klinik yang sudah memiliki lisensi HFEA atau bank sperma juga harus menerapkan peraturan yang ketat, untuk memastikan sperma bebas dari infeksi dan kelainan genetik tertentu.
Baca juga: 5 Syarat yang Harus Dipenuhi Jika Menjadi Donor Sperma
Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Donor Sperma
Meskipun kualitas sperma dari bank atau klinik sperma terjamin, tapi kamu tetap perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut sebelum memutuskan untuk menerima donor sperma:
1. Donor Sperma Harus Dilakukan di Luar Negeri
Karena donor sperma masih belum dilegalkan di Indonesia, kamu perlu pergi ke negara lain yang memperbolehkan prosedur yang satu ini. Berbagai pilihan negara di mana kamu bisa mendapatkan donor sperma, antara lain Amerika, Australia, Kanada, Malaysia, Singapura, Jerman, Italia, Inggris, New Zealand, dan Perancis. Namun, ingat, pastikan kamu memilih bank atau klinik donor sperma yang berlisensi HFEA dan memenuhi standar klinik.
2. Peluang Kehamilan Melalui Donor Sperma
Donor sperma tidak selalu berhasil membuahkan kehamilan. Pasalnya, kualitas sperma yang dibekukan tetap saja tidak sebaik sperma segar. Sebuah studi menyebutkan bahwa peluang kehamilan dari sperma yang dibekukan lebih rendah 50 persen dibandingkan sperma segar. Selain itu, kamu pun mungkin perlu melakukan beberapa perawatan setelah donor sperma.
Baca juga: Ikuti Cara Ini Agar Cepat Hamil
3. Identitas Pendonor Sperma Harus Anonim
Bila kamu mendapatkan sperma dari klinik kesuburan, maka kamu tidak berhak meminta atau mempelajari identitas pendonor dari klinik tersebut. Yang hanya diungkapkan kepada penerima sperma adalah kelompok etnis, karakter pribadi, dan sebagainya.
4. Harus Bertanggung Jawab Penuh Atas Janin yang Dikandung
Bila donor sperma berhasil membuahkan kehamilan, maka klien harus bertanggung jawab penuh terhadap anak yang dikandung layaknya orangtua pada umumnya. Pendonor sperma tidak bertanggung jawab sama sekali atas keturunan biologis dari spermanya. Bahkan, perjanjian legal akan menghapuskan hak pendonor sperma sebagai ayah pada anak biologis mereka nantinya.
5. Bank Sperma Tidak Menjamin Sperma yang Diberikannya
Meskipun bank sperma sudah memberlakukan persyaratan dan aturan seketat mungkin bagi pendonor sperma, tapi bank sperma tidak menjamin sperma yang mereka berikan bebas dari penyakit atau kelainan genetik. Walaupun teknik pengujian genetik dan skrining penyakit saat ini sudah canggih dan sensitif, tapi tetap saja tidak menutup kemungkinan sperma yang diberikan memiliki masalah.
Baca juga: Memiliki Momongan dengan Donor Sperma, Apakah Berisiko?
6. Risiko Menerima Donor Sperma dari Orang yang Dikenal
Kamu juga perlu mempertimbangkan masalah psikologis yang bisa muncul bila menerima donor sperma dari orang yang dikenal. Misalnya, ketika pendonor bertemu dengan anak biologisnya suatu saat nanti. Bisa saja pendonor ingin menjadi ayah dari anak biologisnya, tapi ada kemungkinan anak tersebut akan menerima atau justru menolak ayah biologisnya. Kesiapan mental dan emosi perlu dipertimbangkan untuk menghadapi situasi seperti ini.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum melakukan donor sperma. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut mengenai donor sperma, tanyakan saja langsung pada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter untuk mendiskusikan soal kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan