Ini 5 Infeksi Menular Seksual (IMS) yang Paling Sering Terjadi dan Cara Mengatasinya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   26 Desember 2024

Infeksi menular seksual yang sering terjadi, mulai dari klamidia, gonore, hingga kutil kelamin.

Ini 5 Infeksi Menular Seksual (IMS) yang Paling Sering Terjadi dan Cara MengatasinyaIni 5 Infeksi Menular Seksual (IMS) yang Paling Sering Terjadi dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI


Infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual, baik itu melalui hubungan seksual vaginal, anal, maupun oral.

Penyakit ini merupakan ancaman kesehatan yang serius bagi siapa saja. 

Jika tidak terdeteksi atau tidak diobati dengan cepat, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Mulai dari infertilitas, penyakit radang panggul, atau risiko penularan human immunodeficiency virus (HIV) yang lebih tinggi. 

Oleh karena itu, penting mengetahui jenis-jenis IMS yang paling sering terjadi dan cara mengatasinya. 

Infeksi Menular Seksual (IMS) yang Paling Sering Terjadi

Infeksi Menular Seksual disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur yang dapat menginfeksi alat kelamin, mulut, atau bagian tubuh lainnya. 

Siapa saja dapat terkena IMS, terutama jika tidak menggunakan pengaman seperti kondom saat berhubungan seksual atau memiliki banyak pasangan seksual.

Berikut ini infeksi menular seksual yang paling sering terjadi dan patut diwaspadai, antara lain: 

1. Klamidia

Klamidia atau Chlamydia adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga banyak penderita yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.

Menurut studi berjudul Chlamydia trachomatis infection: Epidemiology, prevention, clinical, and basic science research yang diterbitkan oleh Journal of Infectious Diseases (2023), klamidia adalah salah satu IMS yang paling umum di seluruh dunia, dengan lebih dari 129 juta kasus baru setiap tahunnya. 

Penyakit ini ditandai dengan gejala berupa: 

  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Keputihan tidak normal pada wanita.
  • Nyeri atau pembengkakan pada testis pada pria.

2. Gonore (kencing nanah)

Gonore merupakan penyakit menular seksual yang bisa dialami oleh pria maupun wanita. 

Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae, yang biasanya ditemukan di cairan penis dan alat vital wanita, dari orang yang terkena infeksi tersebut.

Berikut ini gejala gonore yang perlu diwaspadai:

  • Keluarnya cairan putih, kuning, atau hijau dari alat kelamin.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Pendarahan diantara periode menstruasi pada wanita.

Mau tahu, apa saja pilihan obat yang efektif untuk mengatasi gonore? Simak rekomendasinya pada artikel berikut ini: Ini Daftar Obat Gonore yang Bisa Didapatkan di Apotek

Obat gonore bisa dibeli dengan mudah dan praktis melalui Toko Kesehatan Halodoc. 

3. Herpes genital

Herpes genital disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV), yang terdiri dari HSV-1 dan HSV-2. 

Setelah pengidap terinfeksi herpes genital, virus akan menetap secara dorman dalam tubuh, serta dapat terjadi reaktivasi hingga beberapa kali dalam setahun.

Artinya, virus ini tetap berada di dalam tubuh dan dapat kambuh sewaktu-waktu.

Beberapa gejala infeksi herpes genital, antara lain:

  • Luka lepuh atau borok di sekitar alat kelamin atau mulut.
  • Sensasi rasa nyeri, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau daerah anal.
  • Muncul rasa nyeri saat membuang air kecil.
  • Nyeri di punggung bawah.
  • Demam.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Kelelahan.
  • Terdapat cairan yang keluar dari vagina.

Menurut studi berjudul Global and regional estimates of the contribution of herpes simplex virus type 2 infection to HIV incidence: a population attributable fraction analysis using published epidemiological data yang dipublikasikan The Lancet Infectious Diseases di tahun 2020, diketahui ada sekitar 13% populasi dunia memiliki infeksi herpes genital aktif. 

4. Sifilis

Sifilis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Treponema pallidum.

Penyakit ini dapat berkembang dalam beberapa tahap, mulai dari gejala awal seperti luka kecil hingga komplikasi serius yang merusak organ dalam.

Menurut WHO, kasus sifilis global meningkat hingga 15 persen dalam 5 tahun terakhir.

Sifilis ditandai dengan gejala berupa: 

  • Luka kecil tidak nyeri (chancre) di area genital atau mulut.
  • Ruam pada telapak tangan dan kaki.
  • Gejala tahap lanjut dapat mencakup kerusakan organ dan gangguan neurologis.

5. Kutil kelamin 

HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin.  Pada kasus tertentu, virus ini juga dapat menyebabkan kanker serviks, anus, atau tenggorokan. 

Ada lebih dari 100 jenis HPV, tetapi hanya beberapa yang berisiko tinggi menyebabkan kanker.

HPV dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Infeksi menular seksual yang satu ini ditandai dengan gejala berikut ini: 

  • Muncul kutil kelamin di area genital. 
  • Tidak ada gejala pada sebagian besar kasus, terutama yang berisiko tinggi. 

Studi berjudul Carcinogenic human papillomavirus infection yang dipublikasikan oleh Nature Reviews Disease Primers (2016) menyebut bahwa, infeksi dengan Human Papillomavirus (HPV) sangat umum terjadi dan menyebar melalui kontak langsung. 

Sebagian besar infeksi HPV sembuh dalam waktu dua tahun. Namun, 13 genotipe HPV yang berisiko tinggi, terutama HPV16, memiliki potensi besar untuk menyebabkan kanker jika tidak dikontrol oleh sistem imun atau melalui skrining. 

Studi ini juga menunjukkan bahwa, vaksinasi HPV dapat mencegah lebih dari 90 persen kasus kanker yang terkait dengan virus ini.

Cara Mengatasi Infeksi Menular Seksual

Berikut ini sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi infeksi menular seksual, antara lain: 

  • Menggunakan antibiotik atau antiviral. Pengobatan IMS seperti klamidia, gonore, dan sifilis umumnya memerlukan antibiotik. Untuk herpes dan HPV, antivirus dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah kambuhnya infeksi.
  • Penggunaan kondom secara konsisten. Kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan IMS secara signifikan.
  • Melakukan pemeriksaan rutin. Melakukan tes IMS secara berkala, terutama jika memiliki pasangan seksual lebih dari satu, sangat penting untuk mendeteksi dan mengobati penyakit ini lebih awal.
  • Vaksinasi Vaksin HPV dan hepatitis B dapat mencegah infeksi virus yang berpotensi menyebabkan kanker.
  • Menghindari kontak seksual saat terinfeksi. Jika terdiagnosis IMS, hindari berhubungan seksual hingga pengobatan selesai untuk mencegah penularan.
  • Penggunaan salep dan krim. Beberapa IMS seperti herpes dapat diatasi dengan obat topikal untuk meredakan gejala.

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah masalah kesehatan yang serius dan dapat berdampak panjang jika tidak ditangani dengan tepat. 

Mengenali gejala dan segera berkonsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik untuk mencegah komplikasi. 

Jangan ragu untuk melakukan tes IMS jika merasa khawatir atau memiliki risiko tinggi, karena pencegahan dan pengobatan dini adalah kunci untuk mengatasi penyakit ini.

Segera lakukan konsultasi dengan dokter jika kamu memiliki kekhawatiran mengenai infeksi menular seksual. Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
CDC. Diakses pada 2024. Gonorrhea.
WHO. Diakses pada 2024. Syphilis. 
WHO. Diakses pada 2024. Chlamydia
WHO. Diakses pada 2024. HIV and AIDS
WHO. Diakses pada 2024. Human papillomavirus and cancer
WHO. Diakses pada 2024. Gonorrhoea (Neisseria gonorrhoeae infection)
Healthline. Diakses pada 2024. Sexually Transmitted Infections: Symptoms, Causes, and Treatments.
The Lancet Infectious Diseases. Diakses pada 2024. Herpes Simplex Virus Infections.
Nature Reviews Disease Primers. Diakses pada 2024. HPV Vaccination.