Gangguan Jiwa Psikosis Bisa Disembuhkan, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 November 2018
Gangguan Jiwa Psikosis Bisa Disembuhkan, Benarkah?Gangguan Jiwa Psikosis Bisa Disembuhkan, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Gangguan jiwa psikosis merupakan istilah medis yang merujuk pada keadaan mental yang terganggu oleh delusi atau halusinasi. Kondisi ini merupakan kondisi ketika pengidap tidak bisa membedakan imajinasi dan kenyataan.

Delusi merupakan pandangan yang salah terhadap suatu hal, sementara halusinasi merupakan persepsi yang kuat terhadap suatu peristiwa yang dilihat atau didengar yang sebenarnya tidak ada. Psikosis sendiri merupakan pencetus utama dari beberapa penyakit mental, seperti:

  1. Gangguan bipolar, yaitu kelainan pada perubahan suasana hati yang ekstrem dan tidak terduga. Pengidapnya bisa merasa bahagia di hari ini dan dapat merasa tertekan beberapa saat kemudian.

  2. Gangguan delusional, yaitu kondisi ketika pengidapnya mempercayai hal-hal yang tidak nyata. Kelainan ini bisa sangat ringan, dan kebanyakan pengidapnya masih bisa hidup dengan normal.

  3. Skizofrenia, yaitu gangguan mental ketika seseorang mengalami kesulitan dalam proses berpikir untuk mengetahui atau memahami sesuatu.

  4. Psikosis organik, yaitu kondisi ketika salah satu bagian otak yang berfungsi sebagai pengatur pikiran mengalami kerusakan.

  5. Gangguan psikosis singkat, yaitu kondisi gangguan mental yang terjadi bila seseorang mengalami kejadian yang dapat mengubah hidupnya, seperti kehilangan pekerjaan atau mengalami perceraian.

  6. Psikosis akibat obat, yaitu kondisi gangguan mental yang diakibatkan oleh substansi yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang tidak normal akibat dari mengkonsumsi obat-obatan.

Meskipun psikosis merupakan pencetus dari beberapa penyakit mental, psikosis masih dapat disembuhkan. Pengidap gangguan ini harus menjalani pengobatan dan psikoterapi yang cukup lama, sehingga dapat sembuh secara total.

Secara umum, pengidap gangguan mental psikosis dapat bersosialisasi, serta dapat menekuni profesinya seperti biasa. Namun, harus tetap diwaspadai bahwa pengidap psikosis dalam stadium kronis dapat mencederai dirinya dan orang lain.

Gejala yang muncul akan berbeda pada setiap orang, tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan, dan usia pengidap kondisi ini. Namun, pada anak-anak, gejala psikosis yang terjadi antara lain:

  1. Gelisah.

  2. Merasa curiga.

  3. Gangguan tidur.

  4. Sulit berkonsentrasi.

  5. Gangguan berinteraksi dengan orang lain.

  6. Depresi atau turunnya suasana hati.

  7. Berbicara yang melantur dan tidak sesuai dengan topik.

  8. Merasakan dorongan untuk bunuh diri.

Perilaku pada pengidap kondisi ini tampak aneh dan tidak terduga dan masih belum diketahui apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Menjalani pola tidur yang kurang, mengonsumsi ganja dan alkohol, atau mengalami trauma akibat kehilangan orang yang dicintai juga memicu kondisi psikosis pada seseorang.

Upaya penyembuhan pada gangguan mental ini dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu dengan fisioterapi dan obat-obatan. Biasanya, proses penyembuhan merupakan kombinasi dari kedua cara tersebut. Hal yang paling menentukan untuk kesembuhan kondisi ini adalah keluarga. Keluarga diharuskan untuk mendukung dan memahami jika gangguan mental ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk penyembuhannya.

Mengapa proses penyembuhan ini memakan waktu yang lama? Hal ini dikarenakan stigma masyarakat terhadap pengidap psikosis sebagai orang gila dan mengucilkannya. Akibatnya, proses penyembuhan psikosis membutuhkan waktu yang cukup lama.

Meskipun proses penyembuhannya cukup lama, gangguan mental psikosis dapat disembuhkan. Kamu disarankan untuk berdiskusi dengan psikiater jika kamu merasakan adanya gangguan ini pada dirimu. Dengan aplikasi Halodoc kamu bisa ngobrol langsung dengan psikiater di mana pun dan kapan pun via Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan