Beda Penyakit Paru Interstisial dengan Penyakit Paru Lainnya

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   15 April 2020
Beda Penyakit Paru Interstisial dengan Penyakit Paru LainnyaBeda Penyakit Paru Interstisial dengan Penyakit Paru Lainnya

Halodoc, Jakarta – Paru-paru menjadi salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang memiliki fungsi penting, salah satunya sebagai sistem pernapasan. Dengan begitu, menjaga kesehatan paru-paru menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan paru-paru, dengan menghentikan kebiasaan merokok, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menghindari polusi udara, serta rutin melakukan olahraga.

Baca juga: Kenali Lebih Jauh Penyebab Penyakit Paru Interstisial

Faktanya, tetap ada gangguan kesehatan yang memengaruhi fungsi kerja paru-paru, salah satunya adalah penyakit paru interstisial. Lalu, apa bedanya penyakit paru interstisial dengan penyakit paru lainnya? Ini ulasan selengkapnya.

Kenali Penyakit Paru Interstisial

Melansir American Lung Association, penyakit paru interstisial adalah gangguan kesehatan pada paru yang ditandai dengan munculnya jaringan parut atau fibrosis pada paru-paru. Jaringan parut atau fibrosis umumnya muncul pada jaringan interstisial merupakan jaringan pada sekitar kantung udara, sehingga menyebabkan jaringan interstisial mengalami penebalan.

Penebalan yang terjadi pada jaringan interstisial membuat paru-paru kehilangan elastisitas jaringan paru-paru, sehingga fungsi pernapasan dan oksigen dalam tubuh menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan pengidap penyakit paru interstisial mengalami gejala, seperti sesak napas, kelelahan, nyeri pada otot dan sendi, serta penurunan berat badan. Dilansir dari Stanford Health Care, batuk kering juga kerap dialami oleh pengidap penyakit paru interstisial yang semakin parah ketika pengidap tetap beraktivitas.

Gejala penyakit paru interstisial dapat bertambah buruk dan menimbulkan gejala lain. Jika pengidap penyakit paru interstisial mengalami perubahan warna kulit, bibir, dan kuku yang menjadi kebiruan serta pelebaran ujung jari ini merupakan tanda pengidap memasuki gejala tahap akhir dari penyakit paru interstisial. Jangan ragu untuk kunjungi rumah sakit terdekat dan lakukan pemeriksaan untuk pengobatan secara medis. 

Baca juga: 7 Penyakit Autoimun Sebabkan Penyakit Paru Intertstisial

Lalu, apa penyebab seseorang mengalami penyakit paru interstisial? Umumnya, penyakit paru interstisial disebabkan karena adanya cedera pada bagian paru-paru. Kondisi ini rentan menyebabkan munculnya jaringan parut pada paru-paru. 

Dikutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa faktor yang meningkatkan seseorang berisiko mengalami penyakit paru interstisial, seperti:

1. Penyakit Autoimun

Ada berbagai penyakit autoimun yang meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi penyakit paru interstisial, seperti vaskulitis, sarkoidosis, skleroderma, lupus, dan rheumatoid arthritis.

2. Paparan Material Berbahaya

Seseorang yang mengalami paparan material yang berbahaya bagi kesehatan, seperti serat asbestos, debu batu bara, spora jamur, debu silika, dan kotoran burung lebih rentan mengalami penyakit paru interstisial.

3. Riwayat Keluarga

Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kondisi penyakit paru interstisial, tidak ada salahnya untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan paru agar kondisi kesehatan paru selalu terjaga dan kamu terhindar dari kondisi penyakit paru interstisial. 

Penanganan untuk Penyakit Paru Interstisial

Umumnya, gejala penyakit paru interstisial sangat umum ditemukan pada penyakit paru lainnya. Segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan gejala yang dialami. Sebelum pergi ke rumah sakit pilihan, kamu bisa membuat janji dulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Ada beberapa pemeriksaan untuk memastikan kondisi penyakit paru interstisial, seperti pemindaian, tes fungsi paru, dan biopsi paru.

Jika sudah dipastikan kamu mengalami penyakit paru interstisial, kamu dapat menjalani pengobatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan kamu. Pengobatan yang dilakukan umumnya diberikan untuk mengurangi gejala pada pengidap dan meningkatkan kualitas hidup pengidap. Dilansir dari Mayo Clinic, penggunaan beberapa jenis obat-obatan, terapi oksigen yang dapat membantu pengidap bernapas lebih baik, program rehabilitasi paru, dan transplantasi paru bisa menjadi pilihan pengobatan. 

Baca juga: Bagaimana Penyakit Paru Interstisial Didiagnosis?

Selain itu, pengobatan yang dilakukan dapat menurunkan risiko komplikasi, seperti emboli paru, kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan gagal napas. Jadi, tidak ada salahnya untuk tetap menjaga kesehatan paru-paru agar terhindar dari gangguan kesehatan yang dapat menyerang paru-paru.

Referensi:
American Lung Association. Diakses pada 2020. Interstitial Lung Disease
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Interstitial Lung Disease
Stanford Health Care. Diakses pada 2020. Interstitial Lung Disease
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Interstitial Lung Disease

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan