Bayi Baru Lahir Dibedong Terus, Bolehkah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   11 Oktober 2019
Bayi Baru Lahir Dibedong Terus, Bolehkah?Bayi Baru Lahir Dibedong Terus, Bolehkah?

Halodoc, Jakarta - Bedong merupakan teknik membungkus tubuh bayi yang baru lahir dengan kain dan merupakan salah satu tradisi turun-temurun dari nenek moyang. Pada dasarnya, bedong dilakukan untuk membantu bayi merasa nyaman, agar dapat tidur dengan tenang. Namun, bagaimana jika bayi dibedong terus-menerus? Apa dampaknya bagi kesehatan Si Kecil sendiri?

Baca juga: Perhatikan Waktu Tidur Bayi untuk Tumbuh Kembang Si Kecil

Apakah Boleh Terus-Menerus Membedong Bayi?

Ibu mungkin akan melakukan langkah yang satu ini ketika Si Kecil lahir. Namun, apakah jika terus-menerus dilakukan tidak membahayakan kesehatannya? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membedong Si Kecil. Kegiatan yang satu ini dapat menjadi cara yang efektif untuk menenangkan bayi yang baru lahir ketika mereka rewel dan sulit tidur.

Teknik yang dilakukan dengan membungkus bayi menggunakan kain akan membuat Si Kecil merasa seperti masih berada di dalam rahim. Selain akan merasa nyaman, bedong pada Si Kecil dapat mengurangi refleks kaget yang bisa saja membangunkannya saat tidur. Namun, ibu perlu berhati-hati, ya. Pasalnya, jika membedong bayi terlalu ketat justru akan mendatangkan bahaya.

Perlu ibu ketahui, bahwa bayi masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Jadi, jika ibu membedong Si Kecil dengan menarik kaki dan mengikatnya, hal ini justru akan menghambat pertumbuhan bayi. Dengan menarik bagian kakinya, akan menghambat perkembangan sendi kaki. Bahkan, saraf-saraf pada kakinya bisa saja mengalami masalah.

Baca juga: 6 Manfaat Membedong Bayi

Lepas Bedong Jika Si Kecil Memiliki Kondisi Ini

Tidak semua bayi akan menikmati ketika dibedong. Kadang, Si Kecil akan melakukan cara berikut ini untuk menunjukkan ibu jika mereka tidak suka dengan keadaannya. Jika Si Kecil berada pada kondisi 4 kondisi berikut. Ibu, jangan lupa lepas bedong pada Si Kecil, ya.

  1. Merasa rewel dan menangis layaknya sedang memberontak. Hal ini menunjukkan Si Kecil tidak nyaman, bisa jadi ia merasa kepanasan.

  2. Memberontak ketika hendak dipasangkan bedong. Hal ini terjadi setiap kali ingin membedong bayi.

  3. Si Kecil akan menghindar dengan cara berguling, bahkan tengkurep. Jika ibu memaksakan untuk terus membedongnya, Si Kecil bisa saja kesulitan dalam bernapas.

  4. Jika Si Kecil sudah mulai besar dan lebih suka bergerak bebas, membedongnya justru akan membuatnya tidak nyaman. Maka dari itu, ibu lebih baik tidak membedongnya ketika usianya beranjak dua bulan.

Bayi yang sedang menyusui, disarankan untuk tidak menggunakan bedong. Hal ini dilakukan agar tangannya bisa bebas menyentuh dan bergerak. Namun, jika sudah tidak dibedong dan Si Kecil masih rewel dan mengamuk, bisa jadi ia sedang mengalami masalah kesehatan lainnya.

Jika ibu menemukan Si Kecil dengan kondisi tersebut, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc untuk mengetahui langkah penanganan yang harus ibu lakukan. Jika Si Kecil positif mengidap masalah kesehatan, ibu dapat segera menanganinya guna menghindari komplikasi yang bisa saja terjadi.

Baca juga: Ini Barang Wajib untuk Bayi Baru Lahir

Tips Aman Membedong Bayi

Agar bayi tidak rewel, bedong dengan cara yang aman dan tidak berisiko. Berikut ini tips yang dapat ibu lakukan:

  1. Pilih jenis kain yang nyaman dan lembut.

  2. Jangan membedong bayi dengan terlalu kencang.

  3. Jangan membedong bayi seharian penuh.

Cukup bedong bayi saat udara sedang dingin dan saat Si Kecil sedang tertidur. Dengan begitu, Si Kecil tetap dapat bergerak bebas dan tumbuh kembangnya tidak akan terganggu.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. When Should I Stop Swaddling My Baby?
NHS. Diakses pada 2019. Swaddling May Damage Babies Hips, Expert Warns.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan