Advertisement

Mata Minus, Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   31 Oktober 2025

Kesulitan melihat saat malam hari adalah salah satu gejala mata minus.

Mata Minus, Ini Penyebab, Gejala, dan PengobatannyaMata Minus, Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

DAFTAR ISI

  1. Penyebab Mata Minus
  2. Kenali Gejala Mata Minus
  3. Kapan Harus ke Dokter Mata?
  4. Apa Saja Terapi Mata Minus?
  5. Komplikasi Mata Minus
  6. Tips Menjaga Kesehatan Mata
  7. Hubungi Dokter Spesialis Mata di Halodoc
  8. FAQ

Rabun jauh (miopia) atau mata minus adalah gangguan penglihatan yang umum terjadi, terutama pada anak-anak dan remaja. 

Kondisi ini menyebabkan pengidapnya kesulitan melihat objek yang berada jauh, sementara objek dekat masih terlihat jelas.

Yuk, kenali lebih jauh tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi mata minus!

Penyebab Mata Minus

Mata minus disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan mata minus meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi yang sama.
  • Bentuk Bola Mata: Bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang terlalu cembung menyebabkan cahaya fokus di depan retina.
  • Faktor Lingkungan: Kurangnya aktivitas di luar ruangan dan terlalu banyak fokus pada objek dekat (seperti membaca atau menggunakan perangkat digital) dapat meningkatkan risiko mata minus, terutama pada anak-anak.

Kenali Gejala Mata Minus 

Gejala mata minus bisa berkembang secara perlahan dan tidak selalu disadari, terutama pada anak-anak. 

Mengenali tanda-tandanya sejak dini sangat penting agar gangguan penglihatan ini bisa segera ditangani. 

Berikut beberapa gejala umum mata minus:

  • Penglihatan buram saat melihat objek jauh, seperti papan tulis di sekolah atau rambu lalu lintas.
  • Menyipitkan mata untuk membantu memfokuskan pandangan.
  • Sering mengedip atau mengucek mata karena merasa tidak nyaman saat melihat jarak jauh.
  • Sakit kepala yang terjadi akibat mata bekerja lebih keras untuk melihat jelas.
  • Kesulitan melihat saat malam hari atau kondisi cahaya redup.

Anak-anak dengan mata minus juga sering menunjukkan tanda tidak langsung, seperti duduk terlalu dekat dengan layar TV atau memegang buku terlalu dekat saat membaca.

Kapan Harus ke Dokter Mata?

Pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan secara rutin, bahkan jika kamu tidak merasakan gejala. 

Namun, ada beberapa kondisi yang menjadi tanda kamu perlu segera berkonsultasi ke dokter spesialis mata:

  • Penglihatan tiba-tiba menjadi kabur atau menurun drastis.
  • Gejala mata minus memburuk, seperti kesulitan membaca tulisan papan dari jarak jauh.
  • Sakit kepala yang sering muncul dan disertai ketegangan mata.
  • Anak terlihat kesulitan belajar, mudah lelah saat membaca, atau menghindari aktivitas visual.

American Academy of Ophthalmology (AAO) merekomendasikan pemeriksaan mata pertama pada usia 6 bulan, kemudian pada usia 3 tahun, dan sebelum masuk sekolah. 

Setelah itu, pemeriksaan dilakukan secara berkala tiap 1–2 tahun.

Apa Saja Terapi Mata Minus?

Jika kamu telanjur mengalami gangguan mata minus, ada beberapa pilihan terapi dan penanganan yang bisa membantu memperbaiki penglihatan atau memperlambat perburukannya.

Berikut beberapa terapi mata minus yang umum digunakan secara medis:

1. Kacamata dan Lensa Kontak

Ini adalah penanganan paling umum dan cepat untuk membantu pengidap miopia melihat dengan jelas. 

Dokter spesialis mata akan meresepkan lensa cekung (minus) sesuai tingkat keparahan rabun. 

Selain itu, kacamata cocok untuk penggunaan sehari-hari. 

Sementara lensa kontak lebih praktis dan tidak mengganggu penampilan, namun memerlukan kebersihan ekstra agar tidak menyebabkan infeksi mata.

2. Orthokeratology (Ortho-K)

Ini adalah terapi non-bedah yang melibatkan penggunaan lensa kontak khusus saat tidur untuk membentuk ulang permukaan kornea secara sementara. 

Hasilnya, kamu bisa melihat jelas tanpa kacamata atau lensa kontak selama hari itu.

Ingin mengatasi mata minus? Ini Berbagai Cara Mengatasi Mata Minus secara Alami.

3. Obat Tetes Atropin

Obat tetes atropin dalam dosis rendah (0,01 persen) juga terbukti memperlambat perkembangan miopia pada anak-anak. 

Terapi ini perlu diawasi oleh dokter mata karena penggunaan jangka panjang harus disesuaikan dengan respons pasien.

4. Bedah Refraktif (LASIK)

Untuk pengidap mata minus yang sudah stabil dan tidak ingin menggunakan alat bantu penglihatan, prosedur seperti LASIK bisa menjadi solusi. 

Tindakan ini menggunakan laser untuk membentuk ulang kornea dan memperbaiki fokus penglihatan.

Meskipun efektif, prosedur ini memiliki risiko seperti mata kering, silau, atau komplikasi lainnya yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

Komplikasi Mata Minus

Jika tidak ditangani dengan tepat, mata minus tidak hanya membuat penglihatan terganggu, tetapi juga bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama jika sudah masuk kategori miopia tinggi (lebih dari -6,00 dioptri).

Beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu:

  • Glaukoma.
  • Ablasio retina atau lepasnya retina, kondisi yang bisa menyebabkan kebutaan permanen.
  • Degenerasi makula miopik atau kerusakan pada bagian tengah retina yang disebut makula.
  • Katarak dini.

Karena itu, menjaga agar minus tidak bertambah parah sangat penting untuk mencegah komplikasi tersebut.

Tips Menjaga Kesehatan Mata

Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. 

Inilah berbagai tips yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah mata minus bertambah:

  • Perbanyak aktivitas di luar ruangan. Paparan cahaya alami saat bermain atau berolahraga di luar ruangan terbukti bisa membantu mencegah perkembangan miopia pada anak-anak.
  • Terapkan aturan 20-20-20. Setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik untuk membantu merilekskan otot mata.
  • Jaga jarak pandang saat membaca atau menggunakan gawai, idealnya sekitar 30–40 cm dengan pencahayaan yang cukup.
  • Kurangi waktu layar. Batasi penggunaan gawai, terutama pada anak-anak, agar mata tidak terlalu tegang dan kering.

Selain itu, pemeriksaan mata rutin juga bisa mendeteksi gangguan penglihatan lebih awal dan mencegah minus bertambah parah.

Hubungi Dokter Spesialis Mata di Halodoc

Jika kamu atau orang terdekat mengalami mata minus yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc.

Dokter spesialis mata berikut sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, sehingga mereka mampu memberikan penanganan yang tepat.

Tak perlu khawatir, sebab mereka telah menerima ulasan yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.

Berikut ini dokter yang bisa kamu hubungi:

1. dr. Febria Restissa Sp.M

Kamu bisa berkonsultasi pada dr. Febria Restissa Sp.M, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada tahun 2011 dan 2018. 

Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 1621603323130387 dan kini menjalani praktik di Tangerang, Banten. 

Dengan pengalaman sebagai dokter mata selama 14 tahun, dr. Febria Restissa Sp.M mampu menjawab pertanyaan kamu seputar penanganan gangguan mata, termasuk mata minus. 

Tak hanya itu, ia juga bisa memberikan konsultasi seputar infeksi mata, gangguan retina, mata bintitan, maupun penglihatan buram.

Chat dr. Febria Restissa Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M

Dokter rekomendasi berikutnya adalah dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2007 dan 2019. 

Saat ini, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M berpraktik di Tabanan, Bali, dan merupakan anggota dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI). 

Dengan pengalaman selama 17 tahun, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M dapat memberikan saran tentang perawatan mata minus secara akurat. 

Selain itu, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M juga mampu memberikan konsultasi mengenai mata bintitan, pembuluh darah pecah, penglihatan buram, dan infeksi mata.

Chat dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

Dokter spesialis mata tersebut siap membantu kamu dalam mengatasi gangguan mata minus yang kamu alami.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Tak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.

Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam.

Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!

Referensi: 
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2025. Myopia (Nearsightedness). 
American Optometric Association. Diakses pada 2025. Myopia Management in Children.
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Myopia (Nearsightedness)?.
World Health Organization. Diakses pada 2025. The Impact of Myopia and High Myopia.

FAQ

1. Apa ciri-ciri mata minus?

Ciri-ciri mata minus meliputi penglihatan jauh terlihat kabur, sering menyipitkan mata, mata cepat lelah, sakit kepala, dan sulit melihat tulisan atau objek dari jarak jauh.

2. Minus 0.25 seperti apa?

Minus 0,25 termasuk minus sangat ringan. Biasanya keluhan masih minimal, seperti penglihatan sedikit buram saat melihat jauh atau mata terasa cepat lelah, terutama saat berkendara malam hari.

3. Berapa mata minus paling tinggi?

Tidak ada batas maksimal pasti angka minus. Namun, minus di atas −6,00 sudah termasuk miopia tinggi dan berisiko menimbulkan komplikasi mata, sehingga perlu pemantauan dokter mata secara rutin.