Atresia Ani dalam Kandungan, Ibu Harus Apa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 November 2018
Atresia Ani dalam Kandungan, Ibu Harus Apa?Atresia Ani dalam Kandungan, Ibu Harus Apa?

Halodoc, Jakarta – Salah satu jenis cacat lahir yang bisa terjadi pada bayi adalah atresia ani. Kondisi yang juga dikenal dengan nama anus imperforata ini terjadi karena adanya gangguan perkembangan bentuk rektum pada tubuh bayi. Bagian akhir dari usus besar tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna.

Gangguan biasanya mulai terjadi saat kehamilan mencapai usia 5—7 minggu. Berita buruknya, atresia ani yang tidak ditangani dengan segera bisa berubah serius dan memberi dampak yang berbahaya. Lantas, apa penyebab gangguan perkembangan bisa terjadi? Apa yang harus dilakukan jika bayi lahir dengan kondisi ini?

Jika dilihat dari kondisinya, atresia ani dibedakan ke dalam beberapa jenis, yaitu lubang anus yang menyempit atau tertutup rapat, hingga rektum yang tidak terhubung dengan usus besar. Selama dalam kandungan, perkembangan lubang anus, saluran kemih, dan kelamin janin mulai terjadi pada usia kehamilan tujuh hingga delapan minggu. Pada masa tersebut, terjadi pembelahan dan pemisahan dinding-dinding pencernaan janin.

Gangguan yang terjadi pada proses tersebut yang menyebabkan bayi berisiko mengalami atresia ani. Meski begitu, hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan perkembangan itu bisa terjadi. Namun, sejumlah ahli menduga bahwa hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan faktor keturunan alias genetika.

Gejala dan Cara Menangani Atresia Ani

Ada beberapa gejala atau tanda yang muncul saat seorang bayi lahir dengan membawa gangguan ini. Biasanya, tanda tersebut akan diketahui setelah dokter melakukan pemeriksaan secara menyeluruh sesaat setelah bayi lahir ke dunia.

Umumnya tanda klinis yang ditunjukkan bayi dengan atresia ani adalah lubang anus berada di tempat yang tidak semestinya atau bahkan tidak ada sama sekali. Pada bayi perempuan, gangguan ini biasanya menyebabkan lubang anus berada terlalu dengan dengan alat reproduksi alias Miss V.

Bila dokter menemukan atresia ani pada bayi, biasanya pemeriksaan akan dilanjutkan untuk mengetahui apakah ada kelainan lain yang juga dialami bayi. Pasalnya, ada banyak jenis kelainan yang berhubungan dengan gangguan perkembangan, terutama saat masih berada dalam kandungan. Seperti kelainan pada saluran urine dan ginjal, masalah tulang belakang, kelainan saluran pernapasan, hingga penyakit jantung bawaan dan sindrom down.

Dokter biasanya akan memberi penanganan untuk menangani kondisi ini, tujuannya untuk membantu saluran pencernaan bayi tetap berjalan normal. Selanjutnya, atresia ani harus diatasi dengan melakukan prosedur operasi. Hanya saja, biasanya ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan sebelum melakukan langkah operasi.

Penentuan saat operasi yang tepat mungkin akan berbeda antara satu bayi dan yang lainnya, tergantung pada kondisi kesehatan dan keparahan atresia ani yang terjadi. Apalagi sebagian besar bayi yang mengalami gangguan ini biasanya juga membawa kelainan kongenital lainnya.

Jika operasi belum bisa dilakukan, dokter akan membuat pertolongan “darurat” untuk mengatasi atresia ani. Caranya adalah dengan membuat lubang (stoma) di dinding perut sebagai saluran pembuangan sementara. Lubang tersebut akan tersambung dengan usus dan berfungsi mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh.

Jadi, ibu harus apa? Percaya saja kepada dokter yang akan menangani dan perhatikan kondisi tubuh sendiri. Sebab, ibu harus tetap sehat dan terhindar dari stress agar bisa menjaga Si Kecil. Penasaran dan mau tahu lebih lanjut tentang atresia ani? Tanyakan saja kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan