Ini 6 Jenis Tes yang Penting untuk Bayi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 Oktober 2018
Ini 6 Jenis Tes yang Penting untuk BayiIni 6 Jenis Tes yang Penting untuk Bayi

Halodoc, Jakarta – Setelah menjalani proses persalinan, ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh ibu. Tidak hanya memerhatikan kondisi ibu, kesehatan bayi yang baru lahir perlu diperhatikan. Melakukan beberapa tes untuk bayi dapat membantu tumbuh kembang bayi agar bayi terhindar dari beberapa penyakit. Hal ini mengingat daya tahan tubuh bayi yang baru dilahirkan belum optimal.

Selain itu, beberapa tes yang dilakukan pada bayi di awal kehidupannya bermanfaat untuk mengetahui gejala awal pada gangguan yang dialami oleh bayi. Hal ini berhubungan dengan penanganan bayi, semakin cepat gangguan pada bayi diatasi akan membuat perkembangan dan pertumbuhan bayi semakin baik.

Berikut ini beberapa tes yang dilakukan pada bayi untuk mengetahui kondisi kesehatannya:

1. Tes Apgar

Tes Apgar adalah tes yang dilakukan pada bayi yang baru dilahirkan. Apgar merupakan singkatan dari tes yang dilakukan, meliputi Appearance (tes warna kulit), Pulse (detak jantung), Grimace (pernapasan), Activity (keaktifan otot tubuh), dan Reflex (reaksi terhadap suatu rangsangan). Tes ini dilakukan 2 kali setelah bayi dilahirkan. Tes pertama dilakukan pada satu menit pertama ketika bayi baru dilahirkan. Tes yang kedua dilakukan pada menit ke 5 setelah bayi dilahirkan. Tes Apgar bertujuan mengetahui kondisi bayi dan melihat kemampuan bayi dalam beradaptasi dengan dunianya yang baru setelah dilahirkan.

2. Tes Pendengaran

Setelah tes Apgar, tes selanjutnya yang penting untuk bayi adalah tes pendengaran. Tes pendengaran biasanya berlangsung selama 10 menit. Tes pendengaran yang dilakukan berfungsi untuk mendeteksi gangguan pendengaran yang dialami bayi sejak dini. Tes pendengaran bayi dilakukan dengan 2 cara. Pertama yaitu tes Automated Auditory Brainstem Response (AABR) adalah tes yang dilakukan dengan memberikan sensor di kulit kepala bayi. Kedua dengan tes Otoacoustic Emissions (OAE) adalah tes untuk mengukur gelombang suara di telinga bayi bagian dalam.

3. Penyakit Kuning

Tes ini dilakukan oleh bayi yang baru lahir untuk mengetahui kadar bilirubin pada bayi. Ada beberapa penyebab bayi yang baru lahir memiliki kandungan bilirubin yang cukup tinggi pada darah mereka, salah satunya fungsi hati pada bayi belum optimal untuk memecah bilirubin yang terkandung dalam darah. Hal ini tidak berbahaya, namun tetap perlu diwaspadai.

4. Hipotiroid Congenital

Tes kesehatan ini mendeteksi gangguan pada kesehatan pertumbuhan dan kesehatan mental pada bayi. Biasanya, tes ini baik dilakukan beberapa hari setelah bayi dilahirkan.

5. Pulse Oximetry

Tes ini dilakukan untuk mengecek kondisi oksigen dalam darah. Banyak dampak buruk yang kemungkinan terjadi jika bayi yang dilahirkan memiliki kadar oksigen yang cukup rendah dalam darah, salah satunya adalah penyakit jantung. Penyakit jantung yang dialami biasanya tidak memiliki gejala apa pun, sehingga pemeriksaan ini perlu dilakukan pada awal kehidupan bayi setelah dilahirkan.

6. Pemeriksaan Fisik

Fisik bayi yang baru dilahirkan juga diperiksa agar pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi berjalan dengan optimal. Biasanya, pemeriksaan dilakukan 24 jam setelah bayi dilahirkan. Pemeriksaan meliputi perut, telinga, mulut, tulang belakang, organ genital, dan bokong.

Bayi dapat lahir dengan sehat jika ibu mengonsumsi makanan sehat selama masa kehamilan. Namun, tidak ada salahnya untuk bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai kesehatan ibu selama kehamilan dan kesehatan bayi setelah dilahirkan. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan