Advertisement

Reaktif Itu Apa? Pahami Arti dan Contohnya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   27 Agustus 2025

Reaktif adalah kemampuan memberikan reaksi terhadap rangsangan.

Reaktif Itu Apa? Pahami Arti dan ContohnyaReaktif Itu Apa? Pahami Arti dan Contohnya

DAFTAR ISI

  1. Reaktif dalam Berbagai Bidang
  2. Reaktif dalam Kimia
  3. Reaktif dalam Psikologi
  4. Reaktivitas dalam Uji Klinis
  5. Reaktivitas Vaksin
  6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaktivitas
  7. Cara Mengelola Reaktivitas
  8. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Secara sederhana, “reaktif” berarti mampu memberikan respons terhadap sesuatu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reaktif adalah ‘dapat atau bersifat memberikan reaksi terhadap rangsang’. Dalam berbagai bidang ilmu, istilah ini memiliki makna yang lebih spesifik.

Reaktif dalam Berbagai Bidang

Kata reaktif sering digunakan dalam konteks yang berbeda, tergantung pada bidang ilmunya. Berikut beberapa di antaranya:

Reaktif dalam Kimia

Dalam ilmu kimia, reaktif atau reaktivitas merujuk pada kecenderungan suatu zat untuk mengalami reaksi kimia dengan zat lain.

Beberapa zat sangat reaktif dan mudah bereaksi, sementara zat lain lebih stabil dan memerlukan kondisi tertentu untuk bereaksi.

Reaktif dalam Psikologi

Dalam psikologi, reaktif dapat merujuk pada cara seseorang merespons suatu situasi atau stimulus emosional.

Reaktivitas emosi yang tinggi dapat menyebabkan seseorang lebih mudah marah, sedih, atau cemas.

Reaktivitas emosi yang tinggi dapat memengaruhi kemampuan remaja dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Jika kamu butuh teman bicara, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.

Reaktivitas dalam Uji Klinis

Dalam konteks uji klinis, seperti tes COVID-19, “reaktif” menunjukkan bahwa sampel yang diuji mengandung antibodi atau antigen tertentu yang menandakan adanya infeksi atau respons imun terhadap penyakit tersebut.

Hasil reaktif pada tes ini perlu dikonfirmasi dengan tes lanjutan untuk diagnosis yang akurat.

Reaktivitas Vaksin

Reaktivitas vaksin mengacu pada reaksi atau efek samping yang mungkin terjadi setelah vaksinasi.

Reaksi ini umumnya ringan dan bersifat sementara, seperti demam ringan, nyeri di tempat suntikan, atau kelelahan.

Reaktivitas vaksin menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang merespons vaksin dan membangun perlindungan terhadap penyakit.

Sebagian besar reaksi setelah vaksinasi bersifat ringan dan dapat ditangani dengan mudah.

Kenali Apa Itu Vaksin lewat artikel ini: Apa Itu Vaksin? Manfaat, Efektivitas, dan Efek Samping.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaktivitas

Beberapa faktor dapat memengaruhi reaktivitas seseorang, antara lain:

  • Genetik: Faktor genetik dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons stimulus emosional.
  • Pengalaman Hidup: Pengalaman traumatis atau stres berat dapat meningkatkan reaktivitas emosi.
  • Kondisi Kesehatan Mental: Gangguan kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan dapat memengaruhi reaktivitas.
  • Lingkungan: Lingkungan yang tidak mendukung atau penuh tekanan dapat meningkatkan reaktivitas.

Cara Mengelola Reaktivitas

Mengelola reaktivitas yang berlebihan penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional. Berikut beberapa tips yang dapat dicoba:

  • Teknik Relaksasi: Latihan pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi reaktivitas.
  • Olahraga Teratur: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
  • Tidur yang Cukup: Kurang tidur dapat meningkatkan reaktivitas emosi. Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
  • Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi dan hindari makanan olahan, gula, dan kafein berlebihan.
  • Konseling atau Terapi: Jika reaktivitas sangat mengganggu, mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika mengalami hal-hal berikut, sebaiknya mencari bantuan profesional:

  • Reaktivitas yang berlebihan mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Sulit mengendalikan emosi.
  • Sering merasa cemas, marah, atau sedih tanpa alasan yang jelas.
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Jika merasa kesulitan mengelola reaktivitas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental melalui aplikasi Halodoc.

Dengan penanganan yang tepat, dapat mengelola reaktivitas dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup.

Tunggu apa lagi? Yuk hubungi ahli dengan klik banner di bawah ini!

Referensi:
Vocabulary.com. Diakses pada 2025. Reactive – Definition, Meaning & Synonyms.
Indeed. Diakses pada 2025. Reactive vs. Proactive Behavior: What’s the Difference?
Resolve Counseling. Diakses pada 2025. Proactive Versus Reactive Responding.