
DAFTAR ISI
- Apa Itu Dislipidemia?
- Gejala Dislipidemia
- Penyebab Dislipidemia
- Faktor Risiko Dislipidemia
- Diagnosis Dislipidemia
- Pengobatan Dislipidemia
- Obat-obatan untuk Dislipidemia
- Perubahan Gaya Hidup untuk Mengatasi Dislipidemia
- Komplikasi Dislipidemia
- Pencegahan Dislipidemia
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Dislipidemia?
Dislipidemia adalah kondisi ketika kadar lipid (lemak) dalam darah tidak normal. Lipid ini meliputi kolesterol total, kolesterol LDL (low-density lipoprotein), kolesterol HDL (high-density lipoprotein), dan trigliserida. Ketidakseimbangan lipid ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner dan stroke.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dislipidemia sering kali tidak menunjukkan gejala awal, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini. Deteksi dini melalui pemeriksaan profil lipid sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Ketahui lebih lanjut mengenai Penyakit Jantung – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya supaya kamu semakin waspada.
Gejala Dislipidemia
Pada umumnya, dislipidemia tidak menimbulkan gejala yang khas. Sering kali, kondisi ini baru terdeteksi saat pemeriksaan kesehatan rutin atau ketika seseorang mengalami komplikasi seperti nyeri dada (angina) atau serangan jantung.
Seorang dokter biasanya akan mendiagnosis dislipidemia selama tes darah rutin atau tes untuk kondisi lain.
Dislipidemia yang parah atau tidak diobati dapat menyebabkan kondisi lain, termasuk penyakit arteri koroner (CAD) dan penyakit arteri perifer (PAD). Baik CAD dan PAD dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk serangan jantung dan stroke.
Beberapa gejala yang mungkin muncul pada kasus dislipidemia yang parah meliputi:
- Xanthoma: Benjolan lemak di bawah kulit, terutama di sekitar mata, siku, atau lutut.
- Arkus kornea: Lingkaran putih keabuan di sekitar kornea mata.
- Sakit kaki, terutama saat berjalan atau berdiri.
- Sakit dada.
- Sesak atau tekanan di dada dan sesak napas.
- Rasa sakit, sesak, dan tekanan di leher, rahang, bahu, dan punggung.
- Gangguan pencernaan dan mulas.
- Masalah tidur dan kelelahan di siang hari.
- Pusing.
- Palpitasi jantung.
- Keringat dingin.
- Muntah dan mual.
- Pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, kaki, perut, dan pembuluh darah di leher.
- Pingsan.
Gejala-gejala ini akan bertambah buruk dengan aktivitas atau stres dan menjadi lebih baik ketika seseorang beristirahat.
Bicarakan dengan dokter tentang nyeri dada, terutama gejala di atas yang menyertainya. Siapa pun yang mengalami nyeri dada yang parah, pusing, dan pingsan, atau masalah pernapasan harus mencari perawatan darurat.
Penyebab Dislipidemia
Dislipidemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Gaya hidup tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan dislipidemia atau penyakit jantung.
- Kondisi medis tertentu: Diabetes, hipotiroidisme, penyakit ginjal kronis, dan sindrom metabolik.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti beta-blocker, diuretik, dan kortikosteroid, dapat memengaruhi kadar lipid dalam darah.
Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat meningkatkan risiko terjadinya dislipidemia.
Faktor Risiko Dislipidemia
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dislipidemia, antara lain:
- Usia di atas 45 tahun untuk pria dan 55 tahun untuk wanita.
- Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dini.
- Kegemukan.
- Gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
- Kurangnya olahraga atau aktivitas fisik secara teratur.
- Penggunaan alkohol.
- Penggunaan rokok tembakau.
- Penggunaan obat-obatan terlarang.
- Diabetes tipe 2.
- Hipotiroidisme.
- Kondisi ginjal atau hati kronis.
- Pola makan tinggi lemak jenuh dan lemak trans.
- Berjenis kelamin wanita, karena wanita cenderung mengalami kadar LDL yang lebih tinggi setelah menopause.
Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin tinggi pula risiko terkena dislipidemia.
Diagnosis Dislipidemia
Diagnosis dislipidemia dilakukan melalui pemeriksaan darah yang disebut profil lipid. Pemeriksaan ini mengukur kadar:
- Kolesterol total.
- Kolesterol LDL (kolesterol “jahat”).
- Kolesterol HDL (kolesterol “baik”).
- Trigliserida.
Hasil pemeriksaan ini dibandingkan dengan nilai rujukan laboratorium untuk menentukan apakah seseorang mengalami dislipidemia. Biasanya, dokter akan meminta pasien untuk berpuasa selama 9-12 jam sebelum pengambilan sampel darah untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Pengobatan Dislipidemia
Pengobatan dislipidemia bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan.
Jika pengobatan kurang efektif, ini Daftar Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Kolesterol Tinggi untuk kamu hubungi.
Obat-obatan untuk Dislipidemia
Beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengobati dislipidemia meliputi:
- Statin: Menurunkan produksi kolesterol di hati. Contoh: atorvastatin, simvastatin, rosuvastatin.
- Fibrat: Menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol HDL. Contoh: gemfibrozil, fenofibrate.
- Penghambat penyerapan kolesterol: Menurunkan penyerapan kolesterol dari makanan di usus. Contoh: ezetimibe.
- Inhibitor PCSK9: Meningkatkan kemampuan hati untuk membersihkan kolesterol LDL dari darah. Contoh: evolocumab, alirocumab.
Pemilihan obat dan dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi kesehatan dan kadar lipid masing-masing pasien.
Perubahan Gaya Hidup untuk Mengatasi Dislipidemia
Perubahan gaya hidup sehat merupakan bagian penting dari pengobatan dislipidemia. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Diet sehat: Konsumsi makanan rendah lemak jenuh, kolesterol, dan gula. Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan ikan berlemak.
- Aktivitas fisik teratur: Lakukan olahraga aerobik minimal 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berenang.
- Berhenti merokok: Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Batasi konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida.
- Menurunkan berat badan: Jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu memperbaiki kadar lipid.
Perubahan gaya hidup ini tidak hanya membantu mengendalikan dislipidemia, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Komplikasi Dislipidemia
Jika tidak diobati, dislipidemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
- Penyakit jantung koroner: Penumpukan plak di arteri jantung yang dapat menyebabkan nyeri dada (angina), serangan jantung, dan gagal jantung.
- Stroke: Penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.
- Penyakit arteri perifer: Penyempitan arteri di kaki yang dapat menyebabkan nyeri saat berjalan (klaudikasio) dan meningkatkan risiko amputasi.
- Pankreatitis: Peradangan pankreas yang dapat disebabkan oleh kadar trigliserida yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan mengobati dislipidemia sedini mungkin untuk mencegah komplikasi ini.
Pencegahan Dislipidemia
Dislipidemia dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini, yaitu:
- Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang.
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur.
- Menjaga berat badan ideal.
- Tidak merokok.
- Membatasi konsumsi alkohol.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan profil lipid, terutama jika memiliki faktor risiko dislipidemia.
Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Dengan menjaga gaya hidup sehat, risiko terkena dislipidemia dan penyakit kardiovaskular dapat dikurangi.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter di Halodoc jika:
- Memiliki faktor risiko dislipidemia, seperti riwayat keluarga dengan penyakit jantung, diabetes, atau obesitas.
- Mengalami gejala yang mencurigakan, seperti nyeri dada atau xanthoma.
- Hasil pemeriksaan profil lipid menunjukkan kadar lipid yang tidak normal.
Dokter di Halodoc nantinya akan membantu menentukan penyebab dislipidemia, memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat, dan memantau kondisi kesehatanmu.
Kamu pun bisa segera hubungi dokter di Halodoc dengan klik banner di bawah ini!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Dyslipidemia.
Medical News Today. Diakses pada 2025. Dyslipidemia.
Very Well Health. Diakses pada 2025. Dyslipidemia.
Diperbarui pada 8 Desember 2025
FAQ
1. Apakah dislipidemia bisa disembuhkan?
Dislipidemia seringkali dapat dikendalikan dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Namun, pada beberapa kasus, dislipidemia mungkin merupakan kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang.
2. Apakah makanan tertentu dapat meningkatkan kadar kolesterol?
Ya, makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (“jahat”). Contoh makanan tersebut adalah daging berlemak, makanan olahan, dan gorengan.
3. Apakah olahraga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol?
Ya, olahraga teratur dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (“baik”).
4. Apakah suplemen omega-3 dapat membantu menurunkan kadar trigliserida?
Ya, suplemen omega-3 dapat membantu menurunkan kadar trigliserida pada beberapa orang. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.
5. Seberapa sering saya harus memeriksakan kadar kolesterol?
Frekuensi pemeriksaan kadar kolesterol tergantung pada usia, faktor risiko, dan riwayat kesehatanmu. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jadwal pemeriksaan yang tepat.


