Perlu Tahu, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Sindrom Patah Hati
“Sindrom patah hati juga dikenal sebagai kardiomiopati stres atau sindrom takotsubo. Masalah kesehatan mental ini dapat terjadi ketika seseorang mengalami stres emosional atau fisik yang parah.”

Halodoc, Jakarta – Sindrom patah hati adalah kondisi jantung yang mirip seperti serangan jantung. Keduanya dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.
Namun, pada sindrom patah hati, pengidap tidak mengalami penyumbatan arteri koroner atau kerusakan jantung permanen. Mereka biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu cepat.
Apa Penyebab Sindrom Patah Hati?
Hingga saat ini, belum tahu secara pasti apa yang menjadi penyebab broken heart syndrome. Namun, gangguan ini dapat terjadi akibat peristiwa yang mengagetkan dan menyakitkan. Misalnya, perceraian atau kecelakaan.
Ketika bereaksi terhadap stres fisik atau emosional, tubuh melepaskan hormon stres dalam darah. Hormon tersebut seperti adrenalin, noradrenalin, epinefrin, dan norepinefrin.
Nah, hormon-hormon tersebut yang mengganggu fungsi jantung sementara waktu. Dampaknya, muncul gejala yang mirip dengan serangan jantung, tapi dapay membaik dalam beberapa saat kemudian.
Penyebab dari stres emosional:
- Kesedihan karena kematian orang yang dicintai.
- Mendapatkan surprise atau kejutan.
- Rasa takut yang intens.
- Kemarahan yang ekstrim.
Penyebab dari stres fisik:
- Sakit parah.
- Peristiwa fisik yang melelahkan.
- Masalah kesehatan, termasuk serangan asma, atau kesulitan bernapas (dyspnea).
- Gangguan stroke, demam tinggi, gula darah rendah (hipoglikemia), atau kehilangan banyak darah.
- Prosedur pembedahan.
Cara Mencegah Sindrom Patah Hati
Pencegahan sindrom patah hati dengan cara manajemen stres dan teknik relaksasi. Tujuannya untuk membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan psikologis maupun fisik.
Penting juga untuk menghindari cara yang keliru dalam mengelola stres. Misalnya, mengonsumsi alkohol, makan berlebihan, penggunaan obat-obatan, dan merokok. Hal itu justru menyebabkan masalah lain.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada beberapa aktivitas yang bisa membantu mengelola stres, sekaligus membantu mencegah sindrom patah hati. Berikut ini rekomendasinya:
1. Olahraga
Olahraga dapat menurunkan hormon stres dan membantu melepaskan endorfin. Manfaarnya dapat meningkatkan suasana hati dan bertindak sebagai penghilang rasa sakit alami.
Olahraga juga dapat meningkatkan kualitas tidur. Berolahraga secara teratur juga dapat membangun rasa percaya diri yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan mental.
Jika terlalu sibuk di siang hari, kamu bisa melakukan kegiatan ini di malam hari. Ketahui lebih lanjut manfaatnya di sini: Harus Tahu, Ini 5 Manfaat Olahraga Malam dan Risikonya
2. Kurangi kafein
Kafein adalah stimulan yang dapat meningkatkan kecemasan bila diminum terlalu sering. Jika setelah mengonsumsi kafein membuatmu gelisah atau cemas, pertimbangkan untuk mengurangi asupannya.
3. Habiskan waktu dengan orang terdekat
Dukungan sosial dari teman dan keluarga serta orang-orang yang disayangi dapat membantu melewati masa-masa penuh tekanan. Cara ini dapat membantu melepaskan oksitosin sebagai pereda stres alami.
4. Mendengarkan musik atau menonton film komedi
Menonton film komedi ataupun mendengarkan musik yang slow bisa menenangkan dapat membantumu untuk rileks. Kegiatan ini juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan suasana hati.
Kamu bisa mengetahui faktanya di sini: Mendengarkan Musik Bisa Meredakan Stres, Ini Faktanya
Jenis Sindrom Patah Hati
Broken heart syndrome memiliki 4 jenis berbeda, yaitu:
1. Apical
Ini adalah jenis yang paling umum. Kasusnya lebih dari 80 persen. Gangguan jenis ini mempengaruhi bagian bawah jantung.
2. Mid-ventricular
Jenis ini memengaruhi bagian tengah ventrikel. Daerah tersebut akan terlihat seperti terikat oleh ikat pinggang atau cincin. Namun, area jantung lainnya masih bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Basal
Mirip dengan mid-ventricular, area yang terkena terlihat seperti terikat ikat pinggang atau cincin. Namun, hanya area di bawah ikatan tersebut yang dapat berfungsi normal. Jenis ini memengaruhi 2 persen pengidap.
4. Focal
Ini adalah jenis yang paling langka, yaitu sekitar 1 persen kasus. Area yang terkena membentuk tonjolan dan menonjol dari bagian jantung yang lain. Sisi berlawanan dari jantung juga melengkung ke dalam tonjolan.
Kamu bisa mengetahui lebih lanjut tentang sindrom patah hati dengan membaca artikel ini: Sakit Hati karena Putus Cinta Bisa Berdampak pada Kesehatan
Berbagai Gejala Sindrom Patah Hati
Gejala sindrom patah hati akan muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah kejadian.
Pelepasan hormon stres melumpuhkan otot jantung untuk sementara dan menghasilkan tanda berupa:
- Nyeri dada yang parah secara tiba-tiba (angina).
- Sesak napas.
- Melemahnya ventrikel kiri jantung.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Palpitasi jantung.
- Pingsan (sinkop).
Langkah Mengatasi Gejala yang Muncul
Tidak ada pengobatan khusus untuk broken heart syndrome. Perawatannya mirip dengan perawatan serangan jantung. Umumnya, pengidap dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 1 bulan.
Jika tak kunjung membaik, dokter akan melakukan beberapa langkah ini:
- Obat-obatan
Obat-obatan diberikan untuk mengurangi ketegangan pada jantung. Langkah ini juga bertujuan untuk membantu mencegah episode lebih lanjut.
Obat-obatan yang diberikan termasuk:
- Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).
- Penghambat reseptor angiotensin II (ARB).
- Pemblokir beta.
- Diuretik.
- Pengencer darah, jika ada bekuan darah.
Guna meminimalisir risiko gangguan, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika memiliki stres berat pasca kejadian traumatik. Jangan pendam sendiri, karena langkah ini justru meningkatkan risiko sindrom patah hati.
Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga!
