halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Konstipasi

REVIEWED_BY  dr. Fadhli Rizal Makarim  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa Itu Konstipasi (Sembelit?)
  • Penyebab Konstipasi
  • Faktor Risiko Konstipasi
  • Gejala Konstipasi
  • Hubungi Dokter Ini untuk Saran Pengobatan Sembelit
  • Diagnosis Konstipasi
  • Pengobatan Konstipasi
  • Pencegahan Konstipasi atau Sembelit
  • Komplikasi Sembelit
  • Kapan Harus ke Dokter?

Apa Itu Konstipasi (Sembelit)?

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi sulit buang air besar. Bisa jadi tidak dapat buang air besar sama sekali atau tidak sampai tuntas.

Walaupun frekuensi buang air besar setiap orang bisa berbeda-beda, kamu dapat dinyatakan mengalami konstipasi jika buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu.

Orang-orang dari segala usia dapat mengalami sembelit sesekali. Ada juga orang dan situasi tertentu yang lebih cenderung mengarah pada konstipasi yang lebih konsisten atau konstipasi kronis. 

Penyebab Konstipasi

Konstipasi paling sering terjadi ketika kotoran atau tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan atau tidak dapat dikeluarkan secara efektif dari rektum. Ini dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan kering. Konstipasi kronis memiliki banyak kemungkinan penyebab.

Penyumbatan di usus besar atau rektum dapat memperlambat atau menghentikan gerakan tinja. Kemungkinan penyebab konstipasi adalah:

  • Robekan kecil di kulit sekitar anus (fisura anus).
  • Penyumbatan di usus (obstruksi usus).
  • Kanker usus besar.
  • Penyempitan usus besar (striktur usus).
  • Kanker perut lainnya yang menekan usus besar.
  • Kanker rektal.
  • Rektum menonjol melalui dinding belakang vagina (rektokel).

Sembelit juga bisa terjadi karena masalah pada saraf di sekitar usus besar dan rektum. Masalah ini dapat memengaruhi saraf yang menyebabkan otot-otot di usus besar dan rektum berkontraksi dan memindahkan tinja melalui usus. Penyebabnya antara lain:

  • Kerusakan pada saraf yang mengontrol fungsi tubuh (neuropati otonom).
  • Penyakit Parkinson.
  • Cedera saraf tulang belakang.
  • Cedera atau trauma.

Selain itu, masalah pada otot panggul yang terlibat dalam buang air besar juga dapat menyebabkan sembelit kronis, seperti:

  • Ketidakmampuan untuk mengendurkan otot panggul untuk memungkinkan buang air besar (anismus).
  • Otot panggul yang tidak mengoordinasikan relaksasi dan kontraksi dengan benar (dyssinergia).
  • Otot panggul melemah.

Selain berbagai penyebab tadi, konstipasi juga bisa terjadi karena faktor hormonal. Hormon dapat membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh.

Penyakit dan kondisi yang mengganggu keseimbangan hormon dapat menyebabkan sembelit, termasuk:

  • Diabetes.
  • Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif (hiperparatiroidisme).
  • Kehamilan.
  • Tiroid kurang aktif (hipotiroidisme).

Faktor Risiko Konstipasi

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami konstipasi, antara lain:

  • Jenis kelamin. Konstipasi lebih sering terjadi pada perempuan daripada pria, terutama pada masa sebelum menstruasi dan masa kehamilan.
  • Usia. Konstipasi juga lebih sering terjadi pada lansia.
  • Pola makan. Misalnya makan makanan yang rendah serat.
  • Kurang aktif secara fisik. Jarang atau tidak berolahraga sama sekali.
  • Minum obat-obatan tertentu. Termasuk obat penenang, atau obat untuk tekanan darah tinggi.
  • Kesehatan mental. Memiliki kondisi kesehatan mental, seperti depresi.

Gejala Konstipasi

Gejala sembelit secara umum adalah sulit buang air besar, dan frekuensinya kurang dari 3 kali dalam seminggu. Tanda dan gejala sembelit kronis meliputi:

  • Memiliki tinja yang padat atau keras.
  • Mengejan untuk buang air besar.
  • Merasa seolah-olah ada penyumbatan di rektum yang mencegah buang air besar.
  • Merasa seolah-olah tidak dapat sepenuhnya mengosongkan tinja dari rektum.
  • Membutuhkan bantuan untuk mengosongkan rektum. Misalnya menggunakan tangan untuk menekan perut dan menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja dari rektum.

Nah, jika kamu Mengidap Konstipasi? Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatannya.

Dokter akan menganggap statu sembelit sebagai kronis, jika kamu mengalami dua atau lebih gejala tersebut selama tiga bulan terakhir.

Hubungi Dokter Ini untuk Saran Pengobatan Sembelit

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala sembelit, seperti merasa ada penyumbatan pada rektum atau keluarnya tinja yang padat dan keras, hubungi dokter di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat sesegera mungkin.

Jika dibiarkan, sembelit dapat memicu berbagai komplikasi seperti pembengkakan pembuluh darah di anus atau wasir yang berbahaya. Oleh karena itu, munculnya gejala terkait sembelit harus segera ditangani.

Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan rating baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:

Dokter Spesialis Gizi Klinik:

  • dr. Diani Adrina Sp.GK
  • dr. Annisa Fauziah Sp.GK
  • dr. Karina Marcella Widjaja Sp.GK

Dokter Umum:

  • dr. Bendy Dwi Irawan
  • dr. Stevent

Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi jika membutuhkan pengobatan ketika mengalami sembelit atau konstipasi.

Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani dan mencegah dampak yang lebih serius. 

Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.

Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.

Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Konstipasi

Diagnosis konstipasi dapat melalui wawancara medis seputar gejala dan pemeriksaan fisik. Meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah). 

Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara di perut. Dokter akan memeriksa perut apakah ada rasa sakit, nyeri tekan, bengkak, dan benjolan.

Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan berbagai jenis tes dan prosedur untuk memastikan diagnosis, seperti:

  • Tes laboratorium. Tes darah dan urine mengungkapkan tanda-tanda hipotiroidisme, anemia, dan diabetes. Sampel tinja dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi, peradangan, dan kanker.
  • Tes pencitraan. Computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) dapat untuk mengidentifikasi masalah lain yang dapat menyebabkan konstipasi.
  • Kolonoskopi. Pemeriksaan bagian dalam usus besar. Selama prosedur ini, sampel kecil jaringan dapat dokter ambil untuk menguji kanker atau masalah lain dan polip yang ada akan dokter angkat.
  • Colon transit study. Evaluasi seberapa baik makanan bergerak melalui usus besar. Penanganan inidengan menelan kapsul yang berisi alat perekam nirkabel. Bisa juga dengan makanan yang diaktifkan radiokarbon dan kamera khusus akan merekam perkembangannya (scintigraphy). 
  • Tes fungsi usus lainnya. Termasuk jenis x-ray tertentu (defecography), untuk menyingkirkan penyebab konstipasi disfungsi outlet, dan penyisipan balon kecil ke dalam rektum (manometri anorektal).

Pengobatan Konstipasi

Sebagian besar kasus sembelit ringan hingga sedang dapat teratasi sendiri di rumah. Perawatan diri dapat kamu mulai dengan menginventarisasi apa yang kamu konsumsi dan kemudian membuat perubahan.

Beberapa rekomendasi untuk membantu meringankan atau sebagai langkah pengobatan konstipasi meliputi:

  • Minumlah air lebih banyak. Hindari minuman yang mengandung kafein dan alkohol, yang dapat menyebabkan dehidrasi.
  • Tambahkan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan berserat tinggi lainnya ke dalam pola makan.
  • Bergerak atau berolahraga.
  • Jangan membaca, menggunakan ponsel atau perangkat lain saat mencoba buang air besar.
  • Tinjau obat-obatan atau suplemen yang sedang kamu gunakan.

Beberapa obat resep tersedia untuk mengobati konstipasi. Termasuk lubiprostone, prucalopride, plecanatide, laktulosa dan linaclotide. Dokter akan memilih obat yang mungkin paling cocok berdasarkan hasil tes.

Pembedahan jarang terpilih untuk mengatasi konstipasi. Namun, dokter mungkin merekomendasikan operasi jika penyebab sembelit adalah oleh masalah struktural di usus besar. 

Misalnya penyumbatan di usus besar, striktur usus, fisura anus atau prolaps rektal. Beberapa penyebab konstipasi disfungsi outlet dapat diobati dengan pembedahan. Pengidap mungkin juga memerlukan pembedahan jika kanker terdapat di usus besar, rektum, atau anus.

Selain itu, tidak ada salahnya juga kamu melakukan beberapa Cara Sederhana yang Bisa Dilakukan saat Sembelit Menyerang.

Pencegahan Konstipasi atau Sembelit

Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah sembelit:

  • Makan banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Makan makanan berserat tinggi dan konsumsi suplemen serat bila perlu.
  • Minum banyak air.
  • Hindari alkohol dan kafein karena dapat menyebabkan dehidrasi.
  • Dapatkan olahraga teratur.
  • Konsumsi probiotik secara teratur, seperti yang ada dalam yoghurt dan kefir dengan kultur bakteri baik yang aktif atau hidup.
  • Latih otot-otot untuk buang air besar pada waktu yang sama setiap hari.

Agar lebih memahami tentang sembelit, baca juga lebih lanjut artikel ini: Mitos dan Fakta seputar Sembelit yang Perlu Dipahami.

Komplikasi Sembelit

Konstipasi yang tak kunjung membaik atau menjadi kronis dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Pembengkakan pembuluh darah di anus (wasir). Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan pembengkakan di pembuluh darah di dalam dan di sekitar anus.
  • Robekan kulit di anus (fisura anus). Kotoran besar atau keras dapat menyebabkan robekan kecil di anus.
  • Feses yang tidak bisa keluarkan (fecal impaksi). Sembelit kronis dapat menyebabkan akumulasi tinja yang mengeras yang tersangkut di usus.
  • Usus yang menonjol dari anus (prolaps rektal). Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan sejumlah kecil rektum meregang dan menonjol dari anus.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasi dengan dokter di Halodoc jika kamu mengalami perubahan kebiasaan buang air besar yang sudah berlangsung cukup lama untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Constipation.
WebMD. Diakses pada 2024. What Is Constipation?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Constipation.
Healthline. Diakses pada 2024. What You Should Know About Constipation.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp