ICD 10 Abortus Imminens: Gejala dan Cara Mengatasinya
Abortus imminens adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi terjadinya keguguran sebelum usia kehamilan 20 minggu.

DAFTAR ISI
- Penyebab Abortus Imminens
- Gejala Abortus Imminens yang Perlu Diketahui
- Diagnosis Abortus Imminens
- Penanganan Abortus Imminens
- Perawatan Mandiri di Rumah
- Komplikasi Abortus Imminens
- Pencegahan Abortus Imminens
- Kapan Harus ke Dokter?
Abortus imminens, dengan kode ICD-10 O20.0, adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi terjadinya perdarahan dari jalan lahir pada masa awal kehamilan (sebelum usia kehamilan 20 minggu).
Kondisi ini menjadi tanda adanya ancaman keguguran. Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala ini, karena dengan penanganan yang tepat, kehamilan masih mungkin untuk diselamatkan.
Abortus imminens merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang cukup umum terjadi.
Meskipun menakutkan, penting untuk diingat bahwa perdarahan selama kehamilan tidak selalu berarti keguguran pasti terjadi.
Dengan diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat, risiko keguguran dapat diminimalkan.
Penyebab Abortus Imminens
Penyebab abortus imminens seringkali multifaktorial dan tidak selalu dapat diidentifikasi secara pasti.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus imminens meliputi:
- Kelainan Kromosom pada Janin: Merupakan penyebab paling umum, dimana janin tidak berkembang secara normal.
- Masalah Hormonal: Kekurangan hormon progesteron dapat mengganggu implantasi dan perkembangan awal kehamilan.
- Infeksi: Infeksi TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex) dan infeksi lainnya dapat membahayakan kehamilan.
- Masalah Kesehatan Ibu: Kondisi medis seperti diabetes yang tidak terkontrol, penyakit tiroid, atau gangguan autoimun dapat meningkatkan risiko.
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Faktor Usia: Wanita yang hamil di usia di atas 35 tahun memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi.
Menurut WHO, deteksi dini faktor risiko dan penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi angka kejadian abortus.
Penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk memantau kondisi ibu dan janin.
Mengalami masalah selama kehamilan? Saatnya Konsultasi ke Dokter Spesialis Obgyn di Halodoc berikut ini.
Gejala Abortus Imminens yang Perlu Diketahui
Gejala utama abortus imminens adalah perdarahan pervaginam (dari jalan lahir) yang terjadi pada awal kehamilan.
Perdarahan ini bisa berupa flek ringan hingga perdarahan yang lebih deras.
Selain perdarahan, gejala lain yang mungkin menyertai meliputi:
- Nyeri Kram Perut: Nyeri bisa terasa seperti kram menstruasi atau nyeri yang lebih hebat.
- Nyeri Punggung Bawah: Nyeri tumpul atau tajam di area punggung bawah.
- Tidak Ada Jaringan yang Keluar: Pada abortus imminens, umumnya tidak ada jaringan kehamilan yang keluar dari vagina.
Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas.
Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
Diagnosis Abortus Imminens
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis abortus imminens, antara lain:
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa kondisi umum ibu dan melakukan pemeriksaan panggul untuk menilai sumber perdarahan.
- Pemeriksaan Ultrasonografi (USG): USG bertujuan untuk melihat kondisi janin, denyut jantung janin, dan ada tidaknya kelainan pada rahim.
- Pemeriksaan Kadar Hormon hCG: Pengukuran kadar hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah dapat membantu menilai perkembangan kehamilan.
Kombinasi dari hasil pemeriksaan fisik, USG, dan kadar hormon hCG akan membantu dokter menentukan diagnosis dan memberikan penanganan yang sesuai.
Ketahui juga informasi mengenai Apa Itu Kesuburan? Faktor Pendukung dan Cara Meningkatkannya berikut ini.
Penanganan Abortus Imminens
Penanganan abortus imminens bertujuan untuk mempertahankan kehamilan dan mencegah terjadinya keguguran.
Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan dokter meliputi:
- Istirahat Total (Bed Rest): Mengurangi aktivitas fisik dan istirahat total dapat membantu mengurangi risiko perdarahan.
- Pemberian Obat Penguat Kandungan: Dokter mungkin meresepkan obat penguat kandungan, seperti progesteron, untuk membantu menstabilkan kehamilan.
- Pemantauan Ketat: Dokter akan melakukan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu dan janin melalui pemeriksaan USG dan kadar hormon hCG secara berkala.
- Menghindari Aktivitas Berat dan Stres: Aktivitas fisik yang berat dan stres berlebihan dapat memicu perdarahan.
Penting untuk mengikuti semua instruksi dokter dan kontrol secara teratur untuk memantau perkembangan kehamilan.
Perawatan Mandiri di Rumah
Selain mengikuti instruksi dokter, ada beberapa langkah perawatan mandiri yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu menjaga kehamilan:
- Istirahat yang Cukup: Tidur yang cukup dan hindari aktivitas yang melelahkan.
- Konsumsi Makanan Bergizi: Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, kaya akan vitamin dan mineral.
- Hindari Stres: Cari cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas relaksasi lainnya.
- Minum Air yang Cukup: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup.
Komplikasi Abortus Imminens
Komplikasi utama dari abortus imminens adalah keguguran (abortus komplit).
Jika perdarahan berlanjut dan janin tidak berkembang dengan baik, keguguran bisa terjadi.
Komplikasi lain yang mungkin terjadi meliputi:
- Infeksi: Jika terjadi keguguran yang tidak komplit, sisa jaringan kehamilan dapat menjadi sumber infeksi.
- Perdarahan Hebat: Perdarahan yang berlebihan dapat menyebabkan anemia dan membutuhkan transfusi darah.
- Dampak Psikologis: Keguguran dapat menyebabkan trauma emosional dan psikologis bagi ibu.
Penting untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat untuk mencegah dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi.
Pencegahan Abortus Imminens
Meskipun tidak semua kasus abortus imminens dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Perencanaan Kehamilan yang Baik: Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil untuk memastikan kondisi tubuh optimal.
- Pola Hidup Sehat: Menghindari rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang selama kehamilan.
- Konsumsi Asam Folat: Asam folat penting untuk mencegah cacat lahir pada janin dan dapat membantu mengurangi risiko keguguran.
- Menjaga Berat Badan Ideal: Obesitas atau kekurangan berat badan dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
- Mengelola Kondisi Medis: Mengontrol penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi sebelum dan selama kehamilan.
Menjaga kesehatan reproduksi dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin adalah kunci untuk mencegah komplikasi kehamilan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala abortus imminens, seperti perdarahan pervaginam, nyeri perut, atau nyeri punggung bawah.
Diagnosis dan penanganan dini dapat meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
Jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc jika ada kekhawatiran terkait kehamilan dengan cara klik banner di bawah ini!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Miscarriage; Can too much stress cause early miscarriage?
Healthline. Diakses pada 2025. Everything You Need to Know About Miscarriage; Can You Prevent Miscarriage?
WebMD. Diakses pada 2025. Miscarriage.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Incompetent Cervix.
MedlinePlus. Diakses pada 2025. Miscarriage.
Fertility and Sterility. Diakses pada 2025. Environmental exposure to endocrine-disrupting chemicals and miscarriage.
Obstetrics & Gynecology. Diakses pada 2025. Maternal prepregnancy folate intake and risk of spontaneous abortion and stillbirth.
FAQ
1. Apakah abortus imminens pasti menyebabkan keguguran?
Tidak selalu. Dengan penanganan yang tepat, kehamilan masih mungkin untuk diselamatkan.
2. Berapa lama perdarahan pada abortus imminens berlangsung?
Durasi perdarahan bervariasi pada setiap wanita. Penting untuk memantau perdarahan dan melaporkannya ke dokter.
3. Apakah saya boleh berhubungan seksual saat mengalami abortus imminens?
Sebaiknya hindari berhubungan seksual sampai dokter memberikan izin.
4. Apakah stres dapat menyebabkan abortus imminens?
Stres berlebihan dapat memperburuk kondisi. Cari cara untuk mengelola stres dengan baik.


