Advertisement

Vaksin Kanker Serviks, Ini Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   19 Juni 2025

Vaksin kanker serviks dapat melindungi tubuh dari infeksi Human papillomavirus (HPV), penyebab kanker serviks. 

Vaksin Kanker Serviks, Ini Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek SampingnyaVaksin Kanker Serviks, Ini Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Vaksin Kanker Serviks?
  2. Jenis Vaksin Kanker Serviks
  3. Berbagai Manfaat Vaksin Kanker Serviks
  4. Siapa yang Bisa Mendapatkan Vaksin Kanker Serviks?
  5. Dosis Vaksin Kanker Serviks
  6. Jadwal dan Dosis Vaksinasi HPV
  7. Prosedur Vaksin Kanker Serviks
  8. Efek Samping Vaksin Kanker Serviks
  9. FAQ

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang perempuan, terutama yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV). 

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks adalah dengan vaksinasi HPV, yang dapat melindungi tubuh dari jenis virus HPV penyebab kanker ini.

Selain mencegah kanker serviks, vaksin ini juga dapat melindungi dari infeksi HPV yang berisiko menyebabkan penyakit lainnya. 

Apa Itu Vaksin Kanker Serviks?

Vaksin kanker serviks adalah vaksin yang dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi Human papillomavirus (HPV), virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks. 

Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan virus HPV sebelum menyebabkan infeksi yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

Pemberian vaksin ini paling efektif jika dilakukan sebelum seseorang terpapar virus, yaitu pada usia remaja atau sebelum aktif secara seksual, sekitar 9 hingga 14 tahun. 

Jenis Vaksin Kanker Serviks

Ada beberapa jenis vaksin kanker serviks yang tersedia dan masing-masing memiliki cakupan perlindungan terhadap tipe Human papillomavirus (HPV) yang berbeda. 

Berikut ini jenis-jenis vaksin kanker serviks:

1. Gardasil 9

Vaksin ini melindungi dari sembilan tipe HPV (6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58). 

Tipe 16 dan 18 bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kanker serviks, sedangkan tipe 6 dan 11 menyebabkan sebagian besar kasus kutil kelamin. 

Gardasil 9 adalah jenis vaksin HPV yang paling luas cakupannya dan direkomendasikan untuk digunakan secara global.

3. Gardasil

Versi sebelumnya dari Gardasil 9, vaksin ini melindungi dari empat tipe HPV (6, 11, 16, dan 18). 

Meskipun tidak selengkap Gardasil 9, vaksin ini masih memberikan perlindungan yang cukup baik terhadap kanker serviks dan kutil kelamin.

4. Cervarix

Vaksin ini melindungi dari dua tipe HPV berisiko tinggi, yaitu tipe 16 dan 18, yang bertanggung jawab atas mayoritas kasus kanker serviks. 

Tidak seperti Gardasil, Cervarix tidak memberikan perlindungan terhadap kutil kelamin.

Ketiga vaksin ini efektif dalam mencegah infeksi HPV, terutama jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus, yaitu sebelum aktif secara seksual

Berbagai Manfaat Vaksin Kanker Serviks

Vaksin kanker serviks memiliki banyak manfaat dalam mencegah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV). 

Inilah berbagai manfaat utama vaksin kanker serviks:

  • Melindungi dari infeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks.
  • Mencegah kanker lain yang disebabkan oleh HPV, seperti kanker vagina, vulva, anus, penis, dan orofaring (tenggorokan).
  • Menurunkan risiko terkena penyakit kutil kelamin.
  • Memberikan perlindungan jangka panjang.
  • Mengurangi penyebaran HPV dalam populasi.
  • Mencegah prosedur medis yang tidak diperlukan.

Dengan mengurangi risiko kanker serviks, vaksin ini juga mengurangi kebutuhan akan tes skrining, pengobatan lesi prakanker, serta prosedur medis lainnya yang bisa berdampak pada kesehatan reproduksi.

Selain itu, penting untuk memahami Apa yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kanker Serviks.

Siapa yang Bisa Mendapatkan Vaksin Kanker Serviks?

Vaksin kanker serviks direkomendasikan untuk berbagai kelompok usia sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi Human papillomavirus (HPV), yang menjadi penyebab utama kanker serviks. 

Berikut ini kelompok yang disarankan untuk mendapatkan vaksin:

1. Anak-anak dan Remaja (9–14 Tahun)

World Health Organization (WHO) merekomendasikan vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan dan laki-laki pada usia 9–14 tahun, sebelum mereka aktif secara seksual. 

Pada usia ini, respons imun terhadap vaksin lebih optimal, sehingga perlindungan yang dihasilkan lebih kuat dan bertahan lama.

2. Remaja dan Dewasa Muda (15–26 Tahun)

Jika seseorang belum divaksinasi saat masih anak-anak, mereka tetap dapat menerima vaksin hingga usia 26 tahun. 

Namun, efektivitasnya bisa sedikit berkurang jika sudah terpapar HPV melalui aktivitas seksual.

3. Dewasa Usia 27–45 Tahun

Vaksinasi untuk kelompok usia ini masih bisa bermanfaat, terutama bagi mereka yang belum terpapar semua jenis HPV dalam vaksin. 

Akan tetapi, efektivitasnya lebih rendah dibandingkan jika diberikan pada usia yang lebih muda. 

CDC menyarankan orang dalam kelompok ini untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan vaksinasi.

4. Laki-Laki

Meskipun kanker serviks hanya terjadi pada perempuan, vaksin HPV juga direkomendasikan untuk laki-laki. 

Selain melindungi dari kanker yang disebabkan oleh HPV, seperti kanker anus dan orofaring (tenggorokan), vaksin juga membantu mengurangi penyebaran virus dalam populasi.

5. Orang dengan Sistem Imun Lemah

Individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani transplantasi organ, sangat disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV. 

Sistem imun yang lemah membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi HPV dan komplikasi serius yang ditimbulkan.

Perlu diketahui bahwa vaksin HPV tidak dianjurkan untuk ibu hamil, tetapi aman untuk ibu menyusui. 

Jika seseorang sedang hamil dan belum menyelesaikan dosis vaksinasi, dianjurkan untuk menundanya hingga setelah melahirkan. 

Dosis Vaksin Kanker Serviks

Dosis vaksin kanker serviks atau vaksin HPV diberikan sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan penerima. 

Berdasarkan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut adalah jadwal pemberian dosis vaksin HPV:

Usia 9–14 Tahun (Dosis 2 kali)

Anak-anak dan remaja yang menerima vaksin pada usia 9–14 tahun hanya memerlukan dua dosis, dengan jarak pemberian 6–12 bulan antara dosis pertama dan kedua. 

Kelompok usia ini memiliki respons imun yang lebih kuat, sehingga dua dosis sudah cukup memberikan perlindungan optimal.

Usia 15–45 Tahun (Dosis 3 kali)

Remaja dan orang dewasa yang baru mendapatkan vaksin HPV pada usia 15 tahun ke atas memerlukan tiga dosis untuk perlindungan maksimal. Jadwal pemberiannya adalah:

  • Dosis pertama: Sesuai waktu yang ditentukan dokter
  • Dosis kedua: 1–2 bulan setelah dosis pertama
  • Dosis ketiga: 6 bulan setelah dosis pertama

Orang dengan Sistem Imun Lemah

Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti pengidap HIV atau pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh lainnya, juga disarankan mendapatkan tiga dosis, tanpa memandang usia mereka. 

Hal ini karena sistem imun mereka mungkin tidak merespons vaksin sebaik orang dengan imun normal.

Jadwal dan Dosis Vaksinasi HPV

Jadwal dan dosis vaksinasi HPV bervariasi tergantung pada usia saat vaksinasi pertama kali diberikan:

  • Usia 9-14 Tahun: Dua dosis vaksin HPV diberikan dengan interval 6-12 bulan.
  • Usia 15 Tahun ke Atas: Tiga dosis vaksin HPV diberikan dengan jadwal 0, 1-2, dan 6 bulan.

Penting untuk menyelesaikan seluruh seri vaksinasi HPV sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan untuk mendapatkan perlindungan maksimal terhadap infeksi HPV dan kanker yang disebabkan oleh virus ini.

Jika ada keterlambatan dalam jadwal vaksinasi, segera konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jadwal vaksinasi yang tepat.

Prosedur Vaksin Kanker Serviks

Vaksin kanker serviks atau vaksin HPV diberikan melalui suntikan di otot lengan atas. 

Proses pemberiannya cepat dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan. 

Tahapan prosedur vaksinasi ini meliputi:

  1. Sebelum vaksinasi, tenaga medis akan memeriksa riwayat kesehatan penerima vaksin, termasuk alergi, kondisi medis tertentu, atau kehamilan. 
  2. Area penyuntikan (biasanya lengan atas) akan dibersihkan dengan kapas alkohol untuk mencegah infeksi.
  3. Vaksin HPV diberikan dengan suntikan intramuskular (IM), yaitu langsung ke dalam otot, sebanyak 0,5 ml.
  4. Setelah suntikan, area penyuntikan akan ditekan dengan kain kasa untuk mengurangi risiko perdarahan.
  5. Kemudian, penerima vaksin dianjurkan untuk beristirahat selama 15 menit di fasilitas kesehatan guna mengantisipasi reaksi alergi atau efek samping lainnya.

Jika vaksin memerlukan dosis lanjutan (terutama untuk usia 15 tahun ke atas), tenaga medis akan memberikan jadwal vaksinasi berikutnya.

Apabila dosis terlewat, vaksin tetap dapat diberikan tanpa perlu mengulang dari awal.

Penting untuk menyelesaikan semua dosis agar perlindungan terhadap infeksi HPV optimal dan risiko kanker serviks dapat diminimalkan.

Efek Samping Vaksin Kanker Serviks

Seperti vaksin lainnya, vaksin ini dapat menimbulkan efek samping ringan hingga sedang, yang biasanya bersifat sementara. 

Beberapa efek samping ringan yang umum terjadi meliputi:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area suntikan
  • Demam ringan 
  • Kelelahan
  • Sakit kepala 
  • Nyeri otot ringan
  • Mual ringan 

Untuk mengurangi ketidaknyamanan, area suntikan bisa dikompres dengan kain dingin, dan jika demam terjadi, bisa ditangani dengan obat penurun panas sesuai anjuran dokter.

Meskipun sangat jarang, beberapa orang bisa mengalami reaksi yang lebih serius, seperti:

  • Pusing atau pingsan setelah vaksinasi (terutama pada remaja), sehingga disarankan duduk atau berbaring selama 15 menit setelah vaksin.
  • Reaksi alergi berat (anafilaksis), yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, atau ruam gatal di seluruh tubuh. Jika ini terjadi, segera cari bantuan medis.

Secara keseluruhan, manfaat vaksin HPV jauh lebih besar dibandingkan risikonya. 

Efek samping yang serius sangat jarang terjadi, dan vaksin ini telah terbukti aman melalui berbagai penelitian dan pemantauan global.

Nah, sebelum mendapatkan vaksin kanker serviks, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Dokter spesialis di Halodoc telah berpengalaman, sehingga mampu memberi saran maupun informasi akurat lain seputar vaksin HPV.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk,  download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
CDC. Diakses pada 2025. HPV Vaccination; HPV Vaccination Recommendations.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Immunization, Vaccines and Biologicals: human papillomavirus (HPV).
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. HPV vaccine: Who needs it, how it works.

FAQ

1. Kapan sebaiknya vaksin kanker serviks diberikan?

Vaksin kanker serviks atau vaksin HPV sebaiknya diberikan pada:

  • Usia 9–14 tahun → Dua dosis dengan jarak 6–12 bulan.
  • Usia ≥15 tahun → Tiga dosis dengan jadwal 0, 1–2 bulan, dan 6 bulan.

Lebih cepat lebih baik, karena vaksin paling efektif sebelum seseorang aktif secara seksual.

2. Vaksin kanker serviks gratis untuk siapa?

Di Indonesia, vaksin HPV gratis diberikan untuk:

  • Anak perempuan kelas 5 dan 6 SD (melalui program imunisasi di sekolah).
  • Perempuan usia 11–12 tahun (sesuai program imunisasi nasional).

Di luar kelompok ini, vaksin harus dibeli secara mandiri.

3. Apakah vaksin kanker serviks dicover BPJS?

Saat ini, BPJS Kesehatan belum meng-cover vaksin HPV untuk umum. 

Namun, ada program imunisasi gratis dari pemerintah untuk anak perempuan usia sekolah dasar.

Untuk perempuan di luar usia tersebut, vaksin HPV harus dibeli sendiri di rumah sakit, klinik, atau fasilitas kesehatan lainnya.