Pola Hidup Sehat Bisa Mencegah Trombositosis

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   11 September 2020
Pola Hidup Sehat Bisa Mencegah Trombositosis Pola Hidup Sehat Bisa Mencegah Trombositosis

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah mengalami kondisi yang berkaitan dengan gangguan pembekuan darah seperti sakit kepala, pusing, nyeri dada, lemas, mati rasa, atau kesemutan pada tangan dan kaki? Sebaiknya kondisi ini tidak diabaikan karena bisa saja ini adalah gejala dari trombositosis

Trombositosis adalah suatu kondisi ketika terdapat jumlah trombosit yang berlebihan di dalam darah. Trombosit sendiri adalah sel darah dalam plasma yang bertugas menghentikan pendarahan dengan cara saling menempel untuk membentuk gumpalan. Sayangnya, terlalu banyak trombosit dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti stroke, serangan jantung, atau pembekuan di pembuluh darah.

Baca juga: 7 Ciri Tingginya Jumlah Trombosit Dalam Darah

Pencegahan Trombositosis Melalui Pola Hidup Sehat

Sebetulnya tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah trombositosis. Namun, jika seseorang baru-baru ini menerima diagnosis trombositemia primer, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko komplikasi serius.

Langkah pertama adalah mengelola faktor risiko pembekuan darah. Mengontrol tekanan darah, kolesterol, dan kondisi seperti diabetes dapat membantu mengurangi risiko penggumpalan darah. Pengidapnya dapat melakukannya dengan berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan yang sebagian besar terdiri dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak.

Pengidap trombositosis juga perlu berhenti merokok, karena hal ini bisa meningkatkan risiko pembekuan darah. Sementara itu, untuk lebih mengurangi risiko komplikasi serius, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, seperti: 

  • Minum semua obat sesuai resep.
  • Hindari obat OTC atau obat flu yang meningkatkan risiko pendarahan.
  • Hindari olahraga kontak atau aktivitas yang meningkatkan risiko pendarahan.
  • Sebelum prosedur gigi atau bedah, pastikan untuk memberi tahu dokter gigi atau dokter tentang obat apapun yang mungkin kamu pakai untuk menurunkan jumlah trombosit.

Perokok dan orang dengan riwayat penggumpalan darah mungkin memerlukan obat untuk mengurangi jumlah trombositnya. Namun, ada juga orang lain yang mungkin tidak membutuhkan perawatan apa pun. Selain itu, tidak selalu mungkin mencegah kondisi yang menyebabkan trombositosis sekunder. Namun, jika seseorang memiliki perawatan medis rutin, dokter mungkin mendeteksi kondisi ini sebelum ia mengembangkan jumlah trombosit yang tinggi.

Kamu juga bisa tanyakan cara mencegah trombositosis dengan bertanya pada dokter di Halodoc. Dokter bisa dihubungi lewat smartphone melalui fitur chat. Kamu bisa tanyakan semua masalah kesehatan yang kamu alami dengan mudah hanya melalui genggaman.

Baca juga: Trombositosis Bisa Sebabkan Pembesaran Limpa, Ini Penyebabnya

Waspadai Komplikasi Trombositosis

Wanita yang mengidap trombositemia primer dan juga mengonsumsi pil KB memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pembekuan darah. Kondisi ini juga sangat berbahaya bagi wanita yang sedang hamil. Gumpalan darah yang terletak di plasenta dapat menyebabkan masalah perkembangan janin atau keguguran.

Tak hanya itu, pembekuan darah dapat menyebabkan serangan iskemik sementara (TIA) atau stroke. Gejala stroke meliputi:

  • Penglihatan kabur.
  • Kelemahan atau mati rasa di anggota tubuh atau wajah.
  • Kebingungan.
  • Sesak napas.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kejang.

Orang dengan trombositemia primer juga berisiko mengalami serangan jantung. Ini karena gumpalan darah dapat menghalangi aliran darah ke jantung. Gejala serangan jantung meliputi:

  • Kulit lembap.
  • Nyeri di dada seperti diremas yang berlangsung selama lebih dari beberapa menit.
  • Sesak napas.
  • Nyeri yang meluas ke bahu, lengan, punggung, atau rahang.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Trombositosis Bisa Sebabkan DVT

Meskipun kurang umum, jumlah trombosit yang sangat tinggi dapat menyebabkan:

  • Mimisan.
  • Memar.
  • Pendarahan dari gusi.
  • Bekuan darah.
  • Serangan jantung.
  • Stroke.
  • Pendarahan hebat.

Beberapa kondisi ini dianggap darurat medis dan membutuhkan perawatan sesegera mungkin untuk mencegah kefatalan.


Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Primary Thrombocythemia.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Thrombocytosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Thrombocytosis.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan