Advertisement

Dengkul Kopong: Faktor Risiko dan Cara Mencegahnya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   03 November 2025

Dengkul kopong mengacu pada masalah yang sering kali berkaitan dengan osteoarthritis atau pengapuran sendi.

Dengkul Kopong: Faktor Risiko dan Cara MencegahnyaDengkul Kopong: Faktor Risiko dan Cara Mencegahnya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Dengkul Kopong?
  2. Faktor Risiko Dengkul Kopong
  3. Cara Mengatasi Dengkul Kopong
  4. Cara Mencegah Dengkul Kopong
  5. Kapan Harus ke Dokter?

Nyeri lutut seringkali menjadi masalah yang mengganggu, terutama saat beraktivitas. Salah satu penyebab nyeri lutut yang umum adalah kondisi yang sering disebut “dengkul kopong”.

Kondisi ini mengacu pada masalah pada sendi lutut, sering kali berkaitan dengan osteoarthritis atau pengapuran sendi.

Penting untuk memahami faktor risiko dengkul kopong agar langkah pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin.

Apa Itu Dengkul Kopong?

Dengkul kopong, dalam istilah medis, sering dikaitkan dengan osteoarthritis lutut. Osteoarthritis adalah kondisi degeneratif yang menyebabkan kerusakan pada tulang rawan sendi.

Tulang rawan berfungsi sebagai bantalan antara tulang, sehingga kerusakannya menyebabkan gesekan antar tulang yang menimbulkan rasa sakit, kaku, dan penurunan fungsi sendi.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:

  • Nyeri lutut yang memburuk saat beraktivitas.
  • Kekakuan pada lutut, terutama di pagi hari atau setelah beristirahat.
  • Pembengkakan di sekitar lutut.
  • Sensasi berderak atau bunyi saat lutut digerakkan.

Pahami lebih dalam tentang Nyeri Otot (Myalgia) – Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya berikut ini.

Faktor Risiko Dengkul Kopong

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dengkul kopong.

Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

1. Usia

Seiring bertambahnya usia, risiko osteoarthritis meningkat. Proses penuaan alami menyebabkan tulang rawan menipis dan menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.

2. Jenis Kelamin

Wanita lebih mungkin mengalami osteoarthritis lutut dibandingkan pria, terutama setelah menopause. Perubahan hormonal dapat memengaruhi kesehatan tulang rawan dan meningkatkan risiko kerusakan sendi.

3. Obesitas

Kelebihan berat badan memberikan tekanan ekstra pada sendi lutut, mempercepat kerusakan tulang rawan.

Obesitas juga dapat memicu peradangan sistemik, yang berkontribusi pada perkembangan osteoarthritis.

4. Cedera Lutut

Cedera lutut sebelumnya, seperti robekan ligamen atau patah tulang, dapat meningkatkan risiko osteoarthritis di kemudian hari.

Cedera dapat merusak struktur sendi dan memicu proses degenerasi.

5. Aktivitas Fisik Berlebihan

Aktivitas fisik yang berlebihan atau gerakan berulang yang memberikan tekanan berlebih pada lutut dapat meningkatkan risiko dengkul kopong.

Penting untuk menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat yang cukup.

6. Faktor Genetik

Riwayat keluarga dengan osteoarthritis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang sama.

Faktor genetik dapat memengaruhi struktur dan fungsi tulang rawan, serta respons tubuh terhadap kerusakan sendi.

Jika mengalami masalah sendi, Catat, Ini Rekomendasi Dokter Ortopedi di Halodoc yang bisa kamu hubungi.

Cara Mengatasi Dengkul Kopong

Pengobatan “dengkul kopong” tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi.

Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Obat-obatan: Pereda nyeri, antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau suntikan kortikosteroid.
  • Terapi Fisik: Latihan untuk memperkuat otot di sekitar lutut dan meningkatkan fleksibilitas.
  • Alat Bantu: Penggunaan penyangga lutut (knee brace) atau alat bantu jalan.
  • Pembedahan: Mungkin diperlukan untuk kasus yang parah, seperti penggantian sendi lutut (total knee replacement).

Cara Mencegah Dengkul Kopong

Meskipun tidak semua faktor risiko dapat dihindari, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dengkul kopong dan menjaga kesehatan sendi lutut.

1. Menjaga Berat Badan Ideal

Menurunkan berat badan jika mengalami obesitas atau kelebihan berat badan dapat mengurangi tekanan pada sendi lutut dan memperlambat kerusakan tulang rawan.

Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat.

2. Olahraga Teratur

Olahraga teratur, terutama latihan yang memperkuat otot di sekitar lutut, dapat membantu menstabilkan sendi dan mengurangi tekanan pada tulang rawan.

Pilihlah olahraga yang berdampak rendah, seperti berenang, bersepeda, atau berjalan kaki.

3. Teknik yang Benar Saat Berolahraga

Pastikan untuk menggunakan teknik yang benar saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya.

Hindari gerakan yang tiba-tiba atau memberikan tekanan berlebih pada lutut. Gunakan alat pelindung jika diperlukan.

4. Peregangan dan Fleksibilitas

Lakukan peregangan secara teratur untuk menjaga fleksibilitas otot dan sendi di sekitar lutut.

Peregangan dapat membantu mengurangi kekakuan dan meningkatkan rentang gerak.

5. Nutrisi yang Mendukung Kesehatan Sendi

Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi penting untuk kesehatan sendi, seperti:

  • Kalsium: Penting untuk menjaga kekuatan tulang.
  • Vitamin D: Membantu penyerapan kalsium.
  • Omega-3: Memiliki sifat anti-inflamasi.
  • Antioksidan: Melindungi sel-sel dari kerusakan.

Kamu alami nyeri pada sendi? Ini Rekomendasi Terbaik Obat Pereda Nyeri Sendi dan Tulang.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala dengkul kopong, seperti nyeri lutut yang memburuk, kekakuan, pembengkakan, atau kesulitan bergerak.

Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

Jika kamu mengalami masalah nyeri lutut atau gejala lain yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Halodoc.

Dokter kami siap memberikan diagnosis yang akurat dan merekomendasikan perawatan yang sesuai dengan kondisimu dengan cara klik banner di bawah ini!

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi:
Arthritis Care & Research. Diakses pada 2025. Osteoarthritis: Data from the Osteoarthritis Initiative.
Clinics in Orthopedic Surgery. Diakses pada 2025. Arthritis Care & Research. Noise Around the Knee.
Healthline. Diakses pada 2025. Knee Noise: Crepitus and Popping Explained.
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Your Knee Telling You?