Mimpi Buruk

Pengertian Mimpi Buruk
Mimpi buruk adalah sebuah perasaan tidak nyaman atau menakutkan yang terjadi saat seseorang tertidur. Penyebab mimpi buruk sebenarnya tidak jelas, tetapi ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko. Termasuk kebiasaan dan gaya hidup kurang sehat, hingga kondisi medis tertentu.
Pada dasarnya mimpi buruk yang umum dikenali oleh masyarakat adalah “nightmare”. Ini adalah keadaan yang menimbulkan perasaan tidak nyaman pada saat seseorang terbangun dari tidurnya.
Seseorang yang mengalami mimpi buruk mungkin melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang menakutkan dan mengerikan pada saat terlelap sehingga tidurnya menjadi tidak tenang.
Bentuk lain yang dapat dialami adalah “night terror”. Ini adalah sensasi atau perasaan ketakutan dan tidak nyaman yang dapat membangunkan seseorang secara tiba-tiba dari tidurnya. Berbeda dengan “nightmare”, pada “night terror”, orang yang mengalaminya, tidak dapat mengingat mimpinya.
Bentuk ketiga adalah “sleep paralysis”. Ini adalah keadaan saat seseorang merasakan tubuhnya tidak dapat bergerak pada saat tidur dan dapat disertai dengan perasaan sesak napas. Sleep paralysis sering dikenal sebagai fenomena ketindihan.
Penyebab Mimpi Buruk
Penyebab mimpi buruk tidak diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan bahwa hal ini terjadi karena faktor genetik, psikologis, kelainan fisik, gangguan dalam proses tumbuh kembang, dan gangguan pada sistem saraf pusat.
Meski penyebab belum bisa dipastikan, ada beberapa kondisi yang dapat memicu munculnya hal ini, yaitu:
1. Stres dan Cemas
Stres dan kecemasan bisa jadi penyebab seseorang mengalami mimpi buruk. Misalnya karena pekerjaan atau kegiatan di sekolah, kesedihan yang mendalam, atau takut ditinggal oleh seseorang.
2. Trauma
Peristiwa traumatis yang dialami, seperti perundungan, dan pelecehan fisik atau seksual, dapat menyebabkan gangguan bernama post-traumatic stress disorder. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.
3. Gangguan Tidur
Sleep apnea adalah salah satu masalah tidur yang paling umum menyebabkan mimpi buruk. Selain itu, gangguan tidur lainnya yang bisa jadi penyebab adalah narkolepsi, insomnia, dan sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome).
4. Efek Samping Obat
Mengonsumsi obat-obatan tertentu bisa menyebabkan efek samping berupa mimpi buruk dan gangguan tidur. Misalnya obat yang memengaruhi neutransmiter di otak, seperti antidepresan.
5. Kebiasaan Buruk sebelum Tidur
Kebiasaan ngemil, membaca buku, atau menonton film horor sebelum tidur dapat menyebabkan mimpi buruk. Jadi, sebaiknya hentikan kebiasaan ini jika kamu memilikinya.
6. Mengidap Masalah Kesehatan Tertentu
Penyakit atau masalah kesehatan lain juga dapat menyebabkan mimpi buruk. Seperti demam, penyakit jantung, dan berbagai masalah kesehatan mental.
7. Konsumsi Minuman Beralkohol dan Penyalahgunaan NAPZA
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang (NAPZA) bisa berdampak buruk. Termasuk menyebabkan masalah tidur, seperti mimpi buruk.
Faktor Risiko Mimpi Buruk
Ada banyak faktor yang bisa jadi penyebab atau meningkatkan risiko mimpi buruk. Termasuk trauma psikis, riwayat kegagalan, keadaan depresi, cemas, dan orang yang terlalu lelah bekerja.
Kondisi ini sebenarnya bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh anak usia 3–6 tahun. Karena di usia ini, imajinasi anak sedang sangat aktif. Selain itu, kondisi ini juga lebih sering terjadi pada orang dengan keluarga yang juga sering mengalaminya.
Gejala Mimpi Buruk
Umumnya, mimpi buruk terjadi pada tengah malam atau dini hari. Mimpi yang terjadi bisa memiliki tema yang sangat bervariasi. Mulai dari bertemu makhluk aneh, terjatuh, diculik, sampai dikejar-kejar sesuatu atau seseorang.
Sama seperti penyebab, frekuensi terjadinya juga bervariasi pada setiap orang. Bisa jarang, sering, bahkan bisa terjadi beberapa kali dalam semalam. Namun, satu hal yang pasti, kondisi ini dapat menyebabkan orang yang mengalaminya merasa marah, takut, sedih, cemas, atau merasa bersalah.
Perasaan ini bisa terus dirasakan meski seseorang sudah terbangun dari tidurnya. Sebuah mimpi bisa dikategorikan sebagai mimpi buruk bila terdapat ciri-ciri berikut ini:
- Terasa sangat jelas, nyata, dan menyebabkan orang yang mengalaminya terganggu, cemas, sedih atau marah saat mengingatnya.
- Membuat seseorang merasa terancam keselamatan diri atau kelangsungan hidupnya.
- Membuat seseorang berkeringat dan berdebar-debar saat tidur.
- Menyebabkan seseorang terbangun dan mampu mengingat kembali mimpinya secara detail.
- Membuat orang yang mengalaminya sulit untuk kembali tidur.
Meski kondisi ini adalah hal yang biasa dialami oleh setiap orang, ini bisa dikategorikan sebagai gangguan jika:
- Sering terjadi.
- Menyebabkan rasa kantuk, lelah, dan lesu di siang hari.
- Membuat sulit berkonsentrasi dan mengingat sesuatu.
- Membuat orang yang mengalaminya terus memikirkan mimpi buruk yang dialami.
- Menimbulkan rasa cemas dan takut saat hendak tidur.
- Menyebabkan gangguan perilaku, seperti takut pada ruangan gelap.
- Memengaruhi aktivitas sehari-hari, misalnya menyebabkan penurunan kualitas saat belajar atau bekerja.
Diagnosis Mimpi Buruk
Diagnosis biasanya dapat ditegakkan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Dari wawancara medis, dokter dapat mengetahui kemungkinan penyebab yang terjadi.
Pada beberapa kasus yang berat, dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Pemeriksaan Mental. Untuk mengetahui apakah kondisi yang dialami terkait dengan gangguan mental, seperti gangguan kecemasan.
- Polisomnigrafi. Ini adalah perekaman aktivitas tidur, untuk menentukan apakah kondisi ini terkait dengan gangguan tidur lain.
Penanganan Mimpi Buruk
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi penyebab mimpi buruk. Namun, ini bisa ditangani dengan cara mengatasi penyebab mimpi buruk yang dialami. Jika penyebabnya adalah kondisi medis tertentu, maka kondisi ini perlu diatasi terlebih dahulu.
Jika mimpi buruk terjadi karena masalah pada mental, kamu bisa melakukan meditasi, relaksasi, dan mengurangi beban pikiran. Sebagian besar kasus mimpi buruk tidak perlu penanganan dan cukup mengubah pola pikir saja ke arah yang lebih positif.
Hubungi psikolog atau dokter ahli di Halodoc✔️ sebagai langkah awal penanganan kondisi ini. Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behaviour Therapy/CBT) untuk membantu orang yang sering mengalami mimpi buruk.
Jika mimpi buruk terjadi secara terus menerus dan mengganggu kualitas tidur, pemberian obat-obatan yang dapat menyeimbangkan kandungan senyawa kimia alami dalam otak dapat membantu kamu.
Komplikasi Mimpi Buruk
Penyebab mimpi buruk yang terjadi terus-menerus dan tidak ditangani dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi berikut ini:
- Gangguan mood, gangguan kecemasan, atau depresi.
- Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, sehingga mengganggu aktivitas.
- Gelisah saat hendak tidur, karena takut mimpi buruk terulang.
- Keinginan atau percobaan untuk bunuh diri.
- Peningkatan risiko kecelakaan lalu lintas akibat kurang tidur.
Pencegahan Mimpi Buruk
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meminimalisir penyebab mimpi buruk, yaitu:
- Berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu.
- Mengatur jam tidur dan bangun tidur yang sama setiap harinya.
- Mengatur suasana yang nyaman di kamar tidur.
- Menghindari konsumsi obat penenang.
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein.
- Mendengarkan musik yang bisa membuat diri lebih santai.
- Menghindari penggunaan smartphone atau alat elektronik lain sebelum tidur.
- Membaca buku atau menulis rencana untuk esok hari agar pikiran teralihkan dari bayangan mimpi buruk.
- Mendiskusikan mimpi buruk yang dialami dengan keluarga atau teman untuk mengurangi kecemasan.
Mengatur kamar tidur menjadi nyaman juga bisa mencegah terjadinya mimpi buruk. Simak penjelasannya di sini → Kamar Tidur yang Nyaman Dapat Cegah Mimpi Buruk
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika kamu mengalami mimpi buruk secara terus-menerus dan berpengaruh pada kualitas tidur dan kesehatan kamu, tidak ada salahnya untuk tanya psikolog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Referensi:
Sleep Foundation. Diakses pada 2022. Nightmares.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Nightmare disorder.
Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2023. Mimpi Buruk.
WebMD. Diakses pada 2023. Nightmares in Adults.
Diperbarui pada 29 Mei 2023
Topik Terkini
Artikel Terkait





