Advertisement

7 Jenis Bahan Pengawet Makanan yang Aman Dikonsumsi

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   24 November 2025

Asam benzoat, asam sorbat, dan sulfit adalah contoh bahan pengawet buatan, sementara garam dan gula adalah bahan pengawet alami.

7 Jenis Bahan Pengawet Makanan yang Aman Dikonsumsi7 Jenis Bahan Pengawet Makanan yang Aman Dikonsumsi

DAFTAR ISI


Banyak orang yang takut begitu mendengar tentang bahan pengawet. Sebab, dapat berbahaya dan merusak kesehatan tubuh. Mengonsumsi bahan pengawet makanan terlalu banyak memang bisa menyebabkan penyakit.

Namun, jika mengonsumsi dalam jumlah wajar, maka bahan pengawet makanan aman untuk tubuh. Yuk, simak penjelasan berikut untuk mengetahui bahan pengawet makanan yang aman. 

Mengenal Bahan Pengawet yang Aman

Kini, sebagian besar makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung bahan pengawet. Baik pengawet alami maupun buatan. Bahan pengawet untuk membantu menjaga makanan dari tumbuhnya jamur, mikroba, dan organisme lain yang menyebabkan keracunan. 

Namun, sayangnya bahan pengawet yang terdapat pada makanan kemasan sering kali cenderung berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Untuk itu, kamu harus cermat memilih komposisi bahan pengawet yang aman dikonsumsi, seperti:

1. Asam benzoat

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang paling umum digunakan. Selain bisa dipakai untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur pada makanan, bahan ini membantu memperlambat dan mencegah perubahan warna, rasa, PH dan tekstur, sehingga kesegaran makanan tetap terjaga.

Asam benzoat umumnya ditemukan pada makanan seperti salad, acar, saus, bumbu, jus buah, dan makanan ringan lainnya.

2. Asam Sorbat

Asam sorbat adalah senyawa kimia alami yang juga menjadi pilihan untuk mengawetkan makanan. Nah, asam sorbat efektif menghambat pertumbuhan jamur, yang dapat merusak makanan dan menyebabkan penyakit. 

Bahan pengawet ini umumnya digunakan untuk mengawetkan daging karena kemampuan antibiotik alaminya. 

Selain daging, asam sorbat yang memiliki sifat anti jamur juga digunakan untuk mengawetkan makanan kaleng, kerang, keju, anggur merah, dan pastry.

3. Sulfit

Sulfit atau sulfur dioxida adalah bahan pengawet yang digunakan untuk membantu mencegah makanan berubah warna menjadi kecokelatan.

Kandungan dalam sulfit bersifat antimikroba, sehingga bahan pengawet makanan ini sering digunakan untuk mengawetkan buah kering. 

Selain pada buah-buahan kering, bahan kimia sulfit juga biasanya terkandung dalam jus buah dan sosis.

4. Nitrat dan nitrit

Nitrat dan nitrit adalah dua senyawa kimia berbeda yang kerap kali ditemukan pada produk daging olahan seperti ham, sosis, dan bacon.

Bahan pengawet ini berfungsi tidak hanya mencegah tumbuhnya bakteri, tetapi juga menambahkan rasa asin pada daging. Kandungan nitrat dan nitrit ternyata juga ditemukan secara alami pada beberapa sayuran, seperti wortel, pakcoy, dan selada.

5. EDTA

EDTA adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mencegah terjadinya oksidasi.

Ketika makanan teroksidasi maka dapat menyebabkan perubahan warna dan rasa, serta menyebabkan makanan menjadi tengik. EDTA pada produk buah dan sayuran dalam bentuk kaleng, mayones, dan minuman bersoda.

6. Garam

Setelah membahas seputar bahan pengawet buatan, kini mari beralih pada contoh pengawet alami yang bisa ditemukan di rumah. Garam adalah bahan dapur umum untuk mengawetkan makanan.

Kandungan dalam garam yaitu natrium klorida dapat menurunkan kadar air pada makanan, sehingga dapat mematikan sel mikroba penyebab makanan berjamur. Misalnya, garam dapat mengawetkan telur asin, ikan asin, dan acar.

Selain bahan pengawet jika kamu ingin mengetahui juga bahan pewarna yang aman, yuk baca artikel ini “Kenali Pewarna Makanan Sehat dari Bahan Alami

7. Gula

Tidak hanya garam, gula juga merupakan contoh pengawet alami yang dapat mencegah makanan dari menjamur. Cara gula mengawetkan makanan hampir sama seperti garam.

Ketika menambahkan gula pada makanan segar seperti buah atau sayuran, gula menyerap air pada makanan sehingga bakteri kekurangan air dan tidak bisa berkembang biak.

Dengan demikian, makanan menjadi lebih awet dan tidak berjamur. Contoh makanan yang biasa diawetkan dengan gula adalah selai, manisan, dan dodol.

Itulahi bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi. Ingat, jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan berbahan pengawet, karena berisiko menimbulkan masalah kesehatan.

Manfaat Pengawet Alami

Penggunaan pengawet alami menawarkan sejumlah manfaat, antara lain:

  • Lebih aman: Pengawet alami umumnya dianggap lebih aman karena berasal dari sumber alami dan memiliki risiko efek samping yang lebih rendah.
  • Ramah lingkungan: Pengawet alami lebih ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami dan tidak mencemari lingkungan.
  • Meningkatkan nilai gizi: Beberapa pengawet alami, seperti rempah-rempah, juga dapat memberikan nilai gizi tambahan pada makanan.

Cek fakta, Makanan dengan Pengawet, Pemicu Kanker? 

Contoh Lain Pengawet Alami dan Aplikasinya

Beberapa contoh pengawet alami yang umum digunakan meliputi:

  • Cuka: Cuka efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Cuka sering digunakan dalam pembuatan acar timun, acar bawang, dan saus salad. 
  • Bawang putih dan bawang merah: Bumbu dapur ini mengandung senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Bawang putih dan bawang merah sering digunakan dalam masakan tradisional Indonesia seperti rendang, gulai, dan soto.
  • Kayu manis: Kayu manis mengandung senyawa antimikroba dan antioksidan yang dapat memperlambat pembusukan makanan. Kayu manis sering digunakan dalam pembuatan kue, roti, dan minuman hangat.
  • Madu: Madu memiliki sifat antimikroba dan antioksidan yang dapat memperpanjang umur simpan makanan. Madu sering digunakan sebagai pemanis alami dan pengawet dalam makanan dan minuman.
  • Daun salam: Daun salam mengandung zat anti bakteri dan sering digunakan untuk mengawetkan makanan seperti pepes ikan atau botok.

Tips Memilih dan Menggunakan Pengawet Alami

Berikut adalah beberapa tips dalam memilih dan menggunakan pengawet alami:

  • Pilih pengawet yang sesuai dengan jenis makanan: Tidak semua pengawet alami cocok untuk semua jenis makanan. Pilih pengawet yang sesuai dengan karakteristik makanan yang akan diawetkan.
  • Gunakan dalam jumlah yang tepat: Penggunaan pengawet alami yang berlebihan dapat mempengaruhi rasa dan tekstur makanan. Gunakan pengawet dalam jumlah yang tepat sesuai dengan resep atau panduan yang ada.
  • Perhatikan kebersihan: Pastikan bahan makanan dan peralatan yang digunakan bersih untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme.
  • Simpan makanan dengan benar: Setelah diawetkan, simpan makanan dalam wadah kedap udara dan di tempat yang sejuk dan kering.

Dukung kesehatan tubuh, ini 5 Rekomendasi Suplemen Magnesium untuk Menjaga Kesehatan Tubuh. 

Keamanan Penggunaan Bahan Pengawet

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memiliki standar dan regulasi terkait penggunaan bahan pengawet makanan. 

Bahan pengawet yang diizinkan digunakan telah melalui evaluasi keamanan dan ditetapkan batas maksimum penggunaannya. Penting untuk selalu memperhatikan label kemasan makanan dan memilih produk yang menggunakan bahan pengawet sesuai standar BPOM.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penggunaan bahan pengawet dalam makanan harus sesuai dengan dosis yang diizinkan dan tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditetapkan.

Hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari potensi risiko akibat konsumsi bahan pengawet berlebihan.

Kesimpulannya, meski bahan pengawet dapat dikonsumsi, namun sebaiknya batasilah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung bahan pengawet, contohnya seperti ultra process food. Makanan ini umumnya banyak mengandung gula, garam, pewarna, dan perasa buatan.

Jika kamu masih memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar pengawet makanan, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Nah, salah satu cara untuk mencegah penyakit adalah dengan mengonsumsi vitamin. Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan. Diakses pada 2025. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 29 Tahun 2021 tentang Persyaratan Bahan Tambahan Pangan Campuran. 
Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan. Diakses pada 2025. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 20112 tentang Bahan Tambahan Pangan. 
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Strategies to Reduce Sodium Intake in the United States.
Livestrong. Diakses pada 2025. Are the 10 Most Common Food Preservatives Safe to Eat?
Sugar Nutrition Resource Centre. Diakses pada 2025. Sugar as a preservative.  
WebMD. Diakses pada 2025. What to Know About Sodium Benzoate.