Cara Mengobati Sindrom Kompartemen Akibat Cedera

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   25 November 2019
Cara Mengobati Sindrom Kompartemen Akibat CederaCara Mengobati Sindrom Kompartemen Akibat Cedera

Halodoc, Jakarta - Pembengkakan atau perdarahan yang terjadi setelah kamu mengalami cedera pada kaki bisa mengakibatkan meningkatnya tekanan pada bagian kompartemen otot. Cedera atau perdarahan yang terjadi mengakibatkan pembengkakan pada jaringan dan otot yang ada di dalam kompartemen. Terjadinya pembengkakan membuat tekanan yang diterima kompartemen ini mengalami peningkatan, sehingga terjadilah sindrom kompartemen

Tingginya tekanan yang diterima kompartemen membuat aliran darah ke bagian jaringan yang terinfeksi akan mengalami hambatan. Apabila tidak segera dilakukan pengobatan, bisa terjadi kerusakan jaringan yang cukup serius, kehilangan fungsi tubuh, bahkan berujung pada kematian. Bagian yang sering terserang sindrom kompartemen adalah lengan, perut, dan kaki. 

Bagaimana Cara Mengobati Sindrom Kompartemen?

Dilihat dari penyebabnya, sindrom kompartemen terbagi menjadi dua jenis, yaitu kronis dan akut. Sindrom kompartemen kronis terjadi secara bertahap, biasanya karena olahraga yang melibatkan gerakan yang dilakukan berulang. Namun, gejalanya mereda ketika aktivitas dihentikan dan kamu cukup beristirahat, sehingga tidak memicu kerusakan yang bersifat permanen. 

Baca juga: Kram Otot saat Olahraga, Awas Gejala Sindrom Kompartemen

Sementara itu, sindrom kompartemen akut terjadi secara mendadak, biasanya setelah seseorang mengalami cedera serius atau patah tulang. Kondisi ini membuat kamu harus mendapatkan pertolongan medis, karena memicu terjadinya kerusakan otot permanen apabila tidak segera atau terlambat mendapatkan penanganan. 

Pilihan pengobatan untuk kelainan ini berbeda berdasarkan jenis sindrom kompartemen yang kamu alami. Jika kamu mengalami sindrom kompartemen kronis, operasi bisa menjadi cara pengobatan pilihan. Dokter akan menghilangkan sebagian otot yang terbuka dengan cara memotongnya. Namun, kamu tidak dianjurkan untuk berolahraga berat seperti berlari, berenang, atau bersepeda setelah menjalani pengobatan. 

Baca juga: Ini Tipe Sindrom Kompartemen yang Perlu Diketahui

Sementara untuk sindrom kompartemen akut, pengobatan yang bisa dijalani adalah operasi yang mencegah matinya saraf dan jaringan pada otot. Kelumpuhan atau matinya jaringan pada bagian lengan dan kaki menjadi komplikasi paling serius yang bisa terjadi apabila tindakan pengobatan tidak segera dilakukan. Dokter membuat saluran hematoma lebih luas untuk mengurangi tekanan. Luka biasanya akan didiamkan antara 2 hingga 3 hari sebelum akhirnya dijahit. Jika terdapat bagian kulit yang membusuk, bisa jadi kamu memerlukan operasi transplantasi kulit untuk mengganti bagian tersebut. 

Adakah Pencegahan yang Bisa Dilakukan?

Jika kamu mengalami sindrom kompartemen karena cedera, kamu bisa menggunakan gips atau alat bidai. Letakkan area tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung, dan pilih alas yang berbahan lembut sebagai penyangganya. Jika terjadi pembengkakan, kamu bisa mengompres area yang membengkak dengan kompres dingin. Jangan lupa, berhenti dan beristirahatlah apabila kamu sudah merasa lelah ketika berolahraga

Baca juga: Penting, Ketahui Perbedaan Nyeri Otot Biasa dan Cedera Otot

Kalau kamu memiliki masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk langsung bertanya pada dokter ahlinya. Jangan sembarangan, bisa-bisa kamu salah pengobatan dan kondisi yang dialami semakin serius. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa memilih dokter yang sesuai dengan kondisi kesehatan yang sedang dialami. Melalui Halodoc, tentu saja diagnosis jadi lebih tepat, dan solusi pengobatan yang diberikan pun jadi lebih terpercaya. 

Referensi:
NHS Choice UK. Diakses pada 2019. Compartment Syndrome.
MedicineNet. Diakses pada 2019. Compartment Syndrome.
Patient. Diakses pada 2019. Compartment Syndrome.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan