Mengenal Baby Blues Syndrome: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Baby Blues Syndrome adalah kondisi yang dialami ibu pasca melahirkan.

DAFTAR ISI
- Mengenal Baby Blues Syndrome
- Penyebab Baby Blues Syndrome
- Gejala Baby Blues Syndrome
- Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome
- Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Baby Blues Syndrome
Halodoc, Jakarta – Baby Blues adalah gangguan psikologis yang umum terjadi pada ibu pasca melahirkan, ditandai dengan perasaan sedih, mudah tersinggung, hingga kecemasan yang berlebihan. Biasanya, kondisi ini berlangsung dalam dua minggu pertama setelah persalinan dan dapat membaik dengan sendirinya.
Kelahiran buah hati merupakan momen bahagia bagi setiap orang tua. Namun, tidak sedikit ibu yang mengalami perubahan suasana hati, kesedihan berlebihan, bahkan kecemasan setelah melahirkan, yang dikenal sebagai Baby Blues Syndrome.
Meskipun umum terjadi, baby blues syndrome tidak boleh dianggap sepele karena dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab, gejala, serta cara mengatasi baby blues agar ibu bisa menjalani masa nifas dengan lebih nyaman.
Apa Itu Baby Blues Syndrome?
Baby Blues Syndrome adalah gangguan psikologis yang sering terjadi pasca persalinan, yang dapat menyebabkan ibu merasa:
- Sedih tanpa alasan yang jelas
- Cemas dan mudah tersinggung
- Tidak percaya diri dalam mengasuh bayi
- Kelelahan fisik dan emosional
Menurut penelitian dalam Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research, 50-85% ibu mengalami baby blues setelah melahirkan. Biasanya, kondisi ini mulai muncul pada hari ke-1 hingga ke-5 setelah melahirkan dan mereda dalam waktu 10-14 hari.
Jika kondisi ini berlangsung lebih dari tiga minggu, atau semakin memburuk, ibu perlu waspada terhadap kemungkinan berkembangnya depresi postpartum, yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.
Penyebab Baby Blues Syndrome
Meskipun penyebab pasti baby blues belum sepenuhnya diketahui, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risikonya:
1. Perubahan Hormon Pasca Persalinan
Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh ibu mengalami penurunan drastis. Hal ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati, kelelahan, hingga perasaan depresi.
2. Kelelahan Fisik dan Kurang Tidur
Bayi yang sering bangun di malam hari membuat ibu kurang tidur. Tubuh yang lelah dan kurang istirahat dapat memperburuk kondisi emosional ibu.
Untuk bisa menjaga kebugaran tubuh, diperlukan olahraga yang bisa membuat badan lebih sehat dan tidak mudah lelah. Artikel yang membahas 5 Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan bersama Balita bisa kamu baca di sini.
3. Adaptasi Peran sebagai Ibu
Peran baru sebagai seorang ibu bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi mereka yang baru pertama kali melahirkan.
Ketidaksiapan mental, ditambah dengan tanggung jawab mengurus bayi, dapat memicu rasa tidak percaya diri dan stres.
4. Riwayat Gangguan Kesehatan Mental
Ibu yang memiliki riwayat depresi, kecemasan, atau gangguan mental lainnya lebih rentan mengalami baby blues pasca persalinan.
Selain itu, kurangnya dukungan dari keluarga juga bisa memicu stres dan kecemasan.
Gejala Baby Blues Syndrome
Beberapa gejala yang umum dialami ibu setelah melahirkan meliputi:
1. Mudah Menangis dan Merasa Sedih Berlebihan
Ibu yang mengalami baby blues sering merasa sedih tanpa alasan yang jelas dan lebih mudah menangis.
2. Emosi Labil dan Mudah Marah
Fluktuasi hormon setelah melahirkan menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem. Ibu bisa merasa bahagia dalam satu waktu, lalu tiba-tiba menjadi marah atau sedih dalam waktu singkat.
3. Merasa Kelelahan dan Sulit Tidur
Kurangnya waktu tidur membuat ibu mengalami kelelahan fisik dan mental, yang dapat memperburuk gejala baby blues.
4. Rasa Takut dan Cemas Berlebihan
Ibu sering merasa takut tidak bisa mengurus bayi dengan baik atau merasa khawatir tentang kesehatan dan keselamatan sang buah hati.
5. Merasa Tidak Percaya Diri
Banyak ibu merasa tidak mampu atau tidak cukup baik dalam merawat bayinya, yang berujung pada rasa tidak percaya diri dan stres berkepanjangan.
Namun, tidak hanya bisa terjadi pada ibu, sindrom tersebut juga bisa terjadi pada ayah. Yuk, Mengenal Lebih Dekat Baby Blues Syndrome pada Ayah.
Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome
1. Menjaga Pola Makan Sehat
Konsumsi makanan bergizi yang kaya protein, serat, dan vitamin untuk menjaga stamina dan keseimbangan hormon. Hindari konsumsi gula berlebih dan kafein, karena bisa memperburuk suasana hati.
2. Istirahat yang Cukup
Gunakan waktu tidur bayi untuk beristirahat. Jangan ragu meminta bantuan pasangan atau keluarga untuk mengurus bayi.
3. Berbagi Beban dengan Pasangan atau Keluarga
Komunikasikan perasaan dengan suami, keluarga, atau sahabat. Jangan menanggung beban sendirian, karena dukungan sosial sangat penting untuk pemulihan mental ibu.
4. Melakukan Aktivitas Fisik Ringan
Berjalan santai di luar rumah atau melakukan olahraga ringan bisa membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Peregangan atau yoga bisa membantu ibu merasa lebih rileks.
5. Bergabung dengan Komunitas Ibu Baru
Berbagi cerita dan pengalaman dengan ibu-ibu lain bisa membantu mengurangi perasaan terisolasi dan memberikan dukungan emosional.
6. Luangkan Waktu untuk ‘Me Time’
Meluangkan waktu untuk melakukan hal yang disukai, seperti membaca buku, menonton film, atau sekadar menikmati kopi, bisa membantu ibu mengatasi stres.
7. Berpikir Positif dan Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Ingat bahwa baby blues adalah kondisi normal, dan ibu tidak sendirian dalam menghadapinya. Jangan merasa bersalah jika terkadang merasa lelah atau sedih, karena ini adalah bagian dari proses adaptasi menjadi seorang ibu.
8. Konsultasi dengan Dokter jika Gejala Tidak Membaik
Jika baby blues berlangsung lebih dari 2-3 minggu atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter atau psikiater di Halodoc untuk mendapatkan bantuan profesional.
- Baby Blues Syndrome adalah kondisi umum yang terjadi pada ibu setelah melahirkan, ditandai dengan perubahan suasana hati, kecemasan, dan perasaan sedih berlebihan.
- Penyebab utama baby blues adalah perubahan hormon, kelelahan, kurang tidur, serta kesulitan beradaptasi sebagai ibu baru.
- Gejala yang sering muncul antara lain mudah menangis, emosi labil, kelelahan, dan perasaan cemas berlebihan.
- Baby blues dapat diatasi dengan istirahat cukup, dukungan dari pasangan, menjaga pola makan sehat, melakukan aktivitas fisik ringan, serta berbagi cerita dengan sesama ibu baru.
- Jika gejala berlangsung lebih dari tiga minggu, segera konsultasikan dengan dokter untuk mencegah risiko depresi postpartum.
Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Baby Blues Syndrome
Jika saat ini kamu atau anggota keluarga memiliki gejala baby blues syndrome yang bahkan sudah menganggu aktivitas sehari-hari, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
Kamu pun bisa hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapatkan saran atau penanganan tepat.
Mereka telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan baby blues syndrome. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!