Limfadenopati, Apakah Penyakit yang Bisa Menular?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Februari 2019
Limfadenopati, Apakah Penyakit yang Bisa Menular?Limfadenopati, Apakah Penyakit yang Bisa Menular?

Halodoc, Jakarta - Limfadenopati adalah kondisi pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening, yaitu kelenjar yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dalam menjalankan perannya, kelenjar ini bertugas membantu tubuh melawan virus atau bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Letaknya tersebar di beberapa bagian tubuh, seperti di bawah ketiak, lipatan paha, leher, dada, dan perut. Meski bentuknya hanya sebesar kacang polong, kelenjar getah bening mampu membawa cairan, nutrisi, dan bahan limbah antara jaringan tubuh dan aliran darah.

Sistem getah bening merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, yaitu sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Kelenjar getah bening memiliki saringan, sehingga cairan yang melaluinya terbebas dari bakteri, virus, dan zat asing lainnya. Selain itu, sel-sel darah putih yang disebut limfosit juga bertugas untuk menghancurkan limbah-limbah yang terdapat di kelenjar getah bening.

Baca juga: Ini Cara Memeriksa Kelenjar Getah Bening

Perlu diketahui, kelenjar ini dapat ditemukan secara tunggal atau bergerombol dalam suatu kelompok. Kelompok kelenjar getah bening dapat dirasakan di leher, pangkal paha, dan ketiak. Kelenjar getah bening umumnya tidak lembut atau menyakitkan. Sebagian besar kelenjar getah bening di dalam tubuh tidak bisa dirasakan. Lokasi umum untuk pembengkakan kelenjar getah bening termasuk leher, pangkal paha, dan ketiak.

Seperti Apa Gejalanya?

Seperti disebutkan di awal, limfadenopati menimbulkan gejala berupa pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening. Pembengkakan tersebut dapat diketahui dengan munculnya benjolan di bawah kulit, yang bisa terasa nyeri atau pun tidak.

Selain benjolan, pengidap limfadenopati juga dapat merasakan gejala lain, yang berbeda-beda tergantung penyebab, lokasi pembengkakan kelenjar getah bening, dan kondisi pengidap. Gejala tersebut antara lain:

  • Ruam kulit.
  • Lemas.
  • Demam.
  • Berkeringat ketika malam.
  • Berat badan turun.

Baca juga: Kelenjar Getah Bening di Ketiak, Apakah Berbahaya?

Segera temui dokter apabila pembengkakan kelenjar getah bening yang dialami:

  • Muncul tanpa sebab yang jelas.
  • Terus bertambah besar dan telah berlangsung lebih dari 2 minggu.
  • Bertekstur keras dan tidak bergerak ketika digoyangkan.

Dapat Disebabkan oleh Berbagai Hal

Ada banyak hal yang dapat memicu terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati. Berikut beberapa di antaranya:

  • Infeksi, seperti infeksi telinga, infeksi pada gigi atau gusi (seperti gingivitis), faringitis, infeksi kulit, campak, mononukleosis, Tuberkulosis, dan HIV.
  • Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
  • Kanker, seperti limfoma dan leukemia.
  • Penggunaan obat-obatan, seperti obat anti-kejang (misalnya phenytoin) atau vaksin tifus.

Apakah Penyakit Ini Menular?

Pada kebanyakan kasus, limfadenopati tidaklah menular. Namun, jika limfadenopati terjadi akibat Tuberkulosis (limfadenitis tuberkulosis), ada kemungkinan dapat menular. Terutama jika sering berkontak langsung dengan pengidap. Perlu diketahui bahwa yang menular adalah Tuberkulosisnya, bukan pembengkakan kelenjar getah beningnya.

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Kelenjar Getah Bening

Ketika telah terinfeksi atau tertular Tuberkulosis, belum bisa dipastikan bahwa akan terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pula. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Jika tidak segera ditangani, Tuberkulosis dapat mengembangkan berbagai komplikasi serius. Salah satunya adalah pembengkakan atau pembesaran pada kelenjar getah bening.

Itulah sedikit penjelasan tentang limfadenopati. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan