3 Kebiasaan Pemicu Ruam Popok

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 November 2018
3 Kebiasaan Pemicu Ruam Popok3 Kebiasaan Pemicu Ruam Popok

Halodoc, Jakarta – Penggunaan popok pada bayi kini sudah menjadi sebuah keharusan, terutama saat akan bepergian. Namun hati-hati, penggunaan popok dalam jangka waktu panjang bisa menyebabkan kulit bayi mengalami masalah, yaitu ruam popok.

Ruam popok merupakan peradangan yang terjadi pada kulit bayi, terutama di area yang sering tertutup popok seperti bagian bokong. Kulit yang mengalami peradangan akan terlihat kemerahan dan mungkin membuat bayi merasa tidak nyaman.

Meski tidak berbahaya, tapi ruam popok yang muncul di kulit bayi tidak bisa dianggap sepele begitu saja. Selain membuat kulit terasa tidak nyaman, bayi yang mengalami ruam popok cenderung lebih rewel dan sering menangis. Secara umum, ruam popok bisa saja terjadi sebagai reaksi kulit yang terus-menerus bersentuhan dengan urine dan tinja.

Sebagian besar bayi yang menggunakan popok, sering mengalami gangguan ini. Karena itu, pemilihan popok yang tepat adalah hal yang perlu diketahui oleh para orangtua. Jika merek popok sekali pakai yang digunakan ternyata membuat kulit bayi teriritasi dan memicu ruam merah, maka gantilah produk tersebut dengan yang lainnya.

Selain karena merek atau jenis produk, ternyata ada beberapa faktor lain yang bisa memicu munculnya ruam pokok. Faktor tersebut seringnya merupakan kebiasaan-kebiasaan kecil yang tanpa disadari bisa meningkatkan risiko kulit mengalami masalah. Lantas, apa saja kebiasaan pemicu ruam popok?

1. Tidak Rajin Mengganti Popok

Jika dilihat dari fungsinya, popok digunakan untuk “menampung” urine dan kotoran bayi. Namun jika popok bayi tidak rajin diganti, kotoran dan urine yang ada malah akan memicu ruam popok. Sebab, kotoran yang dibiarkan terlalu lama dan menyentuh kulit dapat memicu iritasi pada kulit bayi yang sensitif.

2. Sembarangan Membersihkan

Ruam popok juga bisa terjadi karena kebiasaan tidak membersihkan kulit dengan benar setelah melepas popok. Setelah satu harian menempel, bukan tidak mungkin popok meninggalkan bekas kotoran atau urine di bagian-bagian tertentu kulit.

Kotoran yang tersisa akan menempel pada kulit, jika tidak dibersihkan dengan benar kotoran tersebut akan meningkatkan risiko kulit mengalami iritasi. Lalu, iritasi pada kulit menjadi pemicu munculnya ruam popok.

3. Gonta-ganti Merk

Bukan tidak mungkin ibu merasa tergiur jika menemukan merek popok baru, dan memutuskan untuk mengganti produk yang sebelumnya dipakai. Entah karena kualitas yang dijanjikan lebih baik atau karena harga yang lebih murah. Mengganti merk popok adalah hal yang wajar terjadi.

Namun tahukah ibu, ternyata kebiasaan tersebut bisa berdampak buruk pada kulit, lho. Terutama jika terlalu sering mengganti merk popok. Sebab, ada kemungkinan kulit bayi tidak cocok dengan popok baru, sehingga memunculkan ruam merah. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya gunakan satu atau dua merek popok saja yang memang cocok untuk bayi. Hindari terlalu sering mengganti merek, terutama memakaikannya tanpa percobaan terlebih dahulu.

Selain merek popok, sering mengganti produk sabun, beda detergen, hingga bahan pelembut pun bisa memicu terjadinya iritasi. Hal ini juga akan meningkatkan risiko bayi mengalami ruam popok di kulit.

Tanyakan seputar ruam popok atau masalah kulit bayi lain kepada dokter di aplikasi Halodoc. Ibu bisa dengan mudah menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan terpercaya dan tips menjaga kulit bayi tetap sehat. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan