Jerawat Batu
DAFTAR ISI
- Apa Itu Jerawat Batu?
- Penyebab Jerawat Batu
- Faktor Risiko Jerawat Batu
- Gejala Jerawat Batu
- Rekomendasi Dokter Spesialis Kulit
- Diagnosis Jerawat Batu
- Pengobatan Jerawat Batu
- Perawatan Rumahan Untuk Jerawat Batu
- Berapa Lama Jerawat Batu Bisa Hilang?
- Komplikasi Jerawat Batu
- Pencegahan Jerawat Batu
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Jerawat Batu?
Jerawat batu atau kistik adalah jenis jerawat yang paling serius dan perlu segera mendapat penanganan dokter. Gangguan ini berkembang ketika kista terbentuk pada bagian bawah kulit.
Pemicunya yaitu kombinasi bakteri, minyak, dan sel kulit mati yang terperangkap pada pori-pori.
Jerawat memang bisa terjadi pada siapa saja, tapi jerawat kistik cenderung terjadi pada pemilik kulit berminyak. Gangguan ini juga rentan terjadi pada remaja, wanita, dan seseorang dengan kondisi hormon yang tidak seimbang.
Jerawat batu akan membaik seiring bertambahnya usia. Namun, benjolan yang muncul pada permukaan kulit tidak dapat hilang dengan sendirinya.
Oleh karena itu, masalah ini perlu mendapatkan penanganan dengan memakai isotretinoin, antibiotik oral, atau krim retinoid.
Penyebab Jerawat Batu
Belum jelas apa yang menjadi penyebab pasti dari jerawat batu. Namun, peningkatan hormon androgen saat remaja turut serta meningkatkan risikonya.
Hormon androgen adalah hormon yang membantu seseorang memasuki masa pubertas dan menjadi dewasa secara fisik.
Peningkatan hormon ini menyebabkan perubahan pada kulit yang dapat mengakibatkan pori-pori kulit tersumbat dan jerawat muncul.
Pengidap masalah kulit ini mengembangkan kista berisi nanah pada bagian bawah permukaan kulit. Pengidap akan merasakan rasa sakit dan membuat tekstur kulit jadi tidak merata.
Beberapa penyebabnya, meliputi:
- Perubahan hormonal saat memasuki siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB, terapi hormon, dan stres.
- Penggunaan kosmetik, pembersih atau losion yang berminyak.
- Tidak menjaga kebersihan wajah dengan baik.
- Tingkat kelembapan kulit dan keringat yang tinggi.
- Faktor genetik bawaan dari kedua orang tua.
- Usia (remaja lebih rentan terhadap jerawat kistik).
- Riwayat keluarga dengan jerawat kistik.
Faktor Risiko Jerawat Batu
Jerawat baru juga rentan muncul jika memiliki beberapa faktor pemicu, seperti:
- Remaja atau berusia awal 20-an.
- Mengalami stres berkepanjangan.
- Penggunaan obat, seperti kortikosteroid, litium, fenitoin, dan isoniazid.
- Mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti cokelat, kacang-kacangan, dan makanan berminyak atau pedas.
Gejala Jerawat Batu
Pori-pori kulit dapat tersumbat oleh minyak berlebih dan sel kulit mati. Nah, kondisi inilah yang bisa memicu timbulnya jerawat. Bakteri yang masuk dan terperangkap dalam pori-pori bersama minyak serta sel kulit dapat memperparah peradangan.
Saat kondisi ini terjadi, pembengkakan atau benjolan pada lapisan tengah kulit (dermis) akan muncul. Inilah yang bernama dengan jerawat batu.
Gangguan biasanya muncul pada area, wajah, pantat, dada, leher, dan bahu.
Ciri fisik jerawat batu ditandai dengan:
- Benjolan merah pada bagian bawah kulit.
- Terasa menyakitkan ketika disentuh.
- Berukuran kecil seperti kacang polong.
- Kepala benjolan berwarna kuning keputihan.
- Keluar nanah saat kepala benjolan pecah.
- Bertekstur keras saat disentuh.
Selain itu, terdapat perbedaan antara jerawat batu dengan jerawat biasa. Nah, Ini Perbedaan Jerawat Batu dengan Jerawat Biasa.
Rekomendasi Dokter Spesialis Kulit
Apabila kamu mulai mengalami gejala-gejala seperti munculnya benjolan merah pada bagian bawah kulit atau keluar nanah saat kepala benjolan pecah, segera hubungi dokter spesialis kulit di Halodoc.
Penanganan yang tepat dari dokter akan meminimalisir dampak yang lebih berbahaya bagi tubuh.
Selain itu, penanganan tepat ini juga bisa mempercepat proses pemulihan kulit yang terkena jerawat batu.
Nah, berikut dokter spesialis kulit yang bisa kamu hubungi:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter di Halodoc.
Apabila dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Segera hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Jerawat Batu
Pertama, dokter spesialis kulit akan melakukan bertanya mengenai riwayat gangguan. Misalnya, penggunaan obat dan kondisi kesehatan pengidap serta keluarganya.
Pada wanita, dokter akan bertanya tentang siklus menstruasi bulanan. Cara ini bertujuan untuk mengetahui apakah jerawat merupakan gangguan yang muncul akibat perubahan hormon.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan kulit menggunakan alat sebesar genggaman tangan dengan kamera pada bagian ujungnya. Alat ini ditempelkan ke permukaan kulit yang bermasalah.
Secara umum, dokter dapat memberikan diagnosis melalui pemeriksaan fisik menggunakan alat tersebut.
Sebab, dokter sudah bisa melihat karakteristiknya melalui bentuk dan ciri fisik jerawat.
Pengobatan Jerawat Batu
Pengobatan jerawat kistik berbeda dengan jerawat biasa. Gangguan tidak dapat hilang dengan menggunakan obat-obatan jerawat yang bisa kamu beli secara bebas.
Selain itu, pengobatan juga memerlukan waktu yang lebih lama, bahkan sampai delapan minggu.
Berikut beberapa jenis obat yang dapat dokter resepkan:
1. Isotretinoin
Isotretinoin (accutane) adalah obat oral yang paling efektif untuk mengatasi jerawat kistik. Obat ini berasal dari vitamin A dan berbentuk tablet yang bisa kamu konsumsi setiap hari.
Menurut American Academy of Dermatology Association, obat ini mampu mengatasi jerawat batu hingga 85 persen dalam waktu 4 sampai 6 bulan. Terlepas dari khasiat yang kamu dapat, ada beberapa risiko serius yang bisa ditimbulkan oleh isotretinoin, yaitu:
- Perubahan suasana hati.
- Penyakit radang usus.
- Sakit kepala terus-menerus.
- Mimisan.
- Mudah memar.
- Radang kulit.
- Darah dalam urin.
- Nyeri otot dan sendi.
2. Antibiotik oral
Antibiotik oral bekerja dengan mengurangi bakteri dan peradangan yang dapat berkontribusi pada pembentukan jerawat kistik. Namun, obat ini tidak menghilangkan minyak berlebih dan sel kulit mati.
Selain itu, pemakaian antibiotik juga tidak boleh dalam jangka panjang karena meningkatkan risiko resistensi bakteri.
Apabila penggunaan antibiotik tidak efektif, biasanya dokter merekomendasikan penggunaan isotretinoin.
Adapun kemungkinan efek samping dari penggunaan antibiotik oral, meliputi:
- Sakit perut.
- Diare.
- Mual.
- Sensitivitas matahari.
- Muntah.
3. Krim retinoid
Retinoid topikal berasal dari vitamin A. Namun, kandungannya tidak sekuat isotretinoin. Krim ini bekerja dengan mencabut folikel rambut untuk menghilangkan dan mencegah jerawat semakin parah.
Folikel rambut merupakan lubang di kulit kepala dan seluruh tubuh tempat tumbuhnya rambut.
Agar lebih efektif, penggunaan retinoid terkadang digunakan bersamaan dengan antibiotik topikal. Retinoid dapat digunakan setiap hari dan tersedia dalam bentuk krim, gel, dan losion.
Perhatikan bahwa pemakaian obat ini berisiko menyebabkan kemerahan dan pengelupasan kulit. Akan tetapi, efek samping ini hanya bersifat sementara, karena kulit sedang menyesuaikan pengobatan.
Selain itu, pemakaian retinoid juga bisa membuat kamu lebih rentan terhadap paparan sinar matahari. Jadi pastikan untuk memakai tabir surya setelah menggunakannya.
Menurut studi berjudul Why topical retinoids are mainstay of therapy for acne yang dipublikasikan Dermatologic Therapy, obat ini memiliki mekanisme aksi yang berbeda dan saling melengkapi yang menargetkan berbagai aspek patofisiologi kompleks jerawat.
Studi terbaru tentang praktik peresepan krim retinoid dari tahun 2012 hingga 2014 menunjukkan bahwa dokter kulit meresepkan 58.8%, sementara non-dermatolog meresepkannya hanya untuk 32.4% kasus.
4. Pil KB
Pil KB menjadi salah satu obat untuk mengatasi jerawat batu dengan kandungan estrogen. Metode ini biasanya dipakai oleh wanita yang mengalami jerawat akibat peningkatan hormon.
Estrogen sendiri dapat membantu mengatur kadar hormon secara keseluruhan, sehingga mampu mengurangi peradangan jerawat.
5. Spironolactone
Spironolactone (aldactone) berperan sebagai diuretik guna membantu mengobati edema dan tekanan darah tinggi. Dalam hal jerawat, obat ini bekerja dengan mengelola kadar androgen yang menyebabkan peradangan jerawat.
Obat ini terbilang efektif menghilangkan jerawat kistik pada rahang wanita.
Namun, spironolactone dapat menyebabkan cacat lahir sehingga penggunaannya tidak boleh untuk ibu hamil atau wanita yang tengah merencanakan kehamilan.
Selain itu, pemakaian obat juga tidak boleh untuk pengidap sakit ginjal.
Studi berjudul Oral Spironolactone in Post-teenage Female Patients with Acne Vulgaris menyebutkan bahwa dosis tepat dalam penggunaan spironolactone adalah sebesar 50 hingga 100 miligram (mg) per hari.
Risiko efek samping penggunaan dapat berupa:
- Payudara terasa lembut.
- Pusing.
- Kelelahan.
- Sakit. kepala.
- Peningkatan kalium dalam darah atau hiperkalemia.
- Menstruasi tidak teratur.
6. Suntikan kortikosteroid
Obat kortikosteroid seperti triamcinolone efektif mengurangi peradangan dan mencegah terbentuknya jaringan parut akibat bekas jerawat. Dokter akan langsung menyuntikkan obat ke dalam kista pada lapisan kulit dermis.
Perawatan Rumahan Untuk Jerawat Batu
Selain menggunakan obat dokter, kamu juga bisa mengatasi jerawat batu dengan memakai bahan-bahan alami dari rumah.
Kamu dapat melakukannya dengan cara:
- Mencuci muka secara rutin. Gunakan pembersih yang mampu menghilangkan kotoran dan minyak berlebih, tetapi tidak membuat kulit kering. Lakukan cara ini 2 kali sehari.
- Jangan menggunakan scrub. Teknik scrub wajah saat berjerawat justru mengiritasi kulit. Kondisi ini terjadi karena gesekan antara partikel scrub dan permukaan kulit.
- Jangan menyentuh kulit. Kebiasaan ini dapat memindahkan bakteri dari tangan ke permukaan kulit, sehingga berisiko memperparah jerawat.
- Pilih produk makeup yang tepat. Caranya, pilih yang berlabel “noncomedogenic” dan “oil-free”. Produk tersebut tidak berisiko menyumbat pori-pori dan memperparah jerawat.
- Gunakan tabir surya. Penggunaan tabir surya dapat membantu mencegah sengatan matahari yang bisa memperparah jerawat batu.
- Kelola stres. Cobalah untuk menemukan cara untuk mengurangi stres, seperti berbelanja, menonton film, mendengarkan musik, atau meditasi.
- Hindari makanan tertentu. Bagi pemilik jerawat kistik, mereka perlu menghindari makanan dengan kadar glikemik tinggi. Ini termasuk roti putih, pasta, dan nasi, serta makanan manis.
- Mencukur dengan hati-hati. Caranya, aplikasikan sabun terlebih dulu. Pastikan mata pisau alat cukur memiliki ketajaman yang baik. Cukur searah dengan tumbuhnya bulu.
- Mencukupi waktu tidur. Cara ini dapat mencegah fluktuasi hormon pemicu jerawat, seperti hormon stres dan insulin.
Jika tak kunjung membaik, pengobatan jerawat batu dapat dengan prosedur operasi. Namun, prosedur ini berisiko meninggalkan jaringan parut atau bekas luka pada permukaan kulit meski terbilang aman.
Selain cara tersebut, Ini 7 Cara Menghilangkan Jerawat Batu di Pipi Secara Alami dan Tanpa Bekas.
Penting Untuk Dibaca Lebih Lanjut
Kamu bisa mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai permasalahan jerawat batu, tips, dan obat yang efektif berikut ini:
- Menghilangkan Jerawat Batu Secara Alami.
- Menghilangkan Jerawat Batu dengan Cepat dan Efektif.
- Makanan Penyebab Jerawat Batu.
- Obat Jerawat Batu yang Ampuh di Apotek.
Berapa Lama Jerawat Batu Bisa Hilang?
Biasanya, jerawat batu akan terus berada pada wajah kurang lebih selama satu bulan. Setelah jerawat pecah, membersihkan lukanya juga cukup lama yaitu hingga 2-3 bulan.
Bila jerawat batu muncul selama beberapa minggu, sebaiknya segera pergi ke dokter spesialis kulit.
Komplikasi Jerawat Batu
Komplikasi muncul akibat jerawat yang tidak mendapat penanganan atau memaksa memencet jerawat dengan tangan yang kotor.
Akibat prosedur yang tak mumpuni, jerawat batu dapat meninggalkan bekas permanen pada kulit, termasuk:
- Bekas luka ice pick, atau lubang yang dalam dan kecil.
- Lubang atau bopeng yang lebih luas.
- Bopeng yang besar dan tidak rata.
Pencegahan Jerawat Batu
Kamu dapat menurunkan risiko terkena jerawat batu dengan melakukan langkah berikut ini:
- Gunakan pembersih wajah berbusa ringan, air suam kuku, dan jari-jari (bukan waslap atau spons) untuk mencuci muka setelah bangun tidur, sebelum tidur, dan setelah berolahraga atau berkeringat.
- Oleskan pelembap bebas minyak jika merasa kering.
- Gunakan riasan dan produk wajah non-komedogenik (berbasis air).
- Hindari tidur tanpa menghapus make up.
- Tidak menyentuh wajah jika belum cuci tangan.
- Hindari memencet atau memencet jerawat atau koreng.
- Cuci rambut secara teratur dan jauhkan rambut yang kotor dari wajah.
- Batasi konsumsi gula dan produk susu.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami jerawat batu yang parah dan mengganggu, segera bicarakan tindakan penanganan yang tepat dengan dokter. Kamu bisa menghubungi dokter spesialis kulit terbaik di Halodoc.
Kamu juga bisa mendapatkan produk perawatan kulit berkualitas di aplikasi Halodoc dengan klik gambar berikut:
Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2024
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Cystic Acne.
Healthline. Diakses pada 2024. What Is Cystic Acne and How Is It Treated?
WebMD. Diakses pada 2024. Cystic Acne.
Dermatologic Therapy. Diakses pada 2024. Why topical retinoids are mainstay of therapy for acne.
The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology. Diakses pada 2024. Oral spironolactone in post-teenage female patients with acne vulgaris.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan