Ini Beda Pil Kontrasepsi Darurat dengan Pil untuk Aborsi
Berbagai asosiasi medis menegaskan bahwa pil kontrasepsi darurat tidak termasuk kategori pil aborsi.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Pengertian Pil Kontrasepsi Darurat?
- Apa itu Pil untuk Aborsi?
- Rekomendasi Pil Kontrasepsi Darurat
- Perbedaan Utama dari Segi Waktu dan Mekanisme
- Mengapa Banyak yang Tertukar?
- Efek Samping
- Kapan Sebaiknya Digunakan?
- Sekilas Hukum Terkait Aborsi di Indonesia
- Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat
Banyak orang masih mengira bahwa pil kontrasepsi darurat sama dengan pil untuk aborsi. Padahal, keduanya memiliki tujuan, cara kerja, dan waktu penggunaan yang sangat berbeda.
Kesalahpahaman ini sering menimbulkan stigma, padahal informasi yang benar penting untuk kesehatan reproduksi dan pengambilan keputusan yang tepat.
Apa Itu Pengertian Pil Kontrasepsi Darurat?
Pil kontrasepsi darurat, atau yang dikenal sebagai morning after pill, adalah metode pencegahan kehamilan yang digunakan setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan atau ketika metode kontrasepsi lain gagal (misalnya kondom robek).
Jenis yang paling umum mengandung hormon levonorgestrel atau ulipristal acetate. Fungsinya untuk mencegah atau menunda ovulasi sehingga sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
Pil ini tidak bersifat aborsi karena hanya bekerja sebelum terjadi kehamilan. Kehamilan secara medis baru dimulai ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim (implantasi).
Apa itu Pil untuk Aborsi?
Pil untuk aborsi, sering disebut abortion pill, adalah obat yang digunakan untuk mengakhiri kehamilan yang sudah terjadi.
Umumnya mengandung kombinasi mifepristone dan misoprostol.
Cara kerjanya adalah:
- Mifepristone memblokir hormon progesteron yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehamilan.
- Misoprostol merangsang kontraksi rahim untuk mengeluarkan jaringan kehamilan.
Artinya, pil ini digunakan setelah kehamilan terkonfirmasi dan bekerja untuk menghentikan perkembangan janin.
Perbedaan Utama dari Segi Waktu dan Mekanisme
Berikut adalah perbedaan mendasar antara pil kontrasepsi darurat dan pil untuk aborsi:
Waktu Penggunaan
Pil kontrasepsi darurat digunakan sebelum kehamilan terjadi, idealnya segera setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan, dengan batas waktu 72–120 jam tergantung jenisnya.
Sementara itu, pil untuk aborsi digunakan setelah kehamilan terkonfirmasi.
Tujuan
Pil kontrasepsi darurat bertujuan mencegah terjadinya kehamilan. Sebaliknya, pil untuk aborsi bertujuan mengakhiri kehamilan yang sudah ada.
Cara Kerja
Pil kontrasepsi darurat atau pil KB darurat bekerja dengan menghambat atau menunda ovulasi, mengubah lendir serviks agar sperma sulit mencapai sel telur, dan mencegah implantasi jika prosesnya belum terjadi.
Pil untuk aborsi bekerja dengan memblokir hormon progesteron dan memicu kontraksi rahim untuk mengeluarkan jaringan kehamilan.
Efektivitas
Pil kontrasepsi darurat memiliki efektivitas sekitar 85–95 persen jika diminum sesuai anjuran. Pil untuk aborsi memiliki efektivitas 95–99 persen pada usia kehamilan tertentu.
Status Medis
Pil kontrasepsi darurat bukan termasuk metode aborsi. Sedangkan pil untuk aborsi merupakan metode penghentian kehamilan yang memerlukan pengawasan medis dan tunduk pada aturan hukum di setiap negara.
Mengapa Banyak yang Tertukar?
Kesalahpahaman biasanya muncul karena kedua pil sama-sama berbentuk obat yang diminum dan berhubungan dengan kehamilan.
Kurangnya edukasi publik dan percampuran isu medis dengan pandangan moral atau agama juga membuat persepsi masyarakat bercampur.
Padahal, WHO dan berbagai asosiasi medis menegaskan bahwa pil kontrasepsi darurat tidak termasuk kategori pil aborsi.
Efek Samping
Pil Kontrasepsi Darurat:
- Mual, pusing, nyeri payudara
- Perubahan siklus menstruasi
- Lelah
Pil untuk Aborsi:
- Kram perut hebat
- Perdarahan
- Mual, muntah, diare
- Demam atau menggigil
Efek samping pil aborsi biasanya lebih kuat karena memicu kontraksi rahim.
Rekomendasi Pil Kontrasepsi Darurat
Situasi darurat setelah berhubungan tanpa perlindungan tentu bisa membuat cemas. Untungnya, kini tersedia beberapa pilihan pil kontrasepsi darurat yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan jika digunakan dengan tepat waktu.
- Postinor-2 0.75 mg 2 tablet. Kontrasepsi darurat yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan jika digunakan dalam 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan alat kontrasepsi.
- Andalan Postpil 2 Tablet. Merupakan pil kontrasepsi darurat yang bekerja dengan mencegah ovulasi atau pembuahan, namun sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan darurat dan bukan sebagai metode kontrasepsi rutin.
- Valenor 2 0.75 mg 2 tablet. Valenor-2 adalah kontrasepsi oral darurat yang mengandung levonorgestrel 0,75 mg (dua tablet). Digunakan untuk mencegah kehamilan jika dikonsumsi dalam 72 jam (3 hari) setelah berhubungan seksual tanpa perlindungan atau kegagalan alat kontrasepsi.
Kapan Sebaiknya Digunakan?
Pil kontrasepsi darurat hanya digunakan dalam keadaan darurat, bukan untuk penggunaan rutin. Misalnya, saat kondom robek atau lupa minum pil KB harian.
Sementara itu, pil untuk aborsi digunakan di bawah pengawasan tenaga medis dan sesuai aturan hukum di negara masing-masing.
Sekilas Hukum Terkait Aborsi di Indonesia
Di Indonesia, aborsi diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Pada dasarnya, aborsi dilarang, tetapi ada pengecualian untuk kondisi tertentu yang diatur dalam undang-undang.
Larangan Aborsi:
- Pasal 75 ayat (1) UU Kesehatan melarang setiap orang untuk melakukan aborsi.
- Pelanggaran terhadap larangan ini dapat dikenai sanksi pidana penjara dan denda
Sementara itu, berikut pengecualian aborsi yang diperbolehkan:
Indikasi medis yang darurat
Aborsi diperbolehkan jika ada indikasi medis yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, termasuk kehamilan akibat kekerasan seksual (perkosaan).
Janin mengalami kelainan genetik berat:
Aborsi juga diperbolehkan jika janin menderita kelainan genetik berat atau cacat bawaan yang tidak dapat disembuhkan.
Kondisi korban perkosaan
Aborsi diperbolehkan untuk korban perkosaan, terutama jika usia kehamilan belum melebihi 14 minggu, seperti dijelaskan oleh Hukumonline.
Ketentuan Tambahan
- Aborsi hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten dan di fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat.
- Aborsi harus mendapatkan persetujuan dari perempuan hamil yang bersangkutan dan suami (kecuali korban perkosaan).
- Aborsi harus didampingi dengan konseling.
Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Menggunakan Pil Kontrasepsi Darurat
Jika kamu atau orang terdekat hendak menggunakan pil kontrasepsi darurat, sebaiknya hubungi dokter spesialis kandungan di Halodoc terlebih dahulu.
Dokter akan memberikan informasi mengenai jenis kontrasepsi ini dan cara aman penggunaannya.
Nah, berikut ini adalah rekomendasi dokter spesialis kandungan di Halodoc yang berpengalaman dan mendapatkan penilaian baik dari pasien sebelumnya.
Ini daftarnya:
1. dr. Marsell Phang Sp.OG

Kamu dapat menghubungi dr. Marsell Phang Sp.OG, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2018.
Saat ini, ia berpraktik di Gresik, Jawa Timur, dan merupakan anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman 12 tahun, ia dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait berbagai informasi dan cara penggunaan pil kontrasepsi darurat.
Dokter Marsell Phang Sp.OG juga dapat memberikan saran tentang program kehamilan, keluarga berencana, kesehatan kandungan, kehamilan berisiko tinggi, dan penyakit kelamin.
Chat dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Lucia Leonie Sp.OG

Kamu juga dapat menghubungi dr. Lucia Leonie Sp.OG, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha pada 2011 dan Universitas Hasanuddin pada 2017.
Saat ini, ia berpraktik medis di Makassar, Sulawesi Selatan, dan aktif sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman 13 tahun, dr. Lucia Leonie Sp.OG dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc mengenai informasi seputar pil kontrasepsi darurat.
Chat dr. Lucia Leonie Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
3. dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Selanjutnya, kamu dapat menghubungi dr. Fitria Angela Umar Sp.OG, yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi pada 2015 dan 2022.
Saat ini, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG berpraktik di Makassar, Sulawesi Selatan, dan merupakan anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
Dengan pengalaman 8 tahun, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG dapat memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait pil kontrasepsi darurat dan berbagai informasi mengenainya.
Ia juga dapat memberikan informasi dan konsultasi tentang kesehatan kandungan, kesuburan, gangguan menstruasi dan hormon, keluarga berencana, dan program kehamilan.
Chat dr. Fitria Angela Umar Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
Itulah beberapa dokter spesialis kandungan yang bisa kamu hubungi untuk informasi lebih lengkap terkait pil kontrasepsi darurat.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Jangan khawatir, privasi kamu juga pasti aman dan terjaga di Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!


