Daya Tahan Tubuh Lemah, Hati-Hati Bronkopneumonia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Juli 2019
Daya Tahan Tubuh Lemah, Hati-Hati BronkopneumoniaDaya Tahan Tubuh Lemah, Hati-Hati Bronkopneumonia

Halodoc, Jakarta – Bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia yang memengaruhi bronkus. Bronkus merupakan sebuah saluran yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru. Bronkus kemudian terpecah lagi menjadi saluran-saluran kecil disebut bronkiolus. Di ujung bronkiolus, terdapat sebuah kantong udara disebut alveolus yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dari paru-paru dan karbon dioksida dari aliran darah.

Baca Juga: Batuk Berdahak Hijau, Hati-Hati Gejala Pneumonia Aspirasi

Bronkopneumonia adalah pneumonia yang menyebabkan tabung alveoli terisi dengan cairan. Meski pneumonia disebabkan oleh cairan yang menumpuk di paru-paru, tetapi alveoli yang terisi dengan cairan juga bisa merusak fungsi paru-paru normal dan menyebabkan masalah pernapasan.

Penyebab bronkopneumonia sebenarnya sama dengan pneumonia, yakni sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae type b (Hib). Tidak hanya bakteri, infeksi paru-paru juga bisa disebabkan virus dan jamur.

Pada kasus bronkopneumonia, bakteri yang terhirup memasuki bronkus dan alveoli yang kemudian mulai berkembang biak. Ketika bakteri yang dianggap benda asing masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh mulai menghasilkan sel darah putih untuk menyerang bakteri. Kondisi inilah yang menyebabkan peradangan dan mulai menimbulkan gejala.

Siapa yang Berisiko Mengalami Bronkopneumonia?

Daya tahan tubuh yang lemah biasanya diperoleh saat mengidap kondisi medis tertentu atau bertambahnya usia. Lansia yang berusia diatas 65 tahun lebih rentan terserang bakteri penyebab pneumonia. Namun, kondisi bronkopneumonia menjadi jenis pneumonia yang lebih sering diidap oleh anak-anak ketimbang orang dewasa. Bronkopneumonia sebabkan infeksi yang berisiko menyebabkan kematian pada anak-anak yang berusia dibawah lima tahun. Karena risikonya yang membahayakan, maka ibu perlu mengenali gejala penyakit ini sebagai bentuk kewaspadaan.

Seperti Apa Gejala Bronkopneumonia?

Bronkopneumonia lebih mudah menyerang individu dengan daya tahan tubuhnya yang lemah, termasuk anak-anak. Mengapa anak-anak? Sebab, daya tahan tubuh anak cenderung belum terbentuk secara sempurna seperti orang dewasa dan masih dalam tahap perkembangan. Gejala bronkopneumonia bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi ini. Meski begitu, terdapat gejala-gejala umum yang bisa mengindikasikan bronkopneumonia. Gejalanya meliputi:

  • Demam;

  • Sesak napas;

  • Nyeri dada saat bernapas;

  • Batuk yang disertai lendir atau darah;

  • Menggigil sampai membuat tubuh tremor;

  • Berkeringat;

  • Nyeri otot;

  • Mudah lelah;

  • Tidak nafsu makan;

  • Sakit kepala; dan

  • Mual dan muntah

Apabila Si Kecil mengalami tanda-tanda di atas ibu mungkin perlu segera memeriksakannya ke dokter guna mendapat penanganan sesegera mungkin.

Baca Juga: Melakukan Vaksinasi dapat Mencegah Pneumonia, Benarkah?

Apa Komplikasi dari Bronkopneumonia?

Karena risikonya yang serius, pengidap bronkopneumonia perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin. Contoh komplikasi dari bronkopneumonia, yakni:

  • Kegagalan Pernapasan. Kondisi ini muncul saat kantong alveoli gagal menukar oksigen dan karbon dioksida. 

  • Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS). ARDS adalah bentuk kegagalan pernapasan yang lebih parah dan bisa mengancam jiwa.

  • Sepsis. Sepsis atau bakteri menginfeksi dan menyebar ke seluruh darah disebabkan oleh infeksi yang memicu imun merespon berlebihan sampai merusak organ dan jaringan tubuh.

  • Abses Paru-Paru. Abses terjadi ketika kantung yang ada dalam paru-paru berisi nanah. 

Lantas, Bagaimana Mengobati Kondisi Ini?

Karena pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan meresepkan antibiotik yang benar-benar harus dihabiskan. Antibiotik perlu dihabiskan untuk memastikan bakterinya benar-benar hilang serta mencegah infeksi datang kembali. Biasanya, pengidap akan merasa lebih baik dalam tiga sampai lima hari setelah mengonsumsi antibiotik. 

Selain perawatan medis dari dokter sebenarnya bronkopneumonia juga bisa diobati dengan perawatan rumahan. Namun, perawatan rumahan ini bisa dilakukan apabila bronkopneumonia masih dalam tahap ringan yang disebut viral bronkopneumonia atau bronkopneumonia yang disebabkan oleh virus. Jenis ini biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam dua minggu.

Baca Juga: Pengobatan Bakteri Pneumonia yang Bisa Dilakukan di Rumah

Kamu mengalami gangguan kesehatan? Bicara saja dengan dokter Halodoc untuk mengetahui penanganan nya. Caranya gampang banget, kamu tinggal klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan