Termasuk Gangguan Seksual, Bisakah Pedofilia Disembuhkan?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Mei 2019
Termasuk Gangguan Seksual, Bisakah Pedofilia Disembuhkan?Termasuk Gangguan Seksual, Bisakah Pedofilia Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta - Pedofilia adalah gangguan seksual di mana orang dewasa atau remaja mempunyai ketertarikan seksual terhadap anak-anak. Seseorang harus berusia setidaknya 16 tahun dan setidaknya lima tahun lebih tua dari anak pra remaja agar ketertarikannya dapat didiagnosis sebagai pedofilia.

Alih-alih respon melindungi dan memelihara layaknya orang tua, otak pengidap pedofilia malah memicu respon seks kepada anak kecil.  Perilaku yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah umur setidaknya berulang selama enam bulan. Agar orangtua lebih waspada, berikut ciri umum dari pengidap pedofilia yang perlu diketahui:

  • Cenderung suka menyendiri (introvert).
  • Terlalu obsesif pada anak-anak.
  • Memiliki cacat fisik khusus dan bertangan kidal.
  • Senang merayu anak-anak.

Baca Juga: Ini 5 Cara Jauhkan Si Kecil dari Pedofilia

Penyebab Pedofilia

Sejauh ini, penyebab pedofilia masih terus diteliti karena belum jelas apa penyebab utamanya. Penyebab munculnya pedofilia pada diri seseorang bisa bervariasi tergantung karakteristik dan latar belakang pengidapnya. Beberapa contoh faktor dibawah mungkin menjadi pemicu munculnya gangguan pedofilia, yaitu:

  • Pernah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanak.
  • Gangguan perkembangan saraf, otak, atau kelainan pada hormon.
  • Pernah mengalami cedera kepala serius sebelum usia 6 tahun.
  • Memiliki ibu dengan riwayat gangguan psikiatri.
  • Memiliki IQ rendah.

Apakah Pedofilia Bisa Disembuhkan?

Pedofilia termasuk kedalam gangguan jiwa kronis, sehingga pengobatannya berfokus untuk mengubah perilaku dalam jangka panjang. Sejauh ini, pertanyaan seputar apakah pengidap pedofilia bisa sembuh total masih terus diteliti. Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, yakni:

1. Terapi Anti Androgen

Androgen Deprivation Therapy adalah perawatan obat yang melibatkan pengurangan hormon pria pada pengidap pedofil, terutama hormon testosteron. Dalam istilah yang lebih sederhana, ADT adalah pengebirian menggunakan zat kimia. Jenis perawatan farmakologis ini menjadi pilihan perawatan yang tepat untuk penyimpangan seksual yang paling serius.

Tiga jenis obat penghambat hormon yang digunakan berupa progestogen, agonis hormon pelepas gonadotropin, dan inhibitor testosteron kompetitif. Obat-obatan ini dapat memakan waktu antara 3–10 bulan untuk menunjukkan hasil.

Baca Juga: 5 Hal Ini Masuk Kategori Pelecehan Seksual, Apa Alasannya?

2. Inhibitor Serotonin Spesifik

Inhibitor serotonin spesifik sering digunakan untuk mengobati gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Ternyata, obat-obatan ini juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan seksual, termasuk pedofilia. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa gangguan pedofilia merupakan bagian dari spektrum OCD. Itu sebabnya, penggunaan inhibitor serotonin spesifik juga bekerja pada pengidap pedofilia.

Inhibitor serotonin spesifik memiliki efek samping yang lebih ringan daripada terapi anti-androgen dan terapi hormon. Beberapa jenis inhibitor serotonin spesifik yang bisa digunakan, yaitu fluvoxamine, fluoxetine, dan sertraline. Saat diuji, penggunaan inhibitor serotonin spesifik efektif menurunkan tingkat fantasi paraphilic.

3. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif untuk pengidap pedofilia berfokus untuk membantu menghilangkan pikiran erotisnya terhadap anak-anak. Contoh metode terapi perilaku kognitif yang bisa diterapkan, yakni pendekatan pengkondisian, pelatihan keterampilan perilaku, keterampilan sosial, pelatihan empati, dan mencoba untuk mengatasi pola gairah seksual yang mendasarinya.

Terapi aversion yang termasuk kedalam jenis terapi perilaku kognitif bekerja dengan cara menghubungkan sesuatu yang negatif dengan masing-masing pikiran seksual pedofil yang tidak pantas. Jenis terapi ini dilakukan dengan menggunakan teknik visualisasi.

Selain terapi aversion, terapi kelompok dilakukan dengan cara melibatkan rekan-rekannya. Biasanya terapi ini dilakukan pada pengidap pedofil yang dirawat dipenjara. Rekan-rekannya akan mencoba membantu pelaku pedofil lainnya untuk menghadapi perilaku penolakan dan rasionalisasi mereka. Kelompok-kelompok tersebut dibentuk untuk menyediakan lingkungan yang tidak mengancam di mana mereka yang dirawat tetap merasa aman.

Baca Juga: 6 Trauma Akibat Kekerasan Seksual

Kalau kamu curiga mengidap kondisi ini, jangan ragu untuk bicara dengan dokter Halodoc memastikannya. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play! Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan