5 Kondisi Medis yang Memerlukan Pemasangan Kateter

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 Oktober 2021
5 Kondisi Medis yang Memerlukan Pemasangan Kateter5 Kondisi Medis yang Memerlukan Pemasangan Kateter

“Kateter adalah alat berbentuk tabung kecil dan fleksibel yang berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih. Lama penggunaan kateter ditentukan dari kondisi kesehatan penggunanya, sehingga kateter bisa digunakan sementara atau waktu yang panjang. Retensi urine, inkontinensia urine, bladder outlet obstruction, dan tindakan bedah tertentu merupakan kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter.

Halodoc, Jakarta – Kateter adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil dan fleksibel yang berfungsi untuk membantu pasien mengosongkan kandung kemih. Biasanya, alat ini digunakan secara sementara hingga pengidap gangguan kesehatan dapat mengosongkan kandung kemih secara mandiri.

Kandung kemih yang tidak dikosongkan dapat menyebabkan tekanan pada ginjal. Kondisi ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang lebih berbahaya. Untuk itu, sebaiknya ketahui beberapa kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan yang dapat terjadi.

Baca juga: Ada Darah dalam Urine, Waspadai 8 Hal Ini

Kondisi Medis yang Memerlukan Kateter

Kantong kateter terdiri dari berbagai ukuran yang berbeda dan bisa disesuaikan dengan kondisi fisik penggunanya. Selain itu, kateter juga terbuat dari beberapa bahan yang berbeda, seperti karet, plastik, hingga silikon.

Saat penggunaan kateter, selang yang berbentuk tipis dan fleksibel akan dimasukkan ke dalam saluran kencing agar penggunanya bisa membuang urine secara normal.

Ada beberapa kondisi medis yang direkomendasikan oleh dokter untuk menggunakan kateter, yaitu:

  1. Retensi Urine

Retensi urine adalah gangguan kesehatan pada kandung kemih yang menyebabkan pengidapnya kesulitan membuang air kecil. Selain kesulitan membuang air kecil, pengidap retensi urine juga kerap merasakan sensasi buang air kecil yang tidak tuntas. Meskipun dapat dialami siapa saja, tetapi retensi urine lebih banyak dialami oleh pria. 

Ada berbagai pemicu yang dapat menyebabkan seseorang mengalami resistensi urine, seperti penyumbatan saluran kemih, gangguan sistem saraf, riwayat operasi, efek samping penggunaan obat, gangguan pada otot kandung kemih, hingga infeksi.

  1. Inkontinensia Urine

Kondisi ini terjadi ketika seseorang tidak mampu menahan buang air kecil. Inkontinensia urine sering dialami oleh lansia, khususnya wanita. Kondisi ini bisa berbahaya dan memicu gangguan kesehatan fisik maupun mental pada pengidapnya.

Penggunaan kateter dinilai efektif untuk pengidap inkontinensia urine ketika semua pengobatan yang dilakukan tidak menunjukkan hasil yang baik.

Baca juga: Pola Hidup Sehat yang Bisa Cegah Inkontinensia Urine

  1. Persalinan Caesar

Saat akan menjalani persalinan caesar, pemasangan kateter pada ibu hamil diperlukan untuk membantu mengosongkan kandung kemih saat akan menerima anestesi epidural. 

Penggunaan kateter untuk persalinan caesar digunakan secara sementara. Beberapa jam setelah persalinan dilakukan, kateter akan dilepaskan kembali.

  1. Tindakan Bedah Area Genital

Beberapa tindakan bedah juga membutuhkan pemasangan kateter untuk mengeringkan kandungan kemih sesaat sebelum tindakan, selama tindakan, hingga setelah tindakan bedah. 

Beberapa tindakan bedah yang membutuhkan pemasangan kateter adalah operasi kelenjar prostat dan perbaikan patah tulang pinggul. 

  1. Bladder Outlet Obstruction

Bladder outlet obstruction adalah penyumbatan pada pangkal kandung kemih. Kondisi ini membuat aliran urine menuju uretra terhambat atau terhenti. 

Kondisi ini bisa diatasi sesuai dengan penyebabnya, tetapi pada sebagian besar kasus, penggunaan kateter menjadi salah satu perawatan yang dilakukan oleh pengidap bladder outlet obstruction untuk mengatasi penyumbatan kandung kemih dan melancarkan aliran urine.

Itulah kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter untuk menunjang pengobatan, pemeriksaan, atau tindakan bedah yang akan dilakukan. Jika kamu atau kerabat membutuhkan penggunaan kateter dalam jangka waktu yang panjang, sebaiknya ketahui lebih banyak informasi yang dibutuhkan untuk pemasangan maupun perawatan kateter di rumah sebelum keluar rumah sakit. 

Baca juga: Jangan Ragu Melakukan Tes Urine, Ini 6 Manfaatnya

Hal ini akan membantu kamu untuk mencegah risiko komplikasi akibat penggunaan kateter, seperti infeksi. Kamu bisa gunakan aplikasi Halodoc dan tanyakan langsung pada dokter seputar informasi perawatan dan gaya hidup yang perlu dilakukan oleh pengguna kateter. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
NHS. Diakses pada 2021. Urinary Catheter.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses pada 2021. Treatment of Urinary Retention.
Healthline. Diakses pada 2021. Diakses pada 2021. Urinary Catheter.
Urology Care Foundation. Diakses pada 2021. Urinary Incontinence.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan