Si Kecil Alami Fimosis, Apakah Berbahaya?
Halodoc, Jakarta – Banyak hal yang akan menjadi perhatian ibu pada kesehatan anaknya. Salah satunya adalah kondisi fimosis yang dapat dialami oleh anak laki-laki. Fimosis sendiri merupakan salah satu kelainan pada pria yang belum disunat dimana kondisi kulup Mr. P menempel dengan kencang pada kepala Mr. P sehingga tidak dapat ditarik ke belakang.
Baca juga: Anak Sulit Buang Air Kecil, Hati-Hati Fimosis
Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak yang memiliki rentang usia 2 hingga 7 tahun, karena biasanya kondisi ini berubah dan menghilang seiring dengan usia anak. Ternyata pada beberapa kasus, kondisi ini tidak dapat menghilang dengan sendirinya sehingga membutuhkan pertolongan medis untuk mengembalikan kondisi Mr. P menjadi normal.
Apakah Fimosis Berbahaya bagi Anak Laki-laki?
Ya, kondisi fimosis masih dianggap wajar ketika terjadi pada saat bayi atau anak-anak. Namun, jika setelah usia anak membesar, kondisi fimosis dapat menjadi berbahaya untuk kesehatan karena mengganggu proses buang air kecil atau kesehatan yang lainnya.
Ketahui faktor yang menyebabkan seseorang mengalami fimosis. Selain kondisi bawaan lahir, fimosis dapat disebabkan beberapa faktor lain seperti masalah medis. Penyakit diabetes menyebabkan seseorang mengalami fimosis, hindari anak-anak dari penyakit diabetes sehingga kesehatannya tidak terganggu.
Kondisi Fimosis yang Perlu Diwaspadai
Kondisi fimosis dapat terjadi akibat bawaan lahir dan sebagian besar tidak perlu penanganan khusus. Namu, sebaiknya hindari menarik paksa pelekatan yang terjadi antara kepala kulup dan Mr. P anak. Kondisi ini berisiko membuat luka pada bagian kepala kulup. Jangan lupa untuk membawa anak ke dokter ketika anak mengalami pembengkakan pada bagian kulup, nyeri, kesulitan buang air kecil hingga peradangan kepala Mr. P.
Baca juga: Perhatikan Gangguan Kelamin pada Anak
Cara Merawat Fimosis pada Si Kecil
Jangan lupa untuk memerhatikan kebersihan Mr. P anak ketika anak ibu mengalami fimosis. Bersihkan bagian kulup dengan menggunakan kapas yang sudah diberikan air hangat secara teratur. Hindari penggunaan produk-produk yang berpotensi membuat bagian Mr. P iritasi seperti bedak atau sabun yang mengandung pewangi.
Jangan lupa untuk rutin periksakan kesehatan anak agar dokter atau tim medis dapat memberikan penanganan yang tepat terhadap penyakit fimosis. Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengobati kondisi fimosis yang dialami oleh anak laki-laki, seperti:
1. Pemberian Krim Kortikosteroid
Biasanya krim ini dioleskan pada bagian kepala Mr. P untuk membantu mengendurkan kulit yang melekat pada kepala Mr. P.
2. Sunat
Sunat bukan hanya sebagai tindakan medis. Di Indonesia sendiri kegiatan ini sudah menjadi tradisi dari kebudayaan. Ya, tidak hanya tradisi, sunat sudah dianggap sebagai pengobatan serta pencegahan terbaik untuk kondisi fimosis pada anak-anak.
Sebaiknya pastikan waktu dan metode yang akan ibu gunakan untuk melakukan sunat pada anak agar anak nyaman dan kesehatan anak juga terjaga. Penanganan yang tepat meminimalisir risiko sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Ibu bisa pilih dokter terbaik di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga: Ini Bedanya Fimosis dan Parafimosis yang Perlu Diketahui