Advertisement

Alami Gejala Adenomiosis, Kapan Diperiksakan ke Dokter?

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   24 September 2025

Adenomiosis adalah kondisi ketika jaringan yang melapisi dinding rahim tumbuh ke dalam lapisan otot rahim.

Alami Gejala Adenomiosis, Kapan Diperiksakan ke Dokter?Alami Gejala Adenomiosis, Kapan Diperiksakan ke Dokter?

DAFTAR ISI

  1. Gejala Adenomiosis yang Perlu Diwaspadai
  2. Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?
  3. Penyebab Adenomiosis yang Belum Sepenuhnya Dipahami
  4. Bagaimana Adenomiosis Didiagnosis?
  5. Opsi Pengobatan Adenomiosis untuk Meringankan Gejala
  6. Komplikasi Adenomiosis yang Mungkin Terjadi
  7. Pencegahan Adenomiosis: Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan

Adenomiosis adalah kondisi medis yang terjadi ketika jaringan endometrium, yang biasanya melapisi bagian dalam rahim, tumbuh ke dalam lapisan otot rahim (miometrium).

Hal ini dapat menyebabkan rahim membesar, nyeri panggul kronis, dan perdarahan menstruasi yang berat dan berkepanjangan.

Adenomiosis sering kali terjadi bersamaan dengan kondisi rahim lainnya, seperti endometriosis, fibroid rahim, dan polip endometrium.

Gejala Adenomiosis yang Perlu Diwaspadai

Gejala adenomiosis bervariasi antara individu, mulai dari ringan hingga berat.

Beberapa wanita mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang signifikan yang memengaruhi kualitas hidup mereka.

Berikut adalah beberapa gejala umum adenomiosis:

  • Nyeri menstruasi yang parah (dismenore): Nyeri ini seringkali terasa seperti kram yang tajam dan menusuk di panggul, yang dapat menjalar ke punggung bawah dan kaki. Nyeri dapat dimulai beberapa hari sebelum menstruasi dan berlanjut selama menstruasi.
  • Perdarahan menstruasi yang berat dan berkepanjangan (menorrhagia): Perdarahan menstruasi mungkin sangat deras sehingga memerlukan penggantian pembalut atau tampon setiap jam. Perdarahan dapat berlangsung lebih dari tujuh hari.
  • Pembesaran rahim: Rahim dapat membesar hingga dua atau tiga kali ukuran normalnya. Hal ini dapat menyebabkan rasa berat atau tekanan di panggul.
  • Nyeri panggul kronis: Nyeri panggul dapat terjadi bahkan ketika tidak sedang menstruasi. Nyeri dapat terasa seperti nyeri tumpul atau sakit yang tajam dan menusuk.
  • Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia): Adenomiosis dapat menyebabkan nyeri saat berhubungan seksual, terutama saat penetrasi dalam.
  • Sulit hamil (infertilitas): Adenomiosis dapat mempersulit wanita untuk hamil.

Menurut WHO, nyeri panggul kronis yang terkait dengan adenomiosis dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup wanita.

Jika punya keluhan atau informasi lebih lanjut seputar kesuburan, Ini Pilihan Dokter Kandungan di Halodoc yang Bisa Dihubungi.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Jika mengalami gejala-gejala adenomiosis yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau kualitas hidup, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Terutama jika:

  • Nyeri menstruasi sangat parah dan tidak merespon terhadap obat pereda nyeri yang dijual bebas.
  • Perdarahan menstruasi sangat berat dan berkepanjangan.
  • Mengalami nyeri panggul kronis.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Kesulitan untuk hamil.

Pemeriksaan dini dapat membantu dokter mendiagnosis adenomiosis dan memberikan penanganan yang tepat untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Penyebab Adenomiosis yang Belum Sepenuhnya Dipahami

Penyebab pasti adenomiosis belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan kondisi ini:

  • Pertumbuhan jaringan endometrium ke dalam miometrium: Beberapa ahli percaya bahwa adenomiosis terjadi ketika sel-sel endometrium, yang melapisi rahim, mulai tumbuh ke dalam lapisan otot rahim (miometrium).
  • Trauma pada rahim: Prosedur bedah pada rahim, seperti operasi caesar (C-section), dapat meningkatkan risiko terjadinya adenomiosis.
  • Faktor hormonal: Estrogen, hormon wanita, diduga berperan dalam perkembangan adenomiosis. Kondisi ini seringkali membaik setelah menopause, ketika kadar estrogen menurun.
  • Peradangan rahim setelah melahirkan: Peradangan pada lapisan rahim setelah melahirkan juga dapat memicu adenomiosis.

Berikut Ini Perbedaan Antara USG 2D, 3D dan 4D yang Perlu Diketahui oleh bumil.

Bagaimana Adenomiosis Didiagnosis?

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis adenomiosis, termasuk:

  • Pemeriksaan panggul: Dokter akan memeriksa rahim untuk melihat apakah ada pembesaran atau nyeri tekan.
  • USG transvaginal: Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar rahim. USG transvaginal dapat membantu dokter melihat penebalan atau kista di dinding rahim.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging): MRI menggunakan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar yang lebih detail dari rahim. MRI dapat membantu dokter membedakan adenomiosis dari kondisi lain, seperti fibroid rahim.
  • Biopsi endometrium: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mengambil sampel kecil jaringan dari lapisan rahim (endometrium) untuk diperiksa di laboratorium.

Opsi Pengobatan Adenomiosis untuk Meringankan Gejala

Pengobatan adenomiosis bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Beberapa opsi pengobatan yang tersedia meliputi:

  • Obat pereda nyeri: Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau naproxen, dapat membantu meredakan nyeri menstruasi.
  • Terapi hormonal: Pil KB, IUD hormonal (seperti Mirena), atau suntikan hormon dapat membantu mengurangi perdarahan menstruasi dan nyeri.
  • Obat-obatan yang menekan produksi estrogen: Obat-obatan ini dapat membantu mengecilkan jaringan adenomiosis dan mengurangi gejala.
  • Histerektomi: Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim. Prosedur ini adalah pilihan terakhir untuk wanita yang tidak berencana memiliki anak lagi dan yang gejalanya tidak merespon terhadap pengobatan lain.
  • Ablasi endometrium: Prosedur ini menghancurkan lapisan rahim (endometrium) untuk mengurangi perdarahan menstruasi.
  • Uterine artery embolization (UAE): Prosedur ini menyumbat arteri yang memasok darah ke rahim, sehingga mengurangi ukuran adenomiosis.

Para ahli juga menekankan pentingnya konsultasi dengan dokter untuk menentukan pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

Komplikasi Adenomiosis yang Mungkin Terjadi

Adenomiosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:

  • Anemia: Perdarahan menstruasi yang berat dapat menyebabkan anemia (kekurangan sel darah merah).
  • Infertilitas: Adenomiosis dapat mempersulit wanita untuk hamil.
  • Dampak pada kesehatan mental: Nyeri kronis dan perdarahan berat dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

Pencegahan Adenomiosis: Langkah-Langkah yang Dapat Dilakukan

Meskipun penyebab pasti adenomiosis belum diketahui, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini:

  • Konsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur bedah pada rahim: Diskusikan risiko dan manfaat dari prosedur tersebut dengan dokter.
  • Menjaga berat badan yang sehat: Obesitas dapat meningkatkan kadar estrogen, yang dapat memicu adenomiosis.
  • Berolahraga secara teratur: Olahraga dapat membantu menjaga kadar hormon yang sehat.
  • Mengelola stres: Stres dapat memperburuk gejala adenomiosis.

Itulah penjelasan mengenai gejala adenomiosis dan kapan harus ke dokter saat mengalaminya.

Jangan lupa hubungi dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Halodoc agar kamu bisa mendapatkan solusi kesehatan terlengkap dengan mudah.

Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk terhubung dengan dokter di Halodoc!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Adenomyosis.
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Adenomyosis?

FAQ

1. Apakah adenomiosis bisa menyebabkan kanker?

Tidak, adenomiosis bukanlah kanker dan tidak meningkatkan risiko terkena kanker rahim.

2. Apakah adenomiosis bisa sembuh sendiri?

Adenomiosis tidak bisa sembuh sendiri, tetapi gejalanya dapat dikelola dengan pengobatan.

3. Apakah adenomiosis selalu membutuhkan operasi?

Tidak, operasi (histerektomi) hanya diperlukan dalam kasus yang parah dan ketika pengobatan lain tidak berhasil.