Buang Air Kecil Bercabang? Waspada Gejala Striktur Uretra

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Oktober 2018
Buang Air Kecil Bercabang? Waspada Gejala Striktur UretraBuang Air Kecil Bercabang? Waspada Gejala Striktur Uretra

Halodoc, Jakarta - Kebutuhan cairan pada tubuh yang tercukupi dapat membuat kamu terhindar dari penyakit yang menyerang saluran kemih. Salah satu penyakit yang dapat menyerang kandung kemih atau uretra adalah striktur uretra. Uretra adalah bagian tubuh yang mengalirkan urine dari kandung kemih. Penyakit striktur uretra adalah penyempitan pada uretra yang dapat menghambat aliran urine yang keluar. Ini yang membuat kamu merasa nyeri ketika buang air kecil. Kondisi ini umumnya terjadi pada pria dan cukup jarang terjadi pada wanita. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini diderita oleh wanita.

Penyakit striktur uretra bisa terjadi pada usia berapa saja. Sebaiknya, kamu mengetahui gejala-gejala maupun faktor penyebab seseorang mengalami penyakit striktur uretra.

Gejala Striktur Uretra

Saat menderita penyakit striktur uretra, gejala yang dirasakan adalah kesulitan membuang air kecil. Pengidap penyakit ini akan mengalami rasa nyeri dan panas pada saluran kemih ketika membuang air kecil. Selain itu, urine yang keluar juga sedikit karena aliran urine yang cukup lemah. Hal ini membuat urine yang dikeluarkan hanya berupa tetesan-tetesan air saja. Tidak hanya itu, ketika aliran urine kamu banyak dan cukup deras, biasanya urine yang keluar bercabang.

Penderita penyakit striktur uretra juga memiliki rasa ingin pipis yang cukup sering. Tidak hanya itu, pengidap mengalami ketidakmampuan untuk mengontrol proses pembuangan urine. Pada kondisi yang lebih parah, urine keluar bersama dengan darah. Tidak hanya itu, warna urine juga lebih gelap jika dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami striktur uretra.

Penyebab Striktur Uretra

Salah satu penyebab penyakit striktur uretra adalah radang atau adanya bekas luka pada uretra. Radang atau luka yang terjadi bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:

1. Prosedur Medis

Radang atau luka pada uretra bisa terjadi akibat adanya prosedur medis yang harus memasukan alat ke dalam uretra.

2. Penyakit Menular Seksual

Menjaga kebersihan organ intim diperlukan agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Penyakit menular seksual bisa menyebabkan kamu menderita striktur uretra. Hindari kegiatan seksual yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan kamu. Sebaiknya gunakan alat pengaman saat melakukan hubungan seksual. Hindari berganti pasangan untuk menjauhkan kamu dari penyakit menular seksual.

3. Infeksi Saluran Kemih

Sebaiknya jangan pernah menunda keinginan buang air kecil. Menahan buang air kecil dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran kemih. Jika tidak segera ditangani dan diatasi dengan baik, infeksi saluran kemih nyatanya dapat menyebabkan striktur uretra.

4. Cedera Panggul

Kecelakaan yang menyebabkan cedera pada panggul atau sekitar saluran kemih juga dapat meningkatkan risiko kamu menderita penyakit striktur uretra. Tetap berhati-hati dalam setiap kegiatan agar kamu terhindar dari cedera panggul.

5. Operasi Prostat

Seseorang yang pernah menjalani operasi prostat berisiko mengalami penyakit striktur uretra. Sebaiknya jaga kesehatan prostat dengan rutin melakukan olahraga. Tidak hanya itu, mengonsumsi sayuran bisa menjauhkan kamu dari penyakit yang menyerang prostat.

Pola hidup yang sehat dan lakukan pemeriksaan rutin pada kesehatan tubuh agar dapat mendeteksi setiap penyakit yang ada sejak dini. Cara mengetahui gejala penyakit sejak dini dapat memudahkan untuk pengobatannya. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter mengenai kondisi kesehatan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan