Advertisement

Jantung Bengkak? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   10 Oktober 2025

Pembengkakan jantung adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena dapat menandai masalah kesehatan yang lebih serius.

Jantung Bengkak? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!Jantung Bengkak? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

DAFTAR ISI

  1. Ini Penyebab Pembengkakan Jantung 
  2. Gejala Pembengkakan Jantung
  3. Komplikasi Pembengkakan Jantung
  4. Diagnosis Pembengkakan Jantung: Metode dan Prosedur
  5. Pengobatan Pembengkakan Jantung
  6. Pencegahan Pembengkakan Jantung
  7. Cek Risiko Kardiovaskuler dengan Tes Lab Khusus di Rumah lewat Halodoc
  8. Apa Kata Riset?
  9. Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
  10. Kesimpulan
  11. FAQ

Pembesaran atau pembengkakan jantung (kardiomegali) bukanlah penyakit, melainkan tanda dari kondisi lain. Istilah “kardiomegali” mengacu pada pembesaran jantung yang terlihat pada tes pencitraan apa pun, termasuk rontgen dada.

Tes lain kemudian diperlukan untuk mendiagnosis kondisi yang menyebabkan jantung membesar.

Pembesaran jantung bisa tidak menimbulkan gejala. Namun orang lain mungkin memiliki tanda dan gejala seperti sesak napas, irama jantung yang tidak normal (aritmia), dan pembengkakan di dada.

Tergantung pada kondisinya, jantung yang membesar ini mungkin bersifat sementara atau permanen. 

Lantas, apa yang menjadi penyebab pembengkakan jantung tersebut? Temukan penjelasannya di sini!

Ini Penyebab Pembengkakan Jantung 

Pembesaran jantung dapat disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan jantung memompa lebih keras dari biasanya atau yang merusak otot jantung.

Terkadang jantung menjadi lebih besar dan menjadi lemah karena alasan yang tidak diketahui. 

Kondisi jantung yang dialami sejak lahir (bawaan), kerusakan akibat serangan jantung, atau detak jantung yang tidak normal (aritmia) dapat menyebabkan pembengkakan jantung.

Kondisi lain yang terkait dengan pembengkakan jantung meliputi:

1. Tekanan Darah Tinggi

Jantung mungkin harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, memperbesar dan menebalkan otot.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan ventrikel kiri membesar, menyebabkan otot jantung akhirnya melemah. Hipertensi juga dapat memperbesar ruang atas jantung.

Tekanan darah tinggi memang tidak menyebabkan gejala yang berarti, tetapi ia bisa menjadi silent killer. Oleh karena itu, kamu perlu rutin konsumsi obat penurun tekanan darah tinggi agar tidak membebani kerja jantung.

Bila menemukan adanya masalah pada jantung, dokter mungkin akan meresepkan obat jantung lainnya seperti simvastatin, aspilets, hingga atorvastatin.

Kamu juga bisa temukan berbagai Rekomendasi Obat Jantung yang Efektif di Apotek

2. Penyakit Katup Jantung

Empat katup di jantung akan menjaga darah mengalir ke arah yang benar. Jika katup rusak oleh kondisi seperti demam rematik, cacat jantung, infeksi (endokarditis menular), detak jantung tidak teratur (fibrilasi atrium), gangguan jaringan ikat, obat-obatan tertentu atau perawatan radiasi untuk kanker, jantung mungkin membesar.

3. Kardiomiopati

Penyakit jantung ini mempersulit jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Seiring perkembangannya, jantung mungkin membesar untuk mencoba memompa lebih banyak darah.

4. Hipertensi Pulmonal

Ini adalah kondisi terjadinya tekanan darah tinggi di arteri yang menghubungkan jantung dan paru-paru.

Jantung mungkin perlu memompa lebih keras untuk memindahkan darah antara paru-paru dan jantung. Akibatnya, sisi kanan jantung bisa membesar.

5. Cairan di Sekitar Jantung 

Akumulasi cairan dalam kantung yang berisi jantung dapat menyebabkan jantung tampak membesar pada rontgen dada.

6. Penyakit Arteri Koroner

Dengan kondisi ini, plak lemak di arteri jantung menghalangi aliran darah melalui pembuluh jantung, yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Ketika bagian dari otot jantung mati, jantung harus memompa lebih keras untuk mendapatkan darah yang cukup ke seluruh tubuh, sehingga menyebabkan pembengkakan jantung. 

7. Anemia

Ini merupakan kondisi saat tidak ada cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.

Anemia kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Jantung pun harus memompa lebih banyak darah untuk menebus kekurangan oksigen dalam darah.

8. Gangguan Tiroid

Baik kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme) dan kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk pembesaran jantung.

9. Hemokromatosis

Ini adalah kondisi saat kadar zat besi berlebihan dalam tubuh. Hemochromatosis adalah kelainan di mana tubuh tidak memetabolisme zat besi dengan baik, menyebabkannya menumpuk di berbagai organ, termasuk jantung.

Hal ini dapat menyebabkan ventrikel kiri membesar karena melemahnya otot jantung.

10. Amiloidosis

Ini adalah kondisi langka yang memengaruhi jantung.

Amiloidosis adalah suatu kondisi di mana protein abnormal beredar dalam darah dan dapat disimpan di jantung, mengganggu fungsi jantung dan menyebabkan pembengkakan jantung. 

Gejala Pembengkakan Jantung

Pembengkakan jantung tidak selalu menyebabkan gejala. Namun, ketika gejala muncul, kondisi ini bisa memicu:

  • Sesak napas, terutama saat beraktivitas atau berbaring
  • Kelelahan atau kelemahan
  • Detak jantung yang tidak teratur
  • Nyeri dada
  • Pembengkakan pada kaki atau perut
  • Batuk terus-menerus atau kronis
  • Pusing atau pingsan

Komplikasi Pembengkakan Jantung

Pembengkakan jantung dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

  • Gagal jantung: Jantung tidak mampu memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.
  • Aritmia: Gangguan pada irama jantung yang bisa berpotensi mengancam nyawa.
  • Gumpalan darah: Pembengkakan bisa menyebabkan darah menggumpal di dalam jantung, yang jika lepas bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
  • Kardiomiopati: Penyakit pada otot jantung yang bisa memperburuk fungsi jantung.

Diagnosis Pembengkakan Jantung: Metode dan Prosedur

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis pembengkakan jantung, antara lain:

  • Pemeriksaan Fisik: Mendengarkan suara jantung dan paru-paru.
  • Elektrokardiogram (EKG): Merekam aktivitas listrik jantung.
  • Ekokardiogram: Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung.
  • Rontgen Dada: Menampilkan ukuran dan bentuk jantung.
  • MRI Jantung: Memberikan gambar detail jantung.
  • Tes Darah: Memeriksa kadar zat tertentu dalam darah yang dapat mengindikasikan masalah jantung.

Pengobatan Pembengkakan Jantung

Pengobatan pembengkakan jantung tergantung pada penyebabnya. Beberapa opsinya meliputi:

  • Penggunaan obat-obatan: Diuretik (pil air) untuk mengurangi cairan berlebih, obat-obatan antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah, dan obat untuk mengontrol detak jantung.
  • Perubahan gaya hidup: Mengurangi asupan garam, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, dan melakukan aktivitas fisik teratur.
  • Prosedur medis: Seperti operasi untuk memperbaiki katup jantung atau mengatasi penyumbatan arteri.
  • Penggunaan alat implantasi: Seperti pacemaker untuk mengatur detak jantung.

Lantas, jantung bengkak apakah bisa sembuh? Jawabannya tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Pada beberapa kasus, jika penyebab kardiomegali diatasi, ukuran jantung dapat kembali normal atau setidaknya membaik.

Namun, pada kasus lain, kerusakan pada jantung mungkin sudah terlalu parah dan bersifat permanen.

Pada kondisi ini, fokus pengobatan adalah mengelola gejala, mencegah komplikasi lebih lanjut, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pencegahan Pembengkakan Jantung

Meskipun tidak semua penyebab jantung bengkak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Kontrol Tekanan Darah: Jaga tekanan darah tetap dalam batas normal dengan diet sehat, olahraga teratur, dan obat-obatan jika diperlukan.
  • Jaga Kadar Kolesterol: Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, serta lakukan pemeriksaan kolesterol secara teratur.
  • Berhenti Merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Batasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak otot jantung.
  • Kelola Diabetes: Jaga kadar gula darah tetap terkontrol untuk mencegah kerusakan pada jantung dan pembuluh darah.
  • Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dapat membantu mencegah komplikasi.

Cek Risiko Kardiovaskuler dengan Tes Lab Khusus di Rumah lewat Halodoc

Jika kamu punya riwayat genetik penyakit jantung dan ingin memeriksakan diri, kamu bisa melakukan tes lab melalui layanan Homecare di Halodoc.

Kini, kamu tidak perlu antre di rumah sakit atau klinik, kamu bisa melakukan cek risiko vaskuler di rumah melalui layanan Homecare by Halodoc. 

Halodoc menyediakan fasilitas Cek Kolesterol Lengkap melalui layanan Homecare by Halodoc  (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar).

Layanan ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi manapun yang kamu pilih.

Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:

  • Tak perlu repot keluar rumah. 
  • Hemat waktu dan biaya.  
  • Tenaga kesehatan responnya cepat.  
  • Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
  • Sampel diambil secara aman dan steril.  
  • Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
  • Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.  
  • Harga untuk Cek Kolesterol Lengkap adalah Rp899.000,- dan semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter. 
  • Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasilnya dengan dokter tepercaya dari Halodoc.

Booking Tes Panel Apo B dan Lp(a) untuk Risiko kardiovaskular Lewat Halodoc

Selain lewat aplikasi, kamu juga bisa order langsung dengan menghubungi nomor WhatsApp 0888-0999-9226

Mudah sekali bukan? Pesan layanan Homecare sekarang juga!

Apa Kata Riset?

Sebuah artikel penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA Cardiology mengungkapkan bahwa:

  • Pembesaran ventrikel kiri, sebagai bentuk pembengkakan jantung, berhubungan erat dengan peningkatan risiko kematian jantung mendadak. 
  • Penelitian ini menekankan pentingnya deteksi dini dan manajemen hipertrofi ventrikel kiri untuk mencegah komplikasi serius pada pasien.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala berikut:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas parah
  • Pingsan
  • Detak jantung sangat cepat atau sangat lambat
  • Pembengkakan kaki yang signifikan

Kesimpulan

Pembengkakan jantung adalah kondisi yang memerlukan perhatian medis. Dengan memahami penyebab, gejala, dan pilihan pengobatan yang tersedia, dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan jantung.

Konsultasikan dengan dokter spesialis jantung di Halodoc untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur jugasangat penting dalam mencegah dan mengelola pembengkakan jantung.

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Enlarged Heart (Cardiomegaly).
Healthline. Diakses pada 2025.  Enlarged Heart.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Enlarged Heart.
JAMA Cardiology. Diakses pada 2025. Evaluation of cardiac hypertrophy in the setting of sudden cardiac death.

FAQ

1. Apakah jantung bengkak itu berbahaya?

Jantung bengkak atau kardiomegali bisa menunjukkan adanya masalah pada jantung seperti disfungsi jantung atau penyakit jantung. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko gagal jantung, aritmia, dan kematian mendadak.

2. Pembengkakan jantung apakah bisa sembuh?

Pembengkakan jantung bisa diatasi tergantung pada penyebabnya. Mengobati kondisi yang mendasarinya bisa membantu mengurangi pembengkakan dan memperbaiki fungsi jantung. 

Namun, dalam banyak kasus, pengobatan bertujuan untuk mengelola gejala dan mencegah kondisi memburuk, bukan menyembuhkannya.

3. Apa pantangan jantung bengkak?

Untuk kondisi jantung bengkak, sebaiknya hindari:

  • Garam berlebih, yang bisa menyebabkan retensi air dan memperburuk pembengkakan.
  • Alkohol dan kafein, yang dapat mempengaruhi ritme jantung dan tekanan darah.
  • Makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, yang bisa memperburuk penyakit jantung.
  • Merokok, yang secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi jantung.