Hati-Hati, Mengidap Asma Berisiko Tinggi Alami Esofagitis

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   12 Juni 2019
Hati-Hati, Mengidap Asma Berisiko Tinggi Alami EsofagitisHati-Hati, Mengidap Asma Berisiko Tinggi Alami Esofagitis

Halodoc, Jakarta - Asma adalah masalah jangka panjang dalam tabung yang membawa udara ke paru-paru yang dapat membuat seseorang menjadi sulit bernapas. Saluran udara pada tubuh menjadi sangat sempit, sehingga udara tidak dapat bergerak dengan bebas.

Gangguan tersebut dapat menyebabkan mengi dan sesak napas serius, yang dikenal sebagai serangan asma. Belum ada obat yang berguna untuk mengatasi gangguan tersebut, tetapi kebanyakan orang dapat mengendalikan gejalanya.

Pengidap Asma Berisiko Mengidap Esofagitis

Salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengidap esofagitis adalah mengidap penyakit alergi, seperti asma atau rinitis alergi. Gangguan tersebut dapat menyebabkan reaksi alergi pada tubuh.

Alergi tertentu dapat menyebabkan esofagitis eosinofilik, dipicu oleh reaksi alergi. Eosinofil adalah jenis sel darah putih. Ketika ada reaksi alergi atau infeksi, jumlah eosinofil dalam darah meningkat dan menyebabkan peradangan.

Baca Juga : Esofagitis dan Disfagia, Kenali Perbedaan Keduanya

Apakah Penyebabnya?

Beberapa kondisi dapat menyebabkan gangguan kerongkongan pada seseorang. Terkadang, kondisi ini mungkin disebabkan oleh lebih dari satu faktor. Berikut adalah beberapa penyebab esofagitis selain disebabkan oleh alergi, yaitu:

  1. GERD

Hal ini adalah penyebab paling umum yang dikenal sebagai refluks esofagitis. Di ujung bawah kerongkongan, ada katup yang menghentikan asam di lambung naik kembali ke kerongkongan atau disebut sfingter esofagus.

Jika sfingter esofagus rusak dikarenakan tidak menutup dan membuka dengan benar, isi lambung dapat kembali ke esofagus. GERD dapat mengiritasi kerongkongan, yang menyebabkan esofagitis terjadi.

  1. Obat-Obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan esofagitis atau dikenal sebagai esofagitis yang diinduksi oleh obat. Jika obat-obatan melakukan kontak dengan lapisan esofagus terlalu lama, atau jika pil besar menyebabkan iritasi saat tertelan, hal tersebut dapat menyebabkan peradangan.

Gangguan ini bisa terjadi jika tablet ditelan tanpa meminum air yang cukup. Residu dari tablet, pil, atau kapsul dapat tetap berada di kerongkongan. Paling umum, hal tersebut terjadi dengan beberapa obat penghilang rasa sakit, antibiotik, obat untuk mengobati kekurangan kalium, dan obat-obatan tertentu untuk pengobatan osteoporosis.

  1. Infeksi

Esofagitis menular dapat terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi jamur seperti candida, atau infeksi virus seperti herpes simplex atau cytomegalovirus. Dengan bantuan endoskopi, dokter yang terlatih dapat mengidentifikasi sumber infeksi.

  1. Penyebab Lainnya

Penyebab lain esofagitis termasuk penyalahgunaan alkohol, terapi radiasi, tabung nasogastrik, dan cedera kimia akibat larutan alkali atau asam yang tertelan. Cedera kimia dapat terjadi jika seorang anak minum larutan pembersih, atau jika orang dewasa menelan zat kaustik selama upaya bunuh diri.

Baca Juga : Penyebab Esofagitis dan Cara Mengatasinya

Alami Esofagitis, Kenali Gejalanya

Terdapat beberapa gejala umum pada seseorang yang mengidap esofagitis, yaitu:

  • Sulit menelan dan terasa sakit.
  • Nyeri dada, terutama di belakang tulang dada yang terjadi saat makan.
  • Makanan yang tertelan menjadi tersangkut di kerongkongan (impaksi makanan).
  • Mulas.
  • Regurgitasi asam.

Pada bayi dan anak kecil, terutama yang terlalu muda untuk menjelaskan ketidaknyamanan atau rasa sakitnya, tanda-tanda esofagitis dapat termasuk:

  • Kesulitan makan.
  • Kesulitan untuk mengalami perkembangan.

Komplikasi Akibat Esofagitis

Jika tidak diobati, esofagitis dapat menyebabkan perubahan struktur esofagus. Kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi, termasuk:

  • Bekas luka atau penyempitan kerongkongan.
  • Merobek jaringan lapisan kerongkongan akibat muntah atau selama endoskopi.
  • Kerongkongan Barrett, ditandai dengan perubahan sel-sel yang melapisi kerongkongan, sehingga meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Baca Juga : Cegah Esofagitis dengan 7 Cara Ini

Itulah pembahasan mengenai pengidap asma berisiko tinggi untuk mengalami esofagitis. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan