Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Campak?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   04 November 2020
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Campak?Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Campak?

Halodoc, Jakarta - Campak adalah penyakit serius yang sangat menular dan disebabkan oleh virus. Sebelum vaksin campak ditemukan pada tahun 1963, terjadi epidemi besar kira-kira setiap 2-3 tahun dan campak menyebabkan sekitar 2,6 juta kematian setiap tahun. Melansir data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 140.000 orang meninggal akibat campak pada 2018 dan kebanyakan anak-anak di bawah usia 5 tahun menjadi korbannya, Untungnya kini telah tersedia vaksin yang aman dan efektif.

Campak disebabkan oleh virus dalam keluarga paramyxovirus dan biasanya ditularkan melalui kontak langsung dan udara. Virus menginfeksi saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Campak adalah penyakit manusia dan tidak diketahui terjadi pada hewan.

Kegiatan imunisasi yang dipercepat memiliki dampak besar dalam mengurangi kematian akibat campak. Selama 2000– 2018, vaksinasi campak mencegah sekitar 23,2 juta kematian. Kematian akibat campak global telah menurun 73 persen dari perkiraan 536.000 pada 2000 dan menjadi 142.000 pada 2018.

Baca juga: 5 Penanganan Pertama saat Anak Alami Campak

Siapa yang Bisa Terkena Campak?

Meskipun sering dikaitkan dengan penyakit yang menyerang anak-anak, orang dewasa juga bisa terkena campak. Orang yang tidak divaksinasi berisiko lebih tinggi tertular penyakit. Secara umum, orang dewasa yang lahir selama atau sebelum 1957 secara alami kebal terhadap campak. Ini karena vaksin baru pertama kali dilisensikan pada 1963. Sebelumnya, kebanyakan orang yang telah terpapar infeksi sembuh secara alami dan akibatnya menjadi kebal.

Komplikasi serius tidak hanya lebih sering terjadi pada anak kecil, tetapi juga pada orang dewasa di atas usia 20 tahun. Komplikasi ini dapat mencakup beberapa hal seperti pneumonia, ensefalitis, dan kebutaan.

Jika kamu adalah orang dewasa yang belum divaksinasi atau tidak yakin dengan status vaksinasi, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter di Halodoc untuk menanyakan apakah perlu menerima vaksinasi. Setidaknya satu dosis vaksin direkomendasikan untuk orang dewasa yang tidak divaksinasi.

Namun, vaksin campak tidak diberikan kepada anak-anak sampai mereka berusia minimal 12 bulan. Sebelum menerima dosis pertama vaksinasi adalah saat mereka paling rentan terinfeksi virus campak. Bayi mendapatkan perlindungan dari campak melalui kekebalan pasif, yang diberikan dari ibu ke anak melalui plasenta dan selama menyusui.

Namun, kekebalan ini dapat hilang hanya dalam waktu 2,5 bulan setelah lahir atau saat menyusui dihentikan. Anak di bawah usia 5 tahun lebih mungkin mengalami komplikasi akibat campak. Ini dapat mencakup hal-hal seperti pneumonia, ensefalitis, dan infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Penyembuhan Campak

Gejala Campak dan Cara Meringankannya

Gejala awal campak berkembang sekitar 10 hari setelah seseorang terinfeksi. Gejalanya bisa termasuk:

  • Gejala seperti pilek, bersin, dan batuk.
  • Sakit, mata merah yang mungkin sensitif terhadap cahaya.
  • Suhu tinggi (demam), yang bisa mencapai sekitar 40 derajat Celsius.
  • Bintik putih keabu-abuan kecil di bagian dalam pipi.
  • Beberapa hari kemudian, ruam merah-cokelat akan muncul. Ini biasanya dimulai di kepala atau leher bagian atas sebelum menyebar ke seluruh tubuh.

Baca juga: Waspada Penularan Virus Campak pada Si Kecil

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala dan mengurangi risiko penyebaran infeksi, misalnya: 

  • Minum parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam, pegal, dan nyeri (aspirin tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 16 tahun).
  • Minum banyak air untuk menghindari dehidrasi.
  • Tutup tirai di rumah untuk membantu mengurangi sensitivitas cahaya.
  • Gunakan kapas basah untuk membersihkan mata.
  • Jangan pergi ke sekolah atau bekerja setidaknya selama 4 hari sejak ruam pertama kali muncul.

Dalam kasus yang parah, terutama jika ada komplikasi, kamu atau anak mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan yang lebih baik lagi.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Measles.
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Measles.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Measles.