Dapat Berakibat Fatal, Kenali Penanganan Pendarahan Otak
Pendarahan otak merupakan kondisi serius yang harus ditangani segera.

Pendarahan otak atau disebut juga perdarahan intrakranial adalah kondisi medis darurat ketika terjadi pecahnya pembuluh darah di dalam otak.
Kondisi ini menyebabkan darah merembes ke jaringan otak, merusak sel-sel otak, dan meningkatkan tekanan di dalam tengkorak.
Pendarahan otak dapat terjadi di berbagai bagian otak, seperti di dalam jaringan otak itu sendiri (perdarahan intraserebral), di antara otak dan selaputnya (perdarahan subdural atau subarachnoid), atau di ruang antara lapisan otak (perdarahan epidural).
Orang yang mengalami pendarahan otak harus mendapatkan penanganan medis segera, karena beberapa kondisi tersebut dapat melumpuhkan atau mengancam jiwa.
Lantas, bagaimana penanganan medis pendarahan otak?
Penanganan Pendarahan Otak Harus Dilakukan Segera
Sesampainya pengidap di rumah sakit, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan. Mulai dari CT scan hingga magnetic resonance imaging (MRI).
Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata mungkin juga diperlukan, untuk mengetahui apakah ada pembengkakan saraf optik.
Ada beberapa penanganan untuk mengobati pendarahan otak dan mencegah terjadinya komplikasi. Perawatan tergantung pada ukuran, lokasi, penyebab, dan efek pendarahan otak. Operasi darurat mungkin perlu dilakukan.
Kemudian penanganan medis tetap berlanjut selama berminggu-minggu setelah operasi. Setelah pemulihan dari pendarahan otak, biasanya diperlukan rehabilitasi.
1. Prosedur operasi
Sebelum menjalani prosedur operasi, dokter akan menggunakan steroid intravena untuk mengurangi pembengkakan di otak yang disebabkan oleh pendarahan atau tumor.
Prosedur pembedahan tergantung pada jenis pendarahan dan komplikasinya. Jenis pendarahan otak dan prosedur bedahnya meliputi:
- Hematoma subdural: Apabila hematoma subdural berukuran besar, mungkin perlu diangkat melalui operasi. Pemulihan bisa berjalan baik, terutama jika tidak ditemukan gangguan neurologis yang parah atau berlangsung lama sebelum operasi.
- Tumor otak: Tumor dan pendarahan di sekitarnya juga mungkin perlu diangkat. Namun, jika ditemukan banyak tumor di otak, mungkin tidak dapat ditangani dengan operasi. Dokter akan mempertimbangan radiasi sebagai gantinya.
- Aneurisma otak: Jika ditemukan adanya aneurisma otak, mungkin perlu diperbaiki. Namun, prosedur saraf tersebut terbilang rumit. Maka dokter dapat melakukan teknik invasif minimal dalam beberapa situasi.
- Edema: Kondisi tersebut ditangani dengan hemikraniektomi dekompresi. Prosedur tersebut dilakukan dengan mengangkat sementara sebagian tengkorang untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh edema berlebihan. Setelah pembengkakan mereda, bagian tengkorak yang diangkat dikembalikan ke tempatnya.
2. Penanganan medis
Selain prosedur operasi, penanganan medis sering kali diperlukan. Pengidap mungkin memerlukan cairan IV dengan konsentrasi natrium dan glukosa, sembari dikontrol secara ketat demi mencegah edema tambahan.
Selain itu steroid juga diperlukan untuk mengurangi peradangan dan edema. Termasuk mengendalikan kejang dengan obat anti-epilepsi.
Bisakah perawatan pendarahan otak dilakukan di rumah? Alami Pendarahan Otak, Bisakah Dirawat di Rumah?
3. Rehabilitasi
Setelah kondisi pasien stabil, rehabilitasi merupakan bagian penting dari proses pemulihan. Rehabilitasi bertujuan untuk membantu pasien mendapatkan kembali fungsi fisik, kognitif, dan emosional yang hilang akibat pendarahan otak.
Program rehabilitasi dapat meliputi:
- Fisioterapi: Untuk membantu memulihkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi.
- Terapi Okupasi: Untuk membantu pasien mempelajari kembali keterampilan sehari-hari seperti berpakaian, mandi, dan makan.
- Terapi Wicara: Untuk membantu mengatasi masalah bicara, bahasa, dan menelan.
- Terapi Kognitif: Untuk membantu meningkatkan memori, perhatian, dan kemampuan pemecahan masalah.
- Konseling Psikologis: Untuk membantu pasien mengatasi masalah emosional seperti depresi, kecemasan, dan frustrasi.
Gejala Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai
Gejala pendarahan otak bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan perdarahan. Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi:
- Sakit kepala parah yang datang tiba-tiba
- Kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki (biasanya pada satu sisi tubuh)
- Kesulitan berbicara atau memahami perkataan
- Gangguan penglihatan (penglihatan ganda, kehilangan penglihatan)
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
- Mual dan muntah
- Kejang
- Penurunan kesadaran atau koma
Baca juga gejala pendarahan otak selengkapnya di sini: Jarang Terjadi, Pendarahan Otak Bisa Dikenali dari Gejala Ini
Penyebab Pendarahan Otak dan Faktor Risiko
Pendarahan otak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol adalah penyebab paling umum pendarahan intraserebral. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding pembuluh darah di otak, membuatnya lebih rentan pecah.
- Aneurisma Otak: Aneurisma adalah tonjolan abnormal pada dinding pembuluh darah. Jika aneurisma pecah, dapat menyebabkan perdarahan subarachnoid.
- Malformasi Arteriovenosa (AVM): AVM adalah hubungan abnormal antara arteri dan vena di otak. AVM dapat pecah dan menyebabkan pendarahan.
- Cedera Kepala: Trauma kepala akibat kecelakaan atau benturan keras dapat merusak pembuluh darah di otak dan menyebabkan pendarahan.
- Angiopati Amiloid: Kondisi ini terjadi ketika protein amiloid menumpuk di dinding pembuluh darah otak, membuatnya lemah dan rentan pecah.
- Gangguan Pembekuan Darah: Kondisi seperti hemofilia atau penggunaan obat pengencer darah (misalnya, warfarin) dapat meningkatkan risiko pendarahan otak.
- Tumor Otak: Tumor otak dapat menekan atau menginvasi pembuluh darah, menyebabkan perdarahan.
- Penyalahgunaan Obat-obatan: Penggunaan narkoba seperti kokain dan amfetamin dapat meningkatkan tekanan darah secara drastis dan menyebabkan pendarahan otak.
Baca lebih jauh tentang pendarahan otak di sini: Ketahui 8 Faktor Penyebab Pendarahan Otak yang Berakibat Fatal
Selain penyebab-penyebab di atas, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami pendarahan otak.
Contohnya seperti usia lanjut, riwayat keluarga dengan pendarahan otak, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penyakit tertentu seperti diabetes dan penyakit ginjal.
Bila kamu mengalami gejala pendarahan otak, segera konsultasikan pada dokter spesialis saraf untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Tidak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.
Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam.Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!
Referensi:
Very Well Health. Diakses pada 2025. What Is a Brain Bleed?
WebMD. Diakses pada 2025. Brain Hemorrhage: Causes, Symptoms, Treatments
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Brain Bleed, Hemorrhage (Intracranial Hemorrhage)
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to know about brain hemorrhage
FAQ
1. Apa perbedaan antara pendarahan otak dan stroke?
Stroke adalah istilah umum untuk gangguan aliran darah ke otak, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan (stroke iskemik) atau perdarahan (stroke hemoragik atau pendarahan otak). Jadi, pendarahan otak adalah salah satu jenis stroke.
2. Apakah pendarahan otak bisa sembuh total?
Tingkat pemulihan setelah pendarahan otak bervariasi tergantung pada tingkat keparahan perdarahan, lokasi, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa orang dapat pulih sepenuhnya, sementara yang lain mungkin mengalami disabilitas permanen.
3. Berapa lama waktu pemulihan setelah pendarahan otak?
Waktu pemulihan bervariasi untuk setiap orang. Pemulihan dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun, dan beberapa orang mungkin memerlukan perawatan dan rehabilitasi jangka panjang.
4. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi setelah pendarahan otak?
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi kelemahan atau kelumpuhan, kesulitan berbicara atau memahami perkataan, masalah memori atau berpikir, kejang, depresi, dan masalah emosional lainnya.


