Enggak Menstruasi, Ini yang Perlu Diketahui tentang Amenorrhea

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Januari 2019
Enggak Menstruasi, Ini yang Perlu Diketahui tentang AmenorrheaEnggak Menstruasi, Ini yang Perlu Diketahui tentang Amenorrhea

Halodoc, Jakarta - Setiap wanita perlu waspada akan adanya gangguan amenorrhea. Gangguan kesuburan wanita ini merujuk kepada wanita yang tidak mengalami menstruasi. Kondisi ini bisa terjadi pada perempuan berusia 16 tahun, tetapi belum mengalami menstruasi atau biasa disebut sebagai amenorrhea primer. Keadaan ini bisa juga terjadi pada wanita usia subur yang sedang tidak, hamil dan tidak mengalami menstruasi lagi 6 bulan setelah haid terakhir.

Meski demikian, pengertian di atas ternyata masih menjadi perdebatan di kalangan medis. Secara klinis, seorang wanita berusia 13 tahun yang belum mengalami tanda-tanda pubertas, seperti pertumbuhan payudara dan belum haid, sebaiknya memeriksakan diri pada dokter. Pun demikian dengan wanita yang sudah mengalami menstruasi, tetapi sudah lama tidak menstruasi dalam jangka waktu 90 hari sejak haid terakhir.

Baca juga: Telat Datang Bulan Bisa Jadi Tanda 6 Penyakit Ini

Selain tidak menstruasi, ada beberapa gejala yang mungkin timbul. Misalnya seperti mengalami kerontokan rambut, sakit kepala, nyeri panggul, munculnya jerawat, penglihatan berubah, dan tumbuhnya bulu-bulu halus pada wajah.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, amenorrhea terbagi menjadi dua yaitu amenorrhea primer dan sekunder. Pada amenorrhea primer, remaja putri tidak kunjung memperoleh menstruasi walau sudah memasuki masa pubertas yaitu sekitar usia 15-16 tahun.

Amenorrhea primer dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti faktor keturunan serta adanya kecacatan genetik yang memengaruhi fungsi ovarium dan siklus haid, seperti sindrom turner. Pengaruh kondisi berat badan yang terlalu kurus pun kadang berkaitan dengan asupan gizi yang kurang, sehingga dapat menyebabkan perubahan hormonal dan memengaruhi terjadinya amenorrhea primer.

Baca juga: 7 Tanda Haid Tidak Normal yang Harus Kamu Waspadai

Sementara itu, amenorrhea sekunder biasanya lebih disebabkan oleh kehamilan, menyusui, dan memasuki masa menopause. Kondisi lain yang juga memungkinkan seseorang mengalami amenorrhea sekunder adalah:

  1. Sering Stres

Ketika kamu stres, tubuh akan mengalami gangguan pada hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengatur regulasi hormon reproduksi. Jika itu terjadi, ovulasi dan menstruasi dapat berhenti, sehingga mungkin saja dapat menjadi penyebab dari amenorrhea yang dialami.

  1. Hormon Tidak Seimbang

Penyebab lain yang perlu jadi perhatian adalah ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari adanya tumor pada kelenjar hipofisis (pituitary), kadar estrogen yang rendah, kadar testosteron yang tinggi (hiperandrogenisme), dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).

  1. Terlalu Banyak Olahraga

Melakukan olahraga terlalu sering ternyata juga memiliki efek terhadap siklus menstruasi kamu. Pada atlet, kemungkinan terjadinya amenorrhea karena aktivitas olahraga yang berlebih bisa terjadi. Hal ini berkaitan dengan rendahnya kadar lemak dalam tubuh dan tingginya kadar hormon beta endorphin dan katekolamin yang memengaruhi kerja hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Kedua hormon tersebut berkaitan erat dengan menstruasi.

Baca juga: Bukan Hamil, Ini 5 Penyebab Haid Tidak Teratur

  1. Kondisi Medis

Kondisi medis tertentu yang menyebabkan seseorang wanita perlu menjalani pengobatan seperti kemoterapi, konsumsi obat antipsikotik, antidepresan, obat tekanan darah tinggi, atau obat alergi, dapat menyebabkan terjadinya amenorrhea.

  1. Menggunakan Alat Kontrasepsi Hormonal

Mengonsumsi pil kontrasepsi mungkin saja dapat menyebabkan seseorang tidak mengalami menstruasi. Tidak hanya dalam bentuk pil, kontrasepsi hormonal yang disuntikkan atau ditanamkan juga berisiko memunculkan amenorrhea. Karena itu, sebaiknya diskusikan dulu dengan dokter tentang alat kontrasepsi yang cocok untuk kamu. Sebab, tubuh memerlukan waktu untuk kembali menyesuaikan dan menyeimbangkan hormon dalam tubuh saat berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal. Pasalnya, amenorrhea mungkin saja terjadi sebelum menstruasi kembali normal.

Kemandulan adalah komplikasi amenorrhea yang paling ditakuti. Komplikasi lainnya adalah akibat rendahnya kadar estrogen yang menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang atau osteoporosis. Untuk itu, jika kamu mengalami gejala amenorrhea, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!




Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan