Mengenal Penyakit Klonus, Kedutan dan Kontraksi Otot Terus-Menerus

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Oktober 2018
Mengenal Penyakit Klonus, Kedutan dan Kontraksi Otot Terus-MenerusMengenal Penyakit Klonus, Kedutan dan Kontraksi Otot Terus-Menerus

Halodoc, Jakarta - Klonus adalah kontraksi berulang pada otot-otot ketika peregangan. Kontraksi tersebut biasanya berhubungan dengan gangguan neurologis. Klonus terjadi ketika otot-otot tidak dapat berfungsi dengan optimal yang berbarengan dengan rasa nyeri.

Klonus bisa juga terjadi karena sel-sel saraf mengalami kerusakan. Karena kerusakan tersebut, otot melakukan kontraksi dan membuat gerakan tidak beraturan. Klonus biasanya disebut sebagai otot berdenyut atau kedutan otot. Klonus biasanya terjadi berkali-kali, terasa nyeri, dan terjadi cukup lama, sehingga membuat bagian tubuh yang mengalaminya sulit bergerak.

Penyebab Klonus

Penyebab klonus sejauh ini masih diduga karena adanya kerusakan jaringan saraf otak yang mengatur gerakan pada otot. Akibatnya, gerakan otot menjadi tidak terkendali dan mengalami kontraksi, hingga menimbulkan kedutan. Hal-hal yang dapat menyebabkan klonus yaitu stroke, cedera parah, kerusakan otak, cerebral palsy, dan paraplegia.

Selain itu, gagal ginjal dan gagal hati adalah penyakit yang dapat mengakibatkan klonus. Hal tersebut dikarenakan zat buangan dari tubuh banyak bertumpuk di dalam tubuh, sehingga dapat memengaruhi fungsi normal otak.

Jenis Klonus

Klonus dapat terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis adalah gangguan autoimun kronis progresif saraf, yang disebabkan oleh hilangnya selubung myelin di sekitar serat saraf. Alhasil, kondisi tersebut dapat mengganggu komunikasi antara otak dan sumsum tulang belakang. Hal tersebut dapat memengaruhi gerakan dan fungsi tubuh.

2. Penyakit Huntington

Huntington adalah gangguan neurodegeneratif yang disebabkan oleh gerakan otot dendeng progresif atau chorea dan dapat memengaruhi koordinasi otot normal. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kemunduran mental. Penyakit ini pada akhirnya dapat menyebabkan demensia dan sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif.

3. Paraparesis Spastik

Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya fungsi motorik yang masih dalam tahap ringan, serta dibarengi dengan kejang dan melemahnya bagian tubuh tertentu. Hal tersebut merupakan indikasi yang jelas dari gangguan sistem saraf pusat yang merupakan alasan untuk cedera pada jalur motorik.

Pengobatan Klonus

Kondisi yang terjadi karena klonus tidak dapat dibiarkan dan butuh pengobatan khusus untuk menyembuhkannya. Ternyata, pengobatan untuk klonus itu bervariasi tergantung pada dasar penyebabnya. Cara mengobati klonus adalah:

1. Meminum Obat

Minumlah obat yang dapat membantu otot menjadi relaks karena dapat mengurangi gejala klonus. Beberapa obat yang mungkin akan diberikan dokter yaitu dantrolene (dantrium), baclofen (lioresal), diazepam (valium), dan clonazepam (klonopin). Jangan mengendarai kendaraan setelah minum obat dengan jenis ini, karena dapat menyebabkan rasa kantuk.

2. Terapi Fisik

Sesuai anjuran dokter, untuk mempercepat seseorang pulih dari klonus, lakukanlah terapi fisik dan minum obat-obatan. Ahli terapi fisik dapat membantu melatih dan meregangkan otot, sehingga bagian tubuh yang mengalami klonus menjadi lebih baik.

3. Pengobatan di Rumah

Selain melakukan terapi fisik dan meminum obat, pengobatan di rumah juga dapat membantu mengatasi klonus. Salah satu caranya adalah dengan memberikan kompres dingin pada otot yang sering kontraksi agar rasa nyeri mereda. Lalu, berendam di air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit. Cara terakhir adalah lakukanlah yoga dan peregangan, agar membuat tubuh menjadi luwes.

Itulah serba-serbi tentang penyakit klonus. Jika kamu mempunyai gejala yang menyerupai penyakit tersebut, cobalah untuk berdiskusi dengan dokter di Halodoc. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu. Kamu juga bisa membeli obat tanpa perlu keluar rumah di Halodoc. Pesananmu akan sampai dalam waktu kurang dari satu jam.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan