Advertisement

Lavender Marriage: Pengertian dan Dampak Psikologisnya

4 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Agustus 2025

Lavender marriage adalah fenomena kompleks yang mencerminkan tekanan sosial dan internal yang dihadapi oleh individu dengan orientasi seksual non-heteroseksual.

Lavender Marriage: Pengertian dan Dampak PsikologisnyaLavender Marriage: Pengertian dan Dampak Psikologisnya

Daftar Isi:

  1. Sejarah Lavender Marriage
  2. Alasan Terjadinya Lavender Marriage
  3. Dampak Psikologis Lavender Marriage
  4. Perbedaan Lavender Marriage dengan Pernikahan Konvensional
  5. Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental dalam Pernikahan?
  6. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
  7. Kesimpulan

Lavender marriage adalah pernikahan antara seorang pria dan wanita, di mana salah satu atau keduanya memiliki orientasi seksual yang berbeda, yaitu non-heteroseksual seperti homoseksual. Pernikahan tersebut dilakukan untuk menutupi orientasi seksual mereka dari publik.

Dalam banyak kasus, pernikahan ini sering kali didasari oleh tekanan sosial, keluarga, atau agama yang membuat individu tersebut merasa tidak aman untuk mengungkapkan identitas seksual mereka yang sebenarnya.

Sejarah Lavender Marriage

Istilah “lavender marriage” pertama kali muncul pada awal abad ke-20 di Hollywood. Pada masa itu, homoseksualitas dianggap tabu dan bahkan ilegal di banyak negara. Publik figur dan selebritas yang memiliki orientasi seksual non-heteroseksual, terpaksa menyembunyikan identitas mereka untuk melindungi karier dan reputasi.

Lavender marriage menjadi salah satu cara untuk menciptakan citra publik yang sesuai dengan norma-norma heteronormatif yang berlaku.

Apa saja yang membuat pernikahan renggang? Baca di sini: Hati-Hati, 5 Hal Ini Dapat Membuat Pernikahan Renggang

Alasan Terjadinya Lavender Marriage

Ada beberapa alasan utama mengapa lavender marriage masih terjadi hingga saat ini, antara lain:

  • Tekanan sosial dan keluarga: Ekspektasi dari keluarga dan masyarakat untuk menikah dengan lawan jenis masih kuat di banyak budaya.
  • Stigma dan diskriminasi: Ketakutan akan stigma dan diskriminasi terkait orientasi seksual non-heteroseksual dapat mendorong seseorang untuk menyembunyikan identitasnya.
  • Agama dan keyakinan: Beberapa ajaran agama mungkin tidak menerima hubungan sesama jenis, sehingga individu memilih lavender marriage untuk memenuhi harapan agama.
  • Keamanan finansial dan sosial: Dalam beberapa kasus, pernikahan heteroseksual dapat memberikan keuntungan finansial atau sosial yang tidak tersedia bagi pasangan sesama jenis.

Dampak Psikologis Lavender Marriage

Lavender marriage dapat memiliki dampak psikologis atau kesehatan mental yang signifikan pada individu yang terlibat, di antaranya:

  • Stres dan kecemasan: Menyembunyikan identitas diri dapat menyebabkan stres kronis dan kecemasan.
  • Depresi: Ketidakmampuan untuk hidup secara autentik dapat memicu perasaan sedih dan putus asa.
  • Rendahnya harga diri: Merasa terpaksa menyembunyikan siapa diri sebenarnya dapat merusak harga diri dan keyakinan diri.
  • Masalah dalam hubungan: Kurangnya keintiman emosional dan fisik yang sejati dapat menyebabkan konflik dan ketidakbahagiaan dalam pernikahan.

Menurut studi, seseorang yang berada dalam lavender marriage sering kali mengalami tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan mereka yang terbuka tentang orientasi seksual mereka.

Baca juga artikel lainnya di sini: Bukan Fisik, 3 Tanda Kalau Pasangan Selingkuh Perasaan

Perbedaan Lavender Marriage dengan Pernikahan Konvensional

Perbedaan utama terletak pada kejujuran dan kesesuaian identitas. Dalam pernikahan konvensional, kedua pasangan saling mencintai dan menerima satu sama lain apa adanya. Sementara itu, dalam lavender marriage, terdapat elemen penyembunyian dan ketidaksesuaian identitas yang dapat merusak fondasi hubungan.

Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental dalam Pernikahan?

Menjaga kesehatan mental dalam pernikahan, terlepas dari jenisnya, sangatlah penting. Nah, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Komunikasi terbuka: Berbicara secara jujur dan terbuka dengan pasangan tentang perasaan, kebutuhan, dan harapan masing-masing.
  • Saling mendukung: Memberikan dukungan emosional dan praktis kepada pasangan dalam menghadapi tantangan hidup.
  • Menjaga keintiman: Memelihara keintiman emosional dan fisik dalam hubungan.
  • Mencari bantuan profesional: Jika mengalami kesulitan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor pernikahan.

Cari tahu tentang pernikahan dini di sini: 6 Akibat Pernikahan Dini untuk Kesehatan Mental dan Fisik Remaja

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Seseorang atau pasangan harus mencari bantuan profesional jika mengalami tanda-tanda seperti:

  • Stres atau kecemasan yang berlebihan.
  • Depresi atau perasaan putus asa.
  • Konflik yang tidak terselesaikan dalam hubungan.
  • Kesulitan dalam berkomunikasi dengan pasangan.
  • Perasaan terisolasi atau kesepian.

Kesimpulan

Lavender marriage adalah fenomena kompleks yang mencerminkan tekanan sosial dan internal yang dihadapi oleh individu dengan orientasi seksual non-heteroseksual. Memahami pengertian lavender marriage dan dampaknya penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan suportif terhadap keberagaman identitas seksual.

Jika mengalami masalah terkait kesehatan mental dalam pernikahan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog di Halodoc.

Dapatkan juga obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2025.The Return of Lavender Marriages
International Journal of Cultural and Social Science. Diakses pada 2025. ANALYSIS OF THE LAVENDER MARRIAGE PHENOMENON AND ITS CHALLENGES TO FAMILY LAW IN INDONESIA
Feeld. Diakses pada 2025. Lavender marriages—what are they and why are they gaining in popularity again?