Cacar Air dan Herpes Zoster, Apa Bedanya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Maret 2019
Cacar Air dan Herpes Zoster, Apa Bedanya?Cacar Air dan Herpes Zoster, Apa Bedanya?

Halodoc, Jakarta – Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster (VZV), virus yang sama yang menyebabkan varicella (cacar air). Infeksi primer dengan VZV menyebabkan varisela. Setelah penyakit sembuh, virus tetap tidak aktif (laten) di ganglia akar dorsal. VZV dapat reaktif di kemudian hari dalam kehidupan seseorang dan menyebabkan ruam makulopapular yang menyakitkan yang disebut herpes zoster.

Orang dengan herpes zoster paling sering mengalami ruam pada satu atau dua dermatom yang berdekatan (zoster lokal). Ruam paling sering muncul pada batang di sepanjang dermatom toraks.

Ruam biasanya tidak melewati garis tengah tubuh. Tapi, sekitar 20 persen orang memiliki ruam yang tumpang tindih dengan dermatom yang berdekatan. Lebih jarang, ruam bisa lebih luas dan memengaruhi tiga atau lebih dermatom. Ini umumnya hanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tertekan atau tertekan. Zoster yang disebarluaskan bisa sulit dibedakan dari varisela.

Baca juga: Kenali 4 Tanda dan Gejala Herpes Zoster

Ruam biasanya menyakitkan, gatal, atau geli. Gejala-gejala ini dapat mendahului timbulnya ruam beberapa hari hingga beberapa minggu. Beberapa orang mungkin juga mengalami sakit kepala, fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya terang), dan rasa tidak enak pada fase prodromal.

Ruam berkembang menjadi kelompok vesikel. Vesikel baru terus terbentuk selama tiga hingga lima hari dan semakin kering dan mengeras. Mereka biasanya sembuh dalam dua hingga empat minggu. Mungkin ada perubahan pigmentasi permanen dan jaringan parut pada kulit.

Beda Herpes Zoster dan Cacar Air

Cacar air sendiri juga dikenal sebagai varicella adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penyebarannya dapat dengan mudah terjadi melalui udara oleh orang yang terinfeksi ketika mereka bersin atau batuk.

Penyakit ini juga menyebar melalui kontak dengan lepuh cacar air orang yang terinfeksi. Karena cacar air sangat menular, itu mungkin bagi orang yang belum pernah terkena cacar air atau sudah divaksinasi agar tidak terinfeksi hanya dengan berada di kamar dengan seseorang yang menderita penyakit tersebut. Tapi, paparan sementara tidak mungkin terjadi mengakibatkan infeksi.

Gejala awal mungkin, termasuk sakit tubuh, demam, kelelahan, dan lekas marah. Ruam kemudian muncul dan berkembang menjadi sebanyak 250–500 lecet gatal di seluruh tubuh yang biasanya berlangsung selama 5–7 hari dan sembuh dengan keropeng.

Ruam, bahkan dapat menyebar ke mulut atau bagian internal tubuh lainnya. Penyakitnya biasanya tidak parah, namun risiko rawat inap dan kematian meningkat di kalangan remaja dan orang dewasa.

Baca juga: Gejala Herpes Zoster yang Perlu Diwaspadai

Gejala muncul antara 10 dan 21 hari setelah terpapar virus varicella-zoster. Orang yang dulu divaksinasi cacar air terkadang dapat mengembangkan penyakit cacar air, namun presentasi itu biasanya ringan dengan sekitar 50 atau lebih sedikit benjolan merah yang jarang berevolusi menjadi lepuh.

Cacar air dapat dicegah dengan vaksinasi. Anak-anak yang belum pernah kena cacar air harus mendapat dua dosis vaksin cacar air dengan dosis pertama diberikan pada usia 12–15 bulan dan yang kedua pada 4–6 tahun. Dua dosis, diberikan terpisah 4–8 minggu juga direkomendasikan untuk orang yang berusia 13 tahun atau lebih tua.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Baik untuk Kesehatan Kulit

Ada vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah herpes zoster. Ini mencegah herpes zoster dalam 50 persen mereka yang divaksinasi dan mengurangi kejadian PHN sebesar 66 persen. Meski orang yang divaksinasi mungkin masih terkena herpes zoster, namun mereka cenderung mengalami kasus yang lebih ringan daripada orang yang tidak divaksinasi.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai perbedaan cacar air dan herpes zoster, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan