Selain Suntik Botox, Fisioterapi Bisa Atasi Distonia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   19 April 2019
Selain Suntik Botox, Fisioterapi Bisa Atasi DistoniaSelain Suntik Botox, Fisioterapi Bisa Atasi Distonia

Halodoc, Jakarta – Distonia adalah kondisi yang menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa sadar. Hal tersebut terjadi karena adanya gangguan dan bisa menyerang salah satu anggota tubuh, hingga seluruh bagian tubuh. Karena gerakan otot yang terjadi, pengidap penyakit ini sering memiliki postur tubuh yang aneh dan sering mengalami gemetar alias tremor.

Meski begitu, distonia sebenarnya bukan jenis penyakit yang sering dijumpai alias bersifat langka. Penyakit ini disebut hanya dialami oleh 1 persen penduduk dunia, dengan jumlah pengidap paling banyak adalah wanita.

Penyebab utama dari kondisi ini juga masih belum diketahui dengan jelas, tapi diduga berkaitan dengan kondisi genetik. Penyakit ini disebut lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.

Baca juga: Bagaimana Gangguan Otot Distonia Diobati?

Ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko penyakit ini menyerang, mulai dari gangguan pada sistem saraf, infeksi, seperti HIV, radang otak, serta cedera kepala atau tulang belakang. Penyakit ini ternyata juga bisa muncul akibat efek samping dari obat-obatan tertentu, misalnya obat untuk mengobati skizofrenia dan obat antikejang.

Penyakit distonia sering ditandai dengan gejala yang cukup khas, seperti kedutan pada bagian tertentu, gemetar alias tremor, leher miring, kram otot, hingga gangguan berbicara dan menelan. Kondisi ini juga sering ditandai dengan gangguan kedip, yaitu mata berkedip terus-menerus tanpa bisa dikendalikan. Gejala ini bisa muncul saat masa anak-anak atau setelah dewasa.

Kabar buruknya, hingga kini masih belum ditemukan cara yang bisa menyembuhkan penyakit ini secara keseluruhan. Namun, pengobatan tetap dibutuhkan untuk mengatasi dan mengurangi frekuensi kemunculan gejala. Salah satu jenis pengobatan distonia yang sudah lama diketahui adalah suntik botox alias botulinum toxin.

Cara pengobatan ini berguna untuk menghambat senyawa-senyawa penyebab kontraksi. Dengan demikian, penyebab kontraksi tidak akan bisa mencapai otot yang menjadi sasaran, dan gejala kejang tidak akan terjadi.

Baca juga: Waspada, Kekurangan Elektrolit dalam Tubuh Sebabkan Nyeri Otot

Botox diberikan dengan cara disuntikkan langsung pada area yang terkena, misalnya pada otot leher. Efek suntikan botox dapat bertahan selama dua sampai tiga bulan, setelah itu perlu diberikan suntikan ulangan.

Namun, suntikan ini hanya bisa diberikan untuk distonia fokal. Selain suntik botox, ternyata mengatasi gejala penyakit distonia juga bisa dilakukan dengan cara lain, yaitu fisioterapi.

Fisioterapi untuk Mengatasi Gejala Penyakit Distonia

Selain suntik botox, gejala penyakit distonia juga bisa diatasi dengan terapi, seperti fisioterapi. Prosedur fisioterapi adalah proses yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi tubuh setelah terkena penyakit atau cedera tertentu.

Fisioterapi adalah proses yang dilakukan untuk merehabilitasi tubuh agar terhindar dari cacat fisik. Hal itu dilakukan melalui serangkaian pencegahan, diagnosis, serta penanganan untuk menangani gangguan fisik pada tubuh.

Baca juga: 5 Gangguan Kesehatan yang Diatasi dengan Fisioterapi

Metode fisioterapi yang dilakukan untuk mengatasi penyakit distonia sebenarnya tidak berbeda jauh dengan fisioterapi untuk penyakit lain. Prosedur ini sebaiknya dilakukan di rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap, dan dokter yang sudah kompeten di bidangnya. Mengatasi gejala penyakit dengan fisioterapi juga harus diikuti dengan kedisiplinan dan keterlibatan pengidap penyakit secara aktif.

Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit distonia dan cara pengobatannya dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan