
DAFTAR ISI
- Apa itu Braxidin?
- Manfaat Braxidin
- Studi tentang Manfaat Chlordiazepoxide dan Clidinium
- Perhatian Sebelum Menggunakan Braxidin
- Dosis Braxidin
- Rekomendasi Psikiater di Halodoc
- Efek Samping Braxidin
- Interaksi Braxidin dengan Obat Lain
- Kontraindikasi Braxidin
Peringatan Penting
Braxidin termasuk psikotropika golongan IV yang peredarannya diawasi ketat sesuai UU Psikotropika di Indonesia.
1. Obat ini memiliki risiko utama seperti overdosis, ketergantungan, serta efek samping serius bila tidak digunakan sesuai aturan.
2. Penggunaan Braxidin hanya boleh dengan resep dokter dan harus dilakukan di fasilitas kesehatan resmi yang terkontrol.
3. Artikel ini bersifat edukasi. Braxidin bukan obat untuk keluhan umum, sehingga tidak boleh digunakan tanpa indikasi medis yang jelas.
Apa Itu Braxidin?
Braxidin obat apa? Braxidin adalah obat kombinasi berisi dua zat aktif: chlordiazepoxide (golongan benzodiazepine/psikotropika) dan clidinium (golongan antikolinergik). Obat ini bekerja dengan cara menenangkan kecemasan dan meredakan kram otot di saluran pencernaan.
Dalam tiap tabletnya mengandung chlordiazepoxide 5 mg, serta clidinium 2.5 mg.
Chlordiazepoxide merupakan obat benzodiazepine. Menurut Permenkes Nomor 31 Tahun 2023 benzodiazepine termasuk dalam psikotropika golongan IV.
Benzodiazepine dapat memberikan efek tenang. Sedangkan kandungan clidinium bekerja dengan cara melemaskan otot di lambung, usus, dan kandung kemih yang mengalami kram.
- Golongan: Obat antikolinergik.
- Kategori: Obat keras.
- Digunakan oleh: Dewasa di atas usia 18 tahun.
- Braxidin untuk ibu hamil: Tidak disarankan karena kandungan obat bisa memicu gangguan tumbuh kembang janin di dalam rahim.
- Braxidin untuk ibu menyusui: Tidak disarankan karena kandungan chlordiazepoxide dan clidinium berisiko menghambat produksi ASI, serta menimbulkan efek samping pada bayi yang sedang menyusu.
- Bentuk obat: Tablet.
Manfaat Braxidin
Berikut ini manfaat dan kegunaan obat braxidin:
- Sebagai terapi gangguan saraf otonom dan somatik, yang biasanya disebabkan karena kecemasan.
- Membantu mengatasi masalah di sistem pencernaan, seperti tukak lambung dan tukak usus dua belas jari.
- Membantu mengatasi iritasi dan kejang usus, diare, dan dismenore.
- Membantu mengatasi kondisi irritable bowel syndrome.
Braxidin tidak dianjurkan sebagai terapi lini pertama. Penggunaannya hanya dipertimbangkan bila pendekatan non-obat atau obat yang lebih aman tidak memberikan hasil yang memadai.
Studi tentang Manfaat Chlordiazepoxide dan Clidinium
Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Neurogastroenterology and Motility mengevaluasi efektivitas dan keamanan kombinasi clidinium/chlordiazepoxide sebagai terapi tambahan pada pasien dispepsia fungsional yang tidak merespons pengobatan awal dengan PPI (proton pump inhibitor).
Dalam uji coba ini, pasien dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok menerima tambahan clidinium/chlordiazepoxide bersama PPI, sementara kelompok lainnya menerima plasebo bersama PPI, selama periode empat minggu.
Hasilnya menunjukkan bahwa:
- Pasien yang mendapatkan kombinasi clidinium/chlordiazepoxide mengalami perbaikan gejala yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok plasebo.
- Efek samping yang muncul tergolong ringan dan tidak menyebabkan penghentian terapi, serta tidak terdapat perbedaan signifikan dalam tingkat efek samping antara kedua kelompok.
Dengan demikian, kombinasi clidinium/chlordiazepoxide dinilai efektif dan aman untuk digunakan sebagai terapi tambahan bagi pasien dispepsia fungsional yang tidak membaik dengan PPI saja.
Fakta tentang Chlordiazepoxide
1. Chlordiazepoxide dapat menyebabkan ketergantungan. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi obat ini lebih banyak, lebih sering, atau lebih lama dari anjuran dokter.
2. Pada beberapa kondisi, penggunaan Chlordiazepoxide dapat menyebabkan kesalahan pada tes kehamilan.
Perhatian Sebelum Menggunakan Braxidin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan braxidin, yaitu:
- Hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
- Informasikan ke dokter apabila kamu memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat tertentu.
- Informasikan ke dokter jika kamu mengidap glaukoma, pembesaran kelenjar prostat, obstruksi usus, hernia hiatus, gagal ginjal, penyakit paru-paru, hipertensi, penyakit jantung, hipertiroidisme, penyakit liver, pendarahan, serta sulit buang air kecil.
- Informasikan ke dokter jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan, termasuk obat resep, non resep, obat herbal, atau suplemen.
- Informasikan ke dokter, jika kamu merupakan perokok aktif atau pecandu alkohol.
- Informasikan ke dokter jika kamu sedang hamil, menyusui, atau sedang menjalani program hamil.
Penyalahgunaan Braxidin tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menimbulkan konsekuensi serius secara sosial dan hukum.
Dari sisi sosial, penyalahgunaan dapat merusak hubungan dengan keluarga, menurunkan produktivitas, hingga menimbulkan stigma negatif di lingkungan.
Sementara dari sisi hukum, karena Braxidin termasuk psikotropika yang diawasi ketat, kepemilikan dan penggunaan tanpa resep dokter dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Dosis Braxidin
Pemberian obat braxidin sebaiknya dengan resep dokter atau berdasarkan rekomendasi medis. Selain itu, peningkatan atau pengurangan dosis hanya bisa dilakukan berdasarkan saran dokter.
Catatan Penting!
- Braxidin tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang karena berisiko menimbulkan ketergantungan dan efek samping serius.
- Penghentian mendadak sangat berbahaya, sehingga dosis harus diturunkan secara bertahap (tapering off) di bawah pengawasan dokter.
- Obat ini termasuk psikotropika golongan IV yang peredarannya diawasi ketat sesuai undang-undang di Indonesia.
- Braxidin tidak bisa diperoleh melalui layanan telemedicine. Penggunaannya memerlukan resep fisik dari dokter di fasilitas kesehatan resmi.
Rekomendasi Psikiater di Halodoc
Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai obat Braxidin, lakukan konsultasi dengan psikiater di Halodoc.
Berikut beberapa psikiater di Halodoc yang siap membantu:
Kamu bisa berkonsultasi langsung melalui aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja, tanpa harus ke luar rumah.
Jika dokter sedang offline, kamu tetap bisa memesan jadwal konsultasi sesuai waktu yang tersedia dengan cara klik banner di bawah ini!

Efek Samping Braxidin
Perlu diketahui bahwa, mengonsumsi braxidin bisa memicu efek samping pada tubuh.
Umumnya efek samping yang muncul berupa mengantuk, hipotensi atau penurunan tekanan darah, serta sulit buang air kecil.
Selain itu, dalam beberapa kasus obat ini bisa menyebabkan overdosis yang membahayakan nyawa dan perlu dikenali sejak dini.
Beberapa gejala overdosis seperti:
- Pernapasan melambat.
- Kulit pucat atau kebiruan, terutama di bibir dan ujung jari.
- Pupil mata mengecil atau tampak tidak normal.
- Kesadaran menurun hingga tidak responsif.
SEGERA HUBUNGI 119 atau nomor darurat medis lainnya bila kamu atau orang terdekat menunjukkan gejala di atas.
Penanganan cepat di fasilitas kesehatan sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Interaksi Braxidin dengan Obat Lain
Penggunaan braxidin dengan obat lainnya bisa memicu terjadinya interaksi obat di dalam tubuh.
Untuk mencegah terjadinya interaksi obat, hindari mengonsumsi obat-obatan di bawah ini:
- Simetidin.
- SSP depresan (kategori obat penenang dan obat tidur).
- Alkohol.
Kontraindikasi Braxidin
Ada beberapa orang yang tidak direkomendasikan menggunakan Braxidin, yaitu:
- Orang yang memiliki alergi terhadap kandungan dalam Braxidin, seperti chlordiazepoxide dan clidinium.
- Pengidap glaukoma dan hipertrofi prostat.
- Ibu hamil dan menyusui tanpa rekomendasi dokter.
Gunakan obat ini hanya dengan resep dokter dan pemantauan ketat.
Jika kamu memiliki pertanyaan lain seputar obat Braxidin, segera konsultasikan dengan psikiater melalui Halodoc.
Diperbarui pada 16 September 2025.
Referensi:
Drugs. Diakses 2025. Chlordiazepoxide and Clidinium Capsules.
MIMS Indonesia. Diakses 2025. Braxidin.
Mayo Clinic. Diakses 2025. Chlordiazepoxide and Clidinium.
Medline Plus. Diakses pada 2025. Chlordiazepoxide.
Journal of Neurogastroenterology and Motility. Diakses pada 2025. Efficacy and Safety of Clidinium/Chlordiazepoxide as an Add-on Therapy in Functional Dyspepsia: A Randomized, Controlled, Trial.
Frequently Ask Question
1. Braxidin obat apa?
Braxidin adalah obat yang mengandung kombinasi clidinium dan chlordiazepoxide, digunakan untuk mengatasi gangguan lambung dan usus.
2. Braxidin obat untuk apa?
Braxidin digunakan untuk mengobati gejala gangguan pencernaan seperti nyeri perut, kembung, dan ketegangan otot lambung yang terkait dengan dispepsia fungsional atau sindrom iritasi usus.
3. Braxidin golongan obat apa?
Braxidin termasuk golongan obat antikolinergik.


